Bakti Pendekar Binal 4

3.3K 64 3
                                    

"Meski Ok-jin-kok dipandang sebagai daerah maut bagi orang Kangouw, tapi kalau Yan Lam-thian mau menerjang ke sana, memangnya siapa yang mampu merintangi dia? Dulu dia sudah terjebak satu kali, sekarang dia pasti akan bertindak lebih hati-hati," sinar matanya yang biasanya penuh tipu akal itu kini menampilkan rasa khawatir dan jeri, ia menghela napas panjang, lalu menyambung pula, "Sekali ini kalau dia datang lagi, maka kawanan Ok-jin kami ini mungkin akan berubah menjadi Ok-kui (setan jahat) semuanya ...."

"Apakah engkau yakin ilmu silatnya telah ... telah pulih seluruhnya?" tanya Siau-hi-ji.

Dengan gemas To Kiau-kiau menjawab, "Biarpun ilmu silatnya kini belum pulih, tapi Ban Jun-liu itu tentu sudah berhasil menemukan obat baru yang dapat menyembuhkan lukanya, kalau tidak masakah dia berani membawanya kabur dari Ok-jin-kok?!"

"Betul!" ucap Siau-hi-ji setelah berpikir sejenak. "Sementara ini ilmu silatnya tentu belum pulih, kalau tidak, mungkin sekarang dia sudah mencari kalian untuk membikin perhitungan lama. Dan kalau Ban Jun-liu berani membawanya lari, kukira dia pasti yakin dapat menyembuhkan lukanya."

"Cuma sukar diketahui bilakah lukanya akan dapat sembuh seluruhnya, bisa jadi tiga tahun atau lima tahun lagi atau mungkin delapan atau sembilan tahun pula, yang kuharap hanya semoga jangka waktu itu akan semakin lama."

"Akan tetapi bukan mustahil saat ini juga kesehatannya sudah pulih, bukan?" Siau-hi-ji menambahkan dengan perlahan.

Tergetar To Kiau-kiau, ia tatap Siau-hi-ji dengan tajam, katanya, "Kau berharap dia sudah sembuh saat ini juga?"

Siau-hi-ji tenang-tenang saja, jawabnya dengan perlahan, "Meski bukan begitu harapanku, tapi apa pun juga kita harus berpikir dulu ke arah yang buruk."

To Kiau-kiau terdiam sejenak, katanya kemudian, "Ya, betul juga, bisa jadi saat ini ilmu silatnya sudah pulih dan mungkin pula dia sedang mencari kami ...." pandangannya tiba-tiba menerawang keluar kereta dan tiada minat buat bicara pula.

Kereta kuda itu semakin kencang larinya, cambuk si kusir terdengar menggelegar seakan-akan ingin cepat-cepat sampai di tempat tujuan untuk ikut menonton pertarungan yang sengit dan menarik itu.

Siau-hi-ji juga memandang keluar kereta, gumamnya, "Saat ini Yan Lam-thian entah berada di mana? Sungguh aku sangat ingin tahu ...."

*****

Sebuah lembah kecil dikelilingi lereng dari tiga jurusan, sementara itu di lereng bukit itu sudah penuh berdiri beratus-ratus orang, bahkan di atas pohon juga sudah penuh bertengger penonton tanpa bayar.

Kereta kuda mereka berhenti di luar lembah sehingga Siau-hi-ji tidak dapat melihat suasana di tengah lembah. Hanya terdengar suara ramai orang berbincang, "Suseng (pelajar) yang kelihatan lemah lembut itu apakah betul ahli waris dari Ih-hoa-kiong? Sama sekali tak tertampak dia memiliki ilmu silat yang tinggi."

"Tapi kabarnya di dunia Kangouw saat ini tiada orang yang lebih lihai daripada ilmu silatnya, bahkan Kang-tayhiap juga sangat kagum padanya, entah kabar ini dapat dipercaya atau tidak?" demikian yang lain menanggapi.

Segera seorang lagi menukas dengan tertawa, "Jika tidak percaya, kenapa kau sendiri tidak mencobanya?"

Orang tadi melelet lidah dan menjawab, "Buset, aku masih ingin hidup lebih lama dengan istriku yang masih muda itu."

Lalu seorang lagi berkata dengan gegetun, "Usianya masih muda belia, tapi ilmu silatnya sudah nomor satu di dunia, orangnya cakap pula, di dunia ini rasanya tiada orang lain yang dapat melebihi dia."

Yang lain juga menanggapi dengan kagum, "Ya, 'Putra kebanggaan Thian', istilah ini sungguh cocok sekali baginya. Bilamana aku dapat hidup satu hari saja seperti dia, maka puaslah aku."

Twins aka Pendekar Binal (Jue Dai Shuan Jiao) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang