#03

148 31 0
                                    

Hari ini libur sekolah. Tentu saja,karena hari ini hari Sabtu. Biasanya kebanyakan siswa akan menghabiskan sisa waktunya di hari Sabtu dengan belajar, belanja atau berkencan. Hal yang sama sekali jarang atau bahkan tidak pernah Irene lakukan di akhir pekan.

Irene sudah siap. Ia berkaca sebentar lalu sedikit memberikan semprotan vitamin pada rambutnya sebelum dirinya meraih slingbag dan keluar dari kamar apartemen nya.

Ia berjalan seperti biasa. Memandang lurus kedepan dengan langkah sedang sambil memegang tali slingbag sebelah tangan.

Di depan lift, ia sedikit menunggu sebelum akhirnya masuk. Hanya dirinya seorang. Lantas, telinganya ia sumpalkan headset sebelah. Tanpa lagu yang mengalun. Jam tangan yang melingkar di atas kulit putih tangannya menunjukkan pukul 07.15.

Seperti biasanya, Irene duduk di halte sampai bus dengan rute yang sesuai tiba dan Irene duduk di kursi sebelah kaca.

Pagi ini, udara terasa sangat dingin. Kaca pun sampai menyamarkan pandangannya karena embun. Irene suka musim dingin, tapi ia tak bisa berlama-lama di tempat yang dingin. Jika bukan karena tempat tujuannya yang jauh, mungkin Irene lebih senang memandang pemandangan tanpa perlu tidur merasakan sakit di kepala karena beberapa kali terbentur kaca.

Selama Irene tidur, seseorang yang sudah memperhatikannya dari jauh naik ke dalam bus lalu berdiri di sebelah kursi Irene. Ia tidak bisa duduk karena seorang pria paruh baya sudah menduluinya untuk duduk bersebelahan dengan Irene.

Ting!

Ponselnya berdenting, pasti ada pesan masuk yang sampai di ponselnya. Tanpa ragu, ia membuka pesan itu.

From: Pcy
Kau dimana, Baek? Apa masih lama?

Baekhyun membaca tanpa membalasnya, lalu dengan lancarnya ia keluar dari aplikasi pesan dan mematikan baterai ponsel. Hari ini ada sesuatu yang lebih penting daripada melakukan hal tak penting berkunjung ke club malam di siang hari untuk booking beberapa meja atas kehendak Chanyeol yang akan mengadakan acara ulang tahunnya malam ini.

Kemudian Baekhyun tercengang, Irene yang terlihat tidur bersandar di kaca sebelah kanannya kini menatap Baekhyun tanpa mengerjapkan mata. Wajahnya polos penuh dengan aura tenang dan damai. Membuat Baekhyun melamun sebentar untuk balas menatap matanya.

"Baekhyun-ssi?"

"Ne?"

"Sedang apa kau disini?"

Baekhyun diam, namun otaknya langsung berjalan seperti semula. "Apa aku tidak boleh ada disini?"

"Ani! Maksud ku, kau terbiasa memakai mobil dan ku kira stok mobil mewah mu belum habis kan?" Irene tergagap saat berbicara pada Baekhyun.

Baekhyun jadi makin suka.

Ia terkekeh menatap Irene yang sudah berbalik menatap bangku di depannya dengan sudut mata yang menerangkan bahwa ia melirik Baekhyun diam-diam.

Bus berhenti saat Irene menekan tombol di sisinya. Baekhyun kenal tempat ini, tak di ragukan lagi ini adalah tempat yang Baekhyun sangat kenal sejak setahun yang lalu. Tepat saat pertama kali Baekhyun mengikuti Irene dulu. Dan penyelidikan kali ini adalah kali pertama Baekhyun ketahuan terang-terangan oleh Irene.

"Baekhyun-ssi, aku duluan." Irene membungkuk sebelum jalan untuk memijak halte sepi.

Sengaja, Baekhyun berhenti di halte selanjutnya dengan jarak tak terlalu jauh demi menyelamatkan keberadaannya dari Irene yang sudah masuk ke salah satu restauran di Bandara.

Ya, Bandara.

Baekhyun tau pasti bahwa Irene akan menuju restauran itu untuk bekerja part time. Demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya tanpa kehadiran kedua orang tua Irene yang masih dipertanyakan keberadaannya oleh Baekhyun. Dengan amat sangat hati-hati, Baekhyun akhirnya berhasil masuk ke dalam restauran untuk duduk di salah satu sofa pojok restauran. Matanya menyelusuri ruangan, berharap keberadaan Irene tertangkap oleh Baekhyun dari spot ini.

Hampir satu menit Baekhyun melirik ke setiap sudut, sosok itu muncul dari sebuah ruangan di depan kasir kosong yang sekarang diisi oleh kehadirannya. Panjangnya antrian sebelah membuat Irene menarik beberapa pengunjung demi mempercepat pelayanan restauran ini. Baekhyun tak pernah bosan terus-menerus tersenyum saat melihat senyum Irene.

Tanpa menunggu lama, ia memesan makanan dan minuman pada seorang pelayan dan mengeluarkan ponselnya. Membuka aplikasi Kamera untuk memotret Irene dari jarak yang tidak terlalu jauh ini. Hasilnya tak perlu ditanya, 93% menempatkan wajah Irene yang begitu cantik dengan senyuman, tawaan, tatapan yang dalam kemudian sisanya 7% saat Irene melirik pada rekan sebelahnya.

Dia pria.

Perlu disayangkan 7% fotonya gagal total karena kehadiran pria tampan itu. Jika Baekhyun sebut dia tampan, bukan berarti pria itu bisa menandingi ketampanan Baekhyun yang serupa vampire Blasteran Korea-Rusia yang sedang menyamar.

Pria itu tinggi, cukup melampaui tinggi Baekhyun sepertinya. Matanya tajam seperti ujung panah atlet ternama. Hidungnya juga tidak bisa dibilang pesek, sangat jelas berbentuk lancip. Jangan lupakan tulang rahang yang terkesan kokoh dan tirus. Pria itu terkesan dingin dan hanya memberikan senyum tipis hingga giginya terlihat seperti kuda.

Mata Baekhyun menyipit, terarah pada name tag pria itu yang berlatar hitam dan font hoefler text bercetak miring menambah kesan mewah dengan kesederhanaan seragamnya.

Baekhyun iri, jadi ingin mencoba melamar bekerja disini jika dibolehkan oleh Ayahnya. Andai saja.

"Mungkin, aku harus mencobanya." Gumam Baekhyun membuka kontak Ayahnya lalu mengetikkan beberapa rangkaian kata memohon.

From: Abeoji
Abeoji, aku ingin mengatakan sesuatu. Mungkin ini akan membuat Abeoji marah, tapi, aku sadar bahwa selama ini aku selalu menghabiskan uang hasil jerih payah Abeoji dengan sangat semena-mena. Aku sadar itu, dan setelah dipikir-pikir aku terlalu berdosa. Aku akan mencoba melamar bekerja demi membayar ketidaksengajaan ku itu pada Abeoji. Merasakan lelahnya mencari uang demi menghidupi seseorang

Sent.

Baekhyun berdegum kencang menunggu balasan dari Ayahnya yang segalak ibu tiri. Entah apa yang dipikirkan Baekhyun hingga akal pikirannya hilang untuk menghampiri kasir pria itu yang kosong. Pria itu licik, dalam jam kerja tapi ia masih sempat-sempatnya memandang perempuan. Cih.

"Pesan apa?" Tanya pria itu ramah. Baekhyun tidak memandangnya, ia memilih menatap Irene yang sempat termangu melihat keberadaan Baekhyun disini.

"Apa saja." Dingin Baekhyun.

"Jeosonghamnida, tapi---"

"Aku bilang apa saja. Selain memandang Irene di jam kerja mu." Baekhyun menatap tajam pada pria itu sambil menekan kuat perkataannya. Pria itu bingung, memandang Baekhyun dan Irene bergantian.

"Ne, jeosonghamnida."

"Baekhyun-ssi."

"Aku menunggu mu sampai pulang."

+=+=+=

Special GirlWhere stories live. Discover now