"Eonni mianhae"
"Aku muak padamu. Kau tau benalu? Itu seperti dirimu"
"Eonni hiks aku tidak bermaksud hiks"
"Bisakah kau mati saja"
BYUR!
"apa yang kau lakukan pada adikmu!!"
Plak!
"Dia membunuh adiknya"
"Benarkah? Woah dia seharusnya mendekam di penjara"
"Aku tidak mau satu sekolah dengan pembunuh"
"Pembunuh!"
Pembunuh!
Pembunuh!
Pembunuh!"ANIA!!"
Hosh hosh hosh
Mimpi ini lagi. Mimpi yang menghantui Bona akhir akhir ini. Pertengkaran dengan adiknya, kematian adiknya, ginjungin orang orang, tamparan dan makian dari orang tuanya.Apa sebaiknya dia ikut mati bersama adiknya. Dengan begitu tidak ada lagi rasa sakit yang akan dia rasakan. Tidur tenang selamanya, ide yang tidak buruk. Tapi jika dia melakukanya, dia yakin. Orang orang yang bahkan hanya tau sampul hidupnya akan malah terus mencela dirinya. Dan dia tidak mau itu terjadi.
**
Tiga hari. Sudah tiga hari dimana kejadian sialan itu terjadi. Dimana anak SMA memergoki sesi make outnya, dan parahnya berhasil membodohinya. Itu membuat dirinya kesal, dongkol, marah luar biasa sepanjang hari. Ini hari Minggu, dan Taehyung berencana menghampiri Bona dan memberi gadis itu pelajaran. Dia tidak akan hidup tenang sebelum foto itu dihapus dari muka bumi ini. Maka dari itu dia harus menghapusnya, bagaimanapun caranya.
"Ahjussi" sapa Bona riang.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Bona keluar dan langsung duduk di sofa seberang. Dan lihatlah senyum itu. Tenang dan tanpa beban. Sangat cerah. Berbanding terbalik dengan Taehyung yang hampir gila memikirkanya. Bukan Bona tapi foto yang dia bawa. Sialan bukan.
Dan Bona. Tentu saja dia sangat senang. Sudah lebih dari empat bulan tidak ada yang menjenguknya. Dan tiba tiba saja dipagi minggu yang cukup dingin ini guru piket ke kamarnya. Berkata bahwa seorang pria mencarinya. Bona tidak usah berpikir dua kali untuk menebak siapa yang datang. Karna dia tidak punya siapa siapa lagi yang dengan senang hati menemuinya.
"Cepat hapus foto itu"
Bona menggeleng. "Tidak ada yang gratis didunia ini"
Taehyung tak terima. Bukanya dia kemarin sudah membantu Bona agar tidak dikeluarkan. "aku sudah membantumu waktu itu!"
Bona tetap tidak bergeming. Malah sekarang melipat tanganya di dada. Tolong ingatkan Taehyung bahwa sekarang mereka di area Sekolah, sehingga dia tidak lepas kendali dan berteriak seperti kemarin. "Kemarikan handphonemu. Selagi aku masih baik" ancam Taehyung
Bona tetap menggeleng bahkan sekarang menggelembungkan kedua pipinya. "Ahjussi aku imut kan?"
plak!
Taehyung menepuk jidatnya frustasi. Sudah cukup, ini lebih melelahkan dibanding rapat dengan dewan pemegang saham. Taehyung benar benar geram sekarang. Dia berdiri dan menerjang Bona disebrang meja. Mencoba meraih handphone Bona yang sudah dia angkat tinggi tinggi."Kemarikan atau kubunuh kau!"
"Yak ahjussi kau mau membunuh gadis SMA?"
"Kemarikan!"
"Shireo!"
"Yak!"
Plup
Aman sudah handphonenya. Taehyung memandang takjub gadis didepanya. "Jika ahjussi berani ambil saja" tantang Bona menunjuk dadanya. Handphone tadi dia masukan di branya. Cerdik bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae Ahjussi ✔️
Fanfiction"ahjusshi aku imut kan?" "ahjusshi kenapa kau tampan?" "ahjusshi sepertinya aku menyukaimu" "ahjusshi saranghae" Jika aku lupa kau berumur 15 tahun jangan salahkan aku jika kau berakhir terkapar diranjangku malam ini -kth- ** Ini cerita pertama aku...