Pertemuan Heeseul dengan teman lamanya, Hyunrye benar-benar menjadi sebuah titik terang dari semua masalah yang dia miliki saat ini. Hatinya tidak salah menilai orang, kali ini terbukti kalau hati memang akan sekali membawa kepada hal yang baik bila kita berbaik sangka. Heeseul meyakini bahwa pertemuannya ini bukanlah kebetulan semata, tapi merupakan kehendak Tuhan. Mungkin dari semua masalah yang dia punya, Hyunrye-lah yang dapat membantunya.
Awalnya Heeseul sama sekali tidak ingin menceritakan apa yang terjadi pada dirinya di depan Hyunrye dan ayahnya. Tapi mereka memaksa untuk mengetahuinya sebelum memberikan bantuan yang bagiku itu sangatlah berarti. Masalahku bisa terselesaikan, dengan syarat aku mau menceritakan semuanya dari awal sampai akhir tanpa ada yang aku kurangi. Bahkan bagian Junsu yang hampir menodai diri ini, aku menceritakannya pada mereka.
Jung Yunho, ayah Hyunrye menunjukkan tempramentalnya saat Heeseul mengatakan hal yang sangat tidak pantas diceritakan itu. Dia seketika terlihat tidak senang dengan semua itu. Bagaimanapun dia punya seorang anak perempuan dan seakan-akan dia memposisikan dirinya sebagai ayahku dia berkata kalau dia akan menghancurkan orang itu saat itu juga jika dia bertemu orang itu, atau dia bisa melakukannya dengan mengandalkan koneksinya. Tapi semua itu dihentikan oleh Hyunrye, menurut anak perempuannya itu semua hal yang ayahnya katakan itu terlalu ekstrim. Di zaman yang sudah modern ini tidaklah perlu sampai menghancurkan orang dengan cara keji seperti itu, semua bisa dibuktikan bila kita memang benar. Sungguh keyakinan yang membuat Heeseul tidak salah menjadikannya seorang teman. Dia bisa sangat bijak dalam keadaan seperti ini. Heeseul yakin ayahnya pun bangga akan dirinya.
Lantas mengenai kesepakatan Heeseul dengan Junsu, hal itu pun tidak luput dia ceritakan. Sungguh memalukan harus menceritakan semua masalahnya pada mereka. Rasanya makanan yang disediakan Hyunrye di meja makan saat ini sulit sekali Heeseul telan. Bibir ini tercekat kala harus mengingat semua kejadian itu. Heeseul begitu sedih sampai air matanya mengalir dengan sendirinya.
"Heeseul-ah, tenanglah. Semua ini sudah terjadi, percuma kau sesali. Yang harus kau lakukan saat ini adalah buktikan kalau kau bisa bangkit menghadapi semua ini, tunjukkan pada Junsu itu kalau kau bisa menyelesaikan semuanya." Perkataan Hyunrye bagaikan sebuah siraman air diladang tandus.
"Hyunrye benar, kau harus bisa mengatasi semua masalahmu. Apa kau mau aku membantumu untuk membebaskan kekasihmu itu dari penjara sekarang juga? Aku rasa kenalanku di kepolisian bisa membantu, atau aku bisa carikan pengecara yang hebat untuk membantumu?"
"Appa!!" Hyunrye kembali mengeluarkan kekesalannya, dia dengan beraninya mencubit pinggang appanya dan kini orang yang baru Heeseul kenal itu mengaduh dengan sangat tidak elit. Berbanding terbalik dengan penilaian awal Heeseul, kalau dia itu sangat keren. "Heeseul sudah bilang bukan? Kalau dia ingin membereskan semua ini sendiri. Tolong hormati keputusannya appa."
"Baiklah-baiklah. Kali ini appa akan mengikuti kemauan kali berdua." Nada suara seorang Jung Yunho berubah, dia berusaha mengembalikan wibawanya. "Mungkin hanya ini yang bisa aku bantu, mengenai pembicaraan kita tadi sebelum kesini apa kau mau menerimanya?"
Mata Heeseul melebar, ternyata Tuan Jung ini benar-benar orang yang baik. Dia kembali pada titik awal maksudnya membawaku ketempat ini. Tempat dimana seperti yang dia katakan kalau ini adalah tempat awal dia membuka usahanya. Di Korea, dia tidak banyak membuka banyak usaha. Hanya toko ini saja yang dia punya sebagai kenang-kenangan dirinya dengan istrinya dulu sewaktu masih hidup. Selebihnya, semua usahanya dia kembangkan diluar negeri. Aku jadi tahu alasan sebenarnya kenapa Hyunrye harus pindah selepas High School dulu. Ayahnya tidak sanggup untuk mengingat semua hal indah ini.
"Aku akan lakukan apapun asalkan semua masalah ini bisa aku selesaikan. Semakin cepat bahkan semakin baik Tuanj Jung."
"Eiy, jangan panggil aku seperti itu." Aku yakin orang dihadapanku ini benar-benar bisa berubah-ubah wataknya. Kali ini dia bahkan bicara selayaknya aku seorang temannya saja. "Panggil saja aku ahjushi, ah tidak bagaimana kalau Op-"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY [END]
RomanceSaat hati manusia saling menyukai satu sama lain, saat itu cinta mulai tumbuh. Tidak peduli jika orang yang dicintai itu sudah memiliki pilihannya dan tidak peduli jika harus saling merasakan sakit karena kebodohan dan kebohongan, saat cinta menyapa...