5

11.1K 981 19
                                    

Jungkook menyeruput minuman di kafetaria dekat kantor Taehyung. Bibirnya dari tadi komat kamit tidak jelas menyumpahi Taehyung."Dasar pedofil! Aku tebak samchon pasti suka pada gadis itu"

Setelah dia bilang dia tertarik dengan gadis tadi. Dengan tidak terhormatnya dia langsung ditendang keluar kantor Taehyung.

Antara yakin tidak yakin. Jungkook menajamkan matanya melihat meja kasir. "Sebentar sebentar. Itu seperti gadis tadi" ucapnya bersemangat.
Setelah dia amati beberapa saat. Dia yakin gadis yang sedang melayani salah satu pengunjung itu gadis yang berada di kantor pamanya tadi.

"Permisi, pegawai didepan meja kasir itu. Kapan jam pulangnya?" tanya Jungkook pada salah satu pegawai yang sedang membersihkan meja sebelah.

Pegawai itu tampak berpikir. Melirik meja kasir. "Oh. Dia pekerja part time. Jam sembilan malam dia sudah boleh pulang"

Jungkok mengangguk berterimakasih. Dilihat jam tanganya. Sepertinya dia harus menunggu sedikit lama kali ini.

.
.
.
.

Jam sudah menunjukan jam sembilan lebih tujuh menit. Jungkook melirik meja kasir. Saat yakin incaranya sudah tidak ada, dia berdiri. Bersiap menuju pintu belakang kafetaria.

Jungkook menggigil. "Kenapa gadis itu tidak keluar keluar" runtuknya bersandari di tembok sambil mengusap usapkan kedua tanganya.

Cklek~~

"Hoi!"

Gadis itu menengok kebelakang. Dia melirik kekanan kekiri. "Aku?" tanyanya menunjuk dirinya sendiri.

Jungkook mengangguk. Dia melangkah sampai tepat didepan gadis itu. "Boleh minta Id mu?"

Gadis itu mengerutkan alisnya. "Kau siapa?" tanyanya.

Jungkook tergelak menutup mulutnya. Mencoba terlihat setampan mungkin. "Kau lupa dengan pria setampan ini?" tanyanya narsis.

Gadis itu semakin bingung. Bagian 'pria tampan' memang benar, dia tidak mau munafik. Pria didepanya memang sangat sangat tampan. Tapi  bagian 'lupa', dia bahkan yakin ini pertama kalinya bertemu pria didepanya.

Gadis itu tetap diam. Berfikir, mungkin saja pria didepanya ini seorang penjahat. Tanpa berkata, gadis itu berbalik dan berlari.

Jungkook terasa terhipnotis dengan mata gadis itu. Berwarna coklat pekat. Dan sangat meneduhkan.
Dia hampir tidak sadar jika tidak mendengar suara sepatu menjauh. Saat sadar, incaranya sudah berlari jauh hampir tak terlihat.

"YAK KAU MENINGGALKANKU BEGITU SAJA? AKU BAHKAN SUDAH MENUNGGUMU BERJAM JAM. AKU RASA PERUTKU AKAN MELEDAK KARNA MEMINUM 15 BUBLE TEA!" teriakan Jungkook menggelegar. Dia mengusap wajahnya frustasi.

Sedangkan gadis itu tetap berlari. Dia bahkan tak mendengar teriakan murka Jungkook.

**

Cklek~~

Bona membuka pintu utama rumah Taehyung sepelan mungkin. Merapal doa agar sang empu pemilik rumah sudah tertidur. Sehingga dia tidak tertangkap basah pulang malam.

"Dari mana saja kau? Kau pikir rumahku hotel? Apa jam di handphonemu sudah tidak berfungsi? Jam 10. Kau ini anak gadis. Dan baru pulang? Yang benar saja!"

Glek!
Bona menelan ludahnya sendiri. Dia menengok horor ke arah sofa. Dan benar saja. Taehyung disana sedang duduk manis melipat tanganya didada, menatapnya tajam nan mengintimindasi.

Bona berjalan pelan kearah taehyung. Mencoba memutar otaknya. Dia harus jujur atau tidak. "Aku tadi..."

"Tadi?!"

Saranghae Ahjussi ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang