°°°11°°° Jadi Bahan Perhatian

55 4 0
                                    

Abella terbangun dari tidurnya dan bergegas masuk ke kamar mandi, matanya sangat sembab akibat memikirkan masalah kemarin. Sebenarnya ia tidak ingin kesekolah karena tidak enak badan tapi hari ini dia akan ulangan harian apalagi pak killer yang masuk.

"Abella, kamu udah bangun kan?" panggil mama dari luar.

"Iya," jawab Abella.

Setelah semuanya siap, Abella langsung turun untuk sarapan pagi bersama keluarganya.

"Morning sayang," sapa mama yang melihatku berjalan kearah meja makan.

"Morning ma," sapa balik Abella.

"Mana kak Nathna?" tanya Abella.

"Masih molor kali," ucap mama.

"Ohhh,"

"Ma, Abella pamit yaaa, assalamualaikum" ucap Abella dengan mencium tangan mamanya.

"Hati-hati sayang" ucap Abella.

Abella berjalan dengan santai, saat ia membuka pintu gerbang ia melihat Retno sekaligus pacarnya. Ia semakin lemas saat melihat Retno, dia langsung melangkah kearah halte tak menghiraukan Retno.

"Hai sayang," sapa Retno.

"Hai kak" sapa balik Abella.

"Sayang," ucap Retno dan menarik tangan Abella.

"Apaan sih, lepas" ucap Abella dan melepaskan tangannya.

"Udah siap, pengangan nanti kamu jatuh" ucap Retno.

Abella tidak akan sudi memengang atau memeluk pinggang cowok seperti ini, Abella hanya memeluk tubuhnya sendiri merasakan hembusan angin. Di perjalanan menuju sekolah hanya hening.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, semua pasang mata melihat diriku bersama dengan Retno. Abella risih ditatap oleh mereka seperti itu apalagi perempuan beserta cabe-cabenya berdiri disana yang siap menerkam diriku.

Setelah melepaskan helm milik Retno, Abella langsung berjalan kearah kelasnya tapi tiba-tiba saja Retno menarik tangannya. Lagi-lagi orang yang ada disana kaget dengan sikap Retno dan Abella.

"Apaan sih kak lepas, semua orang liat kita," teriak Abella yang berusaha melepaskan tangannya, tetapi nihil kekuatan Abella tidak sebanding dengan Retno.

"Yuk," ucap Retno meninggalkan tempat parkiran.

Semua pasang mata melihat mereka semua saat berjalan di koridor sekolah, Abella hanya menundukan kepalanya karena tidak siap di tatap seperti itu.

"Udah sampai, selamat belajar" ucap Retno dengan mencium kening Abella, semua orang disana berteriak karena kaget.

Abella langsung berjalan kearah bangkunya dengan langkah yang lemas,

"Bel, loh pacaran sama Kak Retno?" tanya Gisella dengan nada yang pelan.

"Ehmmmm," jawab Abella malas.

"Loh terima dia jadi pacar loh?" tanya lagi Gisella tak percaya.

"Iya,gue nggak tau harus bilang apa karena dia ngancem gue, kalau gue nggak terima, dia bakalan rusak gue, dan lagian dia nembak gue di villa keluarganya yang sepi" ucal Abella dan sesekali meneteskan air matanya.

"Loh yang sabar ya" ucap Gisella dengan memeluk tubuhku yang sudah bergetar.

"Gue harus gimana Sel, gue lemah" ucap Abella ditengah-tengah tangisnya.

"Buat apa coba jalanin sebuah hubungan kalau nggak saling suka" ucap Gisella dengan mengusap kepala Abella.

Kringg....Kring....Kring

"Selamat pagi anak-anak" sapa Pak Killer.

"Pagi pak" ucap mereka kompak.

"Siapkan kertas diatas meja, hari ini kita ulangan" ucap Pak Killer.

"Iya pak" ucap mereka kompak.

"Jangan ribut, jangan kerja sama kalau bapak liat ada yang kerja sama saya akan robek kertasnya dan berdiri didepan bendera" ucap Pak Killer lantang.

"Iya pak" ucap mereka.

Abella tidak memperhatikan pelajarannya, ia malah asik merenungkan nasih dirinya.

"Abella Ariza Alvanno" panggil Pak Killer marah

"Iya pak," ucap Abella kaget.

"Silahkan keluar, kamu saya hukum berdiri di deoan bendera sampai saya keluar dari kelas ini" ucap Pak Killer lantang.

"Baik pak" jawab Abella dan langsung berjalan keluar.

Sial gue nggak ikut ulangan dee, jadinya susulan nii! Batin Abella.

Seaampainya dilapangan Abella langsung berdiri dengan mengangkat kakinya satu dan memengang telinganya. Abella sempat kaget karena yang olahraga kelas Kak Nathan.

Abella berdiri dengan lemas, ia sudah tidak tahan apalagi terik mataharinya semakin panas. Saat Abella berdiri disana tiba- tiba saja ada benda yang mengenai kepalanya sehingga terjatuh dan semuanya gelapp.

"Abella," ucap Angga yang melihat Abella terjatuh akibat bola basket.

"Abella," ucap Kak Nathan pula.

"Sayang," ucap Retno juga.

Kak Nathan langsung menggendong Abella ke uks, ia tidak mau terjadi sesuatu dengan adiknya.

Sesampainya di uks Kak Nathan langsung membaringkan tubuh Abella ke ranjang uks, Kak Nathan semakin panik karena Abella nggak sadar-sadar.

"Bel, bangun" ucal Kak Nathan lalu mencopot sepatu Abella.

"Kalian keluar aja dulu, biar gue yang jaga Abella" ucap Kak Nathan.

"Sorry bro" ucap Angga bersalah

"Iya nggak apa-apa" ucap Kak Nathan.

"Dek bangun" ucap Kak Nathan panik.

Abella merasa kepalanya sangat pening, dan ia merasa di dalam ruangan, ia mulai membuka matanya dan benar ia sekarang ada di uks.

"Gue dimana?" ucap Abella dengan memengangi kepalanya yang tersa sakit

"Loh di uks, tadi loh pingsan akibat kena bola basket" ucap Kak Nathan.

"Kok kamu bisa di lapangan?" tanya Kak Nathan.

"Abella dihukum sama Pak Killer akibat ngelamun" ucap Abella.

"Nih minum dulu" ucap Kak Nathan dengan memberikan air putih.

"Makasih kak" ucal Abella tersenyum.

****
Bagi votenya dong...
Next chapter

You're My One And OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang