Urusan dengan Oma Lastri ukur mengukur baju akhirnya selesai, Oma langsung mengajak kita ke tempat percetakan, ya buat apa lagi kalo bukan buat cetak undangan.. Beberapa contoh undangan tergeletak di atas meja, beberapa katalog juga bikin penuh meja yang ada di depan gue juga Ali.
"Yang ini aja gimana?" gue menunjuk satu kartu undangan berbentuk hati dengan warna mint dan pita berwarna silver menghias di tengah undangan. Ali menggeleng, meletakkan tangan di dagu nya seolah berpikir.
"Yang ini deh nih.." tangan nya mengangkat satu kartu undangan berbentuk persegi dengan warna hitam dan tinta emas sebagai tulisan nya.
"Iihh norak! Yang ini lebih bagus lah.. Lebih simple tapi unik kelihatan nya Li.. yang bentuknya persegi gitu kan orang udah banyak yang pake!" Jawab gue kekeh dengan apa yang gue pilih. Di tengah debatnya kita tiba-tiba Kiya menunjuk satu kartu undangan di dalam katalog yang entah dia ambil dari mana. Undangan di dalam frame dengan foto pengantin di dalam nya.
"Aya, Oya..ini lucu yaa?"
"Nahh..itu yang terbaru mas, mbak.. sekarang udah jarang yang pakai foto di cetak di kartu undangan biasa, itu bingkai foto jadi undangan dari mas sama mbak bisa di pajang sama tamu-tamu undangan yang datang seperti cendramata.." jelas laki-laki yang ada di depan gue.. Sejenak berfikir, siapa yang mau pajang foto gue sama Ali di rumah nya,paling nanti isi frame di ganti foto mereka..
"Ahh sayang juga itu mas, siapa yang mau pajang foto kita.. Emangnya kita artis.. hahaha" ujar gue..
"Yang ini Aya..Oya?" lagi, Kiya menunjukan satu buah kartu undangan, bergambar karikatur pengantin.. Simple but it's so cute!
"Ihh keren nih.. Yang ini aja gimana? Tapi mas aku pengen custom warna nya ya.. babypink pake gradasi shockpink gitu.. biar masuk sama tema acara wedding nya juga.." ceroscos gue tanpa menunggu persetujuan dari Ali..
"Eeehh gak nanya aku dulu..?" Ali buka suara.
"Udah tau kok kamu pasti bilang iya sama yang ini.. kalo mau protes sama warna pink aku gak mau denger ya.." tukas gue.
"Baiklah...baiklah... buat yang satu ini suka-suka kamulah sayang.." Ali menganggukan kepalanya lalu mengacak lembut rambut gue..
***
"Sah?" suara penghulu bertanya pada saksi di kanan-kiri kami..
"Saaahhh..." sahut mereka berbarengan. Rasanya ada yang menggelitik perut gue untuk tertawa terbahak-bahak saat ini tapi gue tahan, entahlah rasanya lucu status gue saat ini sudah jadi seorang istri dari sosok cowok yang pernah ngira kalo gue ini cewek simpanan nya bang Ricky..
"Ayaa..." Kiya menghampiri gue juga Ali dengan menggandeng seseorang di sampingnya.. Sosok anak laki-laki yang tak lagi asing buat gue juga Ali..
"Ehh haii Kiyaa kuu sayaaangg.. Aya kangen iihh.." ya, gue kangen Kiya beberapa hari jelang acara Kiya lebih sering tinggal bersama Oma dari Moya nya, yes..di rumah Ali karna tau sendiri lah jelang hari-H di rumah selalu dalam keadaan sibuk..
"Aahh..Ayaa..Kiya juga kangen Aya kok.. Kenalin, ini..."
"Fazka?!" sahut gue juga Ali berbarengan. Kiya menepuk keningnya lalu menggeleng pelan.
"Iyaa Kiya tau ini Fazka.. tapi kenalin ini Fazka pacar nya Kiya.. Pasangan nya Kiya jadi pengantin nanti kayak Oya sama Aya.." Fazka yang berada di samping kiri Kiya menganggul tanda menyetujui ucapan Kiya, seketika gue menatap Ali dengan menahan tawa gue begitu juga Ali menatap gue dengan pipi menggembung menahan tawa nya.
"Hahahaha..." tawa gue juga Ali pecah membuat beberapa orang di dekat pelaminan menoleh ke arah kita saking keras nya tawa yang kami timbulkan.
"Ih..kalian ini masih kecil.. belum boleh pacaran! Aya bilangin Poya nih.." ancam gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter In Love
FanfictionAzkia Putri Pramana (Kiya), ponakan dari kakak cowok gue satu-satu nya. Lahir tanggal 01-03-13 angka cantik bukan? 1313! Dan semuanya berawal karna Kiya...