Futago war...continue(Jery couple include~)

29 4 2
                                    

~~00~~

Yukito sudah bersiap tidur dengan merentangkan selimutnya menutupi hampir seluruh tubuhnya. Dia merasa sangat lelah dengan banyaknya kejadian aneh yang terjadi hari ini. Baru saja hendak memasuki dunia mimpi, suara langkah seseorang yang menyelinap ke dalam kamar memasuki pendengarannya. Makin lama suara langkah itu makin dekat...makin dekat...dan...

'Srak!!'

'Dugh!!'

"Aww!!"

Yukito menangkap suara seseorang yang sangat dikenalinya begitu menyibak selimut. Orang itu terjengkal ke dinding terkejutkan oleh Yukito yang terbangun seketika.

"Jeremy nii-san??" Gumam Yukito.

Ternyata orang misterius yang mengendap malam-malam bak seorang pencuri ulung itu adalah Jeremy yang baru pulang dari kencannya. Jeremy menghidupkan lampu kamar sambil mengelus kepala bagian belakangnya. Dia menghampiri kakak Kaito yang masih duduk terpaku pada ranjang.

"Hai', ore da~ (Ya, ini aku)" Balas Jeremy.

"Tumben nii-san pulang secepat ini? Biasanya menjelang pagi baru pulang." Yukito merebahkan dirinya kembali pada ranjang.

"Betsuni (tak ada alasan), mungkin mood -ku sedang tidak baik." Jeremy ikut membaringkan tubuhnya pada ranjang sebelah Yukito setelah melempar jaketnya ke sembarang tempat.

"Oi, letakkan jaket pada tempatnya, Chibi (pendek) nii-san."

'Tak!'

"Ack! Ittai~!"

Kini ganti Yukito yang mengelus kepalanya akibat sentilan Jeremy pada keningnya. Jeremy paling benci dipanggil chibi (pendek) oleh siapapun. Dia itu cukup tinggi, kok. Meski tingginya paling rendah dibanding semua anggota Phantom. Bahkan Mizuki pun lebih tinggi beberapa centi darinya. Tapi untuk ukuran pria, Dia termasuk pria jangkung terhitung dari tingginya yang mencapai 170 cm.

"Adik durhaka, seenaknya memanggilku chibi."

Jeremy beralih menggambil jaketnya pada lantai di dekat lemari kemudian memasangkannya pada hanger yang lalu digantungnya dalam lemari.

Meski tak terima dipanggil seperti itu, Dia tetap menuruti junior-nya itu. Benar-benar sosok ani yang sabar dan mudah dikerjai/dibully. Terutama oleh si jahil tingkat dewa, Mizuki dan pengikutnya, Kaito. Merekalah yang paling sering menjahili Jeremy.

"Ahh~~!! Mou...capeknya." Jeremy merenggangkan otot-ototnya masih dengan posisi menghadap lemari.

"Kali ini berapa onna?" Gumam Yukito sambil mengatupkan kedua pelupuk matanya.

"San (tiga). Ngghh...hoahmmm~!!" Tampaknya si chibi nan chubby ini sudah mengantuk. Jeremy mematikan lampu kamar kemudian melangkahkan kakinya kembali pada ranjang.

"Aku bolak-balik ke tiga café berbeda dalam satu mall. Fiuh=3 seperti biasa, para onna itu tak pernah tahu satu sama lain." Curhatnya lagi.

"Hmm...hati-hati karma." Gumam Yukito lagi tetap dengan posisi memunggungi Jeremy.

"Muri-muri (tidak-tidak mungkin)... Kau kan tau nii-san mu ini professional-..."

"..dalam hal menyakiti hati wanita." Sindir Yukito.

"Hey, aku tak pernah menyakiti mereka. Mereka sendiri yang datang padaku, meminta kencan denganku. Jika kutolak itu akan menyakiti mereka, kan. Makanya selalu kuterima saja ajakan mereka."

Hatsukoi (BoyxBoy)Where stories live. Discover now