Chapter 4

11 1 0
                                    


# Heeseul POV#

Ternyata dunia ini memang sempit. Aku tidak mengira kalau akan bertemu dengan orang aneh itu. Orang yang aku pikir sudah menghilang dari duniaku namun nyatanya dia masih tetap ada di sini. Bahkan kini dengan mata kepalaku, aku bisa melihatnya sedang melahap sepotong pizza. Sungguh menyebalkan.

Rasanya sial sekali hari ini, hilang semua mood-ku untuk berkasih mesra dengan Yoochun oppa. Padahal kalau tidak ada dia aku bisa bermanja-manja pada oppa. Sayang sekali semuanya harus berantakan.

"Odiga?" tanya Yoochun oppa saat aku berdiri dari duduk.

"Kedapur sebentar." Ucapku. "Sepertinya air ini harus diisi ulang." Lanjutku sambil menunjukkan botol air mineral yang sudah kosong.

Tanpa menunggu lagi aku langsung pergi dari hadapan kedua namja tampan itu. WAIT!! Tampan?? Kenapa aku aku menyebutnya tampan juga? Wajah macam dirinya itu tidak pantas disebut tampan, mau dilihat dari manapun wajah itu lebih pantas di sebut 'imut'. Aku terkikik sendiri akan pikiranku, bagaimana mungkin penyanyi yang selalu dikelilingi banyak wanita cantik itu disebut 'imut', sungguh menggelikan.

"YA!!" teriak Yoochun oppa membuatku terkejut.

"Oppa." Kataku sambil memandangnya kini.

"Apa mengisi minuman itu sangat menarik sampai kau terkikik begitu, eoh?" tanyanya.

"Oh, ini.." aku menjadi kikuk.

"Sudahlah, kajja kita makan diluar saja malam ini." Kini aku terkejut.

"Hanya kita berdua?" tanyaku.

"Ani, bersama Junsu juga. Tidak masalah kan?"

Pertanyaannya apa harus aku jawab? Apa aku harus jujur kalau aku ingin hanya berdua dengannya saja? Apa dia tidak merasa merindukan diriku? Apa-apaan ini semua? Gara-gara pria bermarga KIM itu kenapa semua acara hari ini harus jadi seperti ini. Padahal aku sudah berharap kalau aku bisa berduaan saja dengan Yoochun oppa.

"Emm.. gwenchana oppa." Jawabku dengan senyum tipis.

"OK! Kalau begitu kajja!"

Yoochun oppa menarik tanganku dengan lembut. Dia memang pria yang manis dan penuh kelembutan. Tidak salah aku bersamanya.

---

Semenjak malam itu aku semakin sering bertemu dengan Junsu, aku tidak mengerti dengan diri ini. Dibibir aku berkata tidak namun dalam hati ini ada rasa ingin mengiyakan setiap ajakannya. Aku tahu diri siapa aku ini, tapi sekali lagi hati ini berkata lain. Di dalam diri ini seakan ada satu hal yang menyuruhku untuk selalu bersamanya. Apa ini sebenarnya, dia seperti memiliki magnet tersendiri bagi hatiku ini.

Selintas akan pemikiran itu, aku tersadar akan hubunganku dengan Yoochun oppa. Akhir-akhir ini aku lebih dekat dengan Junsu di banding bersama dengan dirinya. Yoochun oppa selalu sibuk dengan segudang pekerjaannya. Aku tidak mengerti akan hal itu, mengapa dirinya jauh lebih sibuk di banding artisnya ini. Apa pekerjaannya itu jauh lebih berat di banding seorang artis papan atas seperti seorang Kim Junsu??

Jujur saja aku rindu akan sosoknya di sampingku, aku merindukannya disaat aku butuh. Beberapa akhir pekan ini aku merasa dia semakin jauh. aku sudah jarang bicara dengannya berdua, bertemu saja mungkin bisa dihitung dengan jari bahkan untuk berbincang lewat media telepon saja sungguh sulit. Aku harus menunggunya menelpon setelah beberapa sms ku kirim padanya. Jarak kami semakin renggang saja rasanya.

Namun aku berusaha untuk menyakinkan diri kalau Yoochun oppa tetap mencintaiku seperti keyakinan cintaku padanya. Aku berusaha untuk mengusir semua kemungkinan yang sangat tidak aku inginkan itu. Sungguh aku tidak ingin hubunganku dengannya harus rusak hanya karena keegoisanku yang selalu ingin bersamanya. Dia bekerja seperti sekarang juga untuk kehidupan masa depan kami nantinya. Aku harus bersabar jika ingin semua itu berjalan dengan lancar dan berakhir dengan manis seperti cerita putri-putri pada dongeng kerajaan tempo dulu.

LOVE STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang