ENAM

13.1K 461 34
                                    

ADITYA PRAWIJAYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ADITYA PRAWIJAYA

Zia sudah berjalan mendekati halaman rumahnya, namun terhenti tepat di belakang sebuah mobil range rover hitam, mata Zia menyipit, orang kaya mana yang sudi mendatangi rumahnya yang sudah bertahun-tahun tidak pernah kedatangan tamu. Mata Zia beralih ke teras rumah, disana sudah duduk seorang cowok dengan berjas merah, dan kelihatan lebih tua tiga atau empat tahun dari Zia tengah menatap santai, cewek itu menghampiri. "Maaf anda siapa, mau cari siapa ?", tanya Zia sopan. Bukannya menjawab cowok itu malah tersenyum manis, Zia mengakui bahwa cowok itu sangat tampan, tapi sayangnya ia tidak terpesona sama sekali. "Ternyata kamu tumbuh jadi cewek yang sangat cantik", ucapnya lalu berdiri. "Maksudnya ?", Zia dibuat bingung, "Sebelumnya aku minta izin, untuk beberapa menit kedepan waktu aku bakalan nyita waktu kamu, kedua apa kamu gak mau nyuruh aku masuk ?". Refleks Zia mundur selangkah. "Kamu maling ya ?". terdengar tawa dari cowok itu hingga terukir sebuah lesung pipi. "Kalau aku maling udah dari tadi aku acak-acak rumah kamu"

"Terus ?", Zia masih siaga. "Aku kan udah bilang untuk beberapa menit kedepan kamu mesti ngeluangin waktu kalau mau tahu tentang siapa aku dan maksud kedatangan aku kemari, aku gak lagi bercanda, ini penting buat kamu dan juga masa depan kamu". Mendengar itu Zia berpikir sebentar lalu bergerak untuk membuka pintu rumahnya, keduanya masuk dan Zia mempersilahkan cowok itu duduk di sebuah kursi kayu. "Maaf berantakan", ucapnya lalu ikut duduk tepat di depan cowok itu, jarak mereka hanya dihalangi sebuah meja kaca berbentuk persegi. "Gak masalah, oke aku gak bakalan basa-basi, namaku Aditya Prawijaya, kamu bisa manggil aku Adit, aku anak dari Surya Wijaya, ayah kamu"

Zia sempat menegang, ia tidak tahu harus mempercayai Adit atau tidak, tapi menurut penglihatannya Adit sedang berkata jujur tanpa ada kebohongan, mata elang Adit tidak menunjukkan kepalsuan sedikitpun. "Aku gak tahu kamu bicara jujur apa gak, yang pasti aku masih belum percaya kalau kamu gak ngasih aku bukti, aku gak punya seorang ayah sejak sebelas tahun lalu"

"Udah aku kira, sifat kamu sama persis kayak papa, gak mudah percaya sama orang baru", lalu Adit mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya, beberapa lembar foto, dan sebuah kalung putih dengan ukiran nama ALZIA. Ini foto-foto kamu dari umur satu sampek lima tahun, dan ini adalah kalung yang pernah kamu pakai sewaktu umur 4 tahun, aku gak tahu kamu masih ingat apa gak, yang jelas hanya benda-benda ini yang bisa papa bawa sebagai kenang-kenangan dari kamu", Zia hanya memandangi foto lalu kalung itu, ia sempat mengingat, memang ia lupa pernah memakai kalung itu, tapi di salah satu foto masa kecilnya yang ia pajang di kamar menunjukkan kalung itu begitu jelas menghiasi leher mungilnya, Zia kembali menatap Adit memberi isyarat untuk bercerita lebih detail. "Papa sering cerita tentang kamu, kamu lahir 2 desember 1999 jam 6.40 di rumah sakit kasih bunda, kamu alergi ikan jadi tiap harinya kamu cuma makan bubur, ayam, telur, tahu tempe, kamu suka banget sayur kecuali selada, kamu gak suka pizza dan humberger, kamu pernah muntah gara-gara makan durian dan sampek sejak itu kamu benci banget sama buah itu, waktu kecil kamu paling seneng nulis, kamu pernah nangis sampek gak mau makan seharian gara-gara rambut kamu dipotong pendek sama bundamu, kamu takut banget sama gelap dan belalang, tiap hujan kamu pasti maksa buat hujan-hujanan, waktu kecil kamu pernah bilang sama papa mau jadi pramugari karena bisa keliling dunia secara gratis, dan hal yang paling bikin kamu nyaman adalah dipeluk, makanya tiap kamu nangis papa selalu gendong kamu sampek kamu tertidur". Zia terperangah, Adit begitu lancar mendeskripsikan dirinya sampai ke hal-hal yang terkecil, jadi tidak ada alasan lagi untuknya tidak percaya pada Adit. "Apa masih belum percaya ?" tanya Adit lagi, Zia diam.

HEART & HURT (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang