REGRET

34 0 0
                                    

~~00~~

Prev Chapter

"Tapi yang bisa bertukar tubuh denganku dua orang, bagaimana ini? Tunggu! Yang lebih penting, apa kutukan itu nyata?"

Lagi-lagi keduanya saling bertatapan tanpa mengucap satu kata pun.

Beberapa detik kemudian, kening Dary mengerut. Diulurkannya tangan demi menyentuh jepit merah mengkilap yang tersemat pada poni si adik.

"Apa Kau membeli jepit ini?"

Si adik menggeleng.

"Seorang nenek memberikannya padaku saat aku menolongnya menyebrang jalan. Memangnya kenapa, kak?"

Sang kakak mengerjap sekilas.

"Ah! Tidak, hanya saja... umm, lupakan."

Dary melepas sentuhannya pada jepit indah itu diiringi batin yang berucap.

"Ada yang aneh dengan perasaanku ketika melihat jepit itu."

*@@@@@@@@@@@*

Terekam sebuah tangan putih keriput menangkup sebuah bola Kristal merah kehitaman di suatu ruangan gelap. Tangan itu mengangkat bola hingga menerangi bibir merah seorang wanita tua.

"Gotcha~! I found you, Oujisama (Kena kau~! Aku menemukanmu, pangeran)."

Peringatan!

Banyak adegan drama di akhir episode.

Eits, tapi gak langsung baca akhir episode juga keleus~

*@@@@@@@@@@@*

"Jan, ken, pon!!"

Beberapa pasang mata tampak mengamati dua ekor (?) anak adam yang tengah sibuk dalam dunia mereka sendiri.

"Jan, ken, pon!!"

Kedua pria dewasa bertubuh pendek itu tampak seru bermain bak anak kecil polos di sebuah lapangan terbuka. Sayangnya tempat mereka bermain bukan tempat biasa. Ruangan indah dengan lantai berkilau yang mereka pijak merupakan sebuah lobi hotel tempat Phantom menginap sementara di Indonesia.

"Kai, Bai, Bo!!"

"Ack!" "Yessss!!!!"

"Mizuki~!! Nanda kore?? (apa-apaan itu??) Dasar curang! Kau harusnya menggunakan bahasa jepang. Aku kan jadi bingung dan salah mengeluarkan gunting."

Rengekan Jeremy hanya ditanggapi oleh bahu Mizuki yang terangkat. Si pria chubby lantas mendecakkan bibirnya kemudian mengangkat poni demi mendapat ganjaran atas perbuatannya. Baru saja Mizuki akan menyentil kening Jeremy jika saja suara seorang wanita tak menginterupsinya.

"Maaf, Tuan-tuan. Apa ada yang bisa saya bantu?"

Keduanya menoleh dengan kondisi badan yang ter-pause. Berkedip sejenak setelah menyadari tindakan kekanakan mereka yang menarik perhatian para tamu bahkan sang resepsionis yang menginterupsi tindakan mereka.

Ya, kalian tidak salah. Mereka bermain Jankenpon (permainan suit ala jepang) dengan berdiri di depan meja resepsionis hingga membuat tamu-tamu lain terganggu. Meski untungnya, tak banyak tamu yang protes akibat ketampanan mereka.

Berdehem sekilas, Mizuki memimpin jalan menuju sofa di area lobi yang masih kosong setelah sebelumnya tersenyum manis dan menunduk tanda permohonan maaf bagi semua yang ada disana. Tak mau kalah, Jeremy pun melakukan hal yang sama bahkan kini mereka tengah duduk berdampingan pada sofa putih sambil berpura-pura mengutak atik ponsel mereka.

Hatsukoi (BoyxBoy)Where stories live. Discover now