chapter 11

2K 240 10
                                    

Mentari pagi mulai memancarkan sinarnya. Yuki mulai mengerjapkan matanya ketika matahari mulai mengenai matanya..

"Eeenghh", lenguh yuki lalu tersenyum ketika melihat Gio maaih tidur sambil memeluknya.

"Daddy bangun", ucap yuki menggunakan nada anak kecil

"Eeenngghh ngantuk", ucap Gio sambil mengeratkan pelukannya

"Gio kalau kamu tidak bangun sekarang aku ngambek", ucap yuki tepat di telinga Gio

"Yayaya jangan ngambek sayang plis", mohon Gio

"Makanya bangun!!!!  mandi gih daddy bau", ledek yuki sambil menutup hidungnya

"Mommy juga bau, mandi bareng yuk", goda Gio lalu bangkit sebelum terjadi perang.

"Yaaaak mesum, MATI LOE",

"Haha"

-------
"Morning mom", ucap yuki sambil mencium pipi ibu Gio

"Morning too sayang", balas ibu Gio

"Mom yuki bantuin apa ni?", tanya yuki

"Kamu duduk aja gih, kasian dedek bayinya nanti cape"

"Tapi dedek bayi nya mau bantuin", rengek yuki

"Yaudah sini, kamu oseng-oseng ini"

Yuki dan ibu Gio memasak bersama. Ibu Gio sangat menyayangi yuki apalagi ketika mendengar yuki sedang hamil betapa senangnya ibu Gio karna sebentar lagi akan mempunyai cucu. Jika kalian bertanya, apakah ibu Gio tau bahwa itu bukan darah daging Gio. Jawabannya tidak, karna setiap kali yuki ingin mengatakannya Gio selalu melarangnya karna takut mengecewakan ibu Gio. Jadi bayi di kandungan yuki masih rahasia kalau bukan darang daging Gio.

"Morning kesayangan Gio", ucap gio lalu mencium pipi ibunya kemudain pipi yuki dan yang terakhir memeluk yuki.

"Ihhh gio lepasin aku kan lagi masak", ronta yuki

"Kalian berdua ini kebiasaan kalau ingin romantisan tau tempat dong, kan disini ada mommy", gerutu ibu Gio yang hampir setiap hari melihak kemesraan mereka.

"Mommy ngiri cie, makanya ikut daddy", ledek Gio

"Huh kamu itu kayak gak tau daddy kamu aja. Oh iya kalian kan sudah tunangan kapan nikahnya. Nanti keburu perut yuki besar?", tanya ibu Gio

"Mmmmm bun lebih baik kita simpan ini di meja makan dulu", yuki mengalihkan pembicaraan

"Baiklah".

********

Jam menunjukkan pukul 09.00 pagi, al mulai membuka matanya.

Hueeksss

"Ini kenapa sih perasaan mual terus", batin al bertanya

"Anak bunda sudah bangun, kenapa masih mual sayang?", tanya bunda sambil mengusap peluh al

"Iya bun", jawab al lalu menyenderkan kepalanya di pundak bunda maya

"Bun al kapan ketemu yuki, al sudah kangen. Rasanya al ingin cium perut yuki bun", ucap al

"Loh kok cium perut yuki, kamu aneh aja sih",

"Tapi aku beneraj ingin cium perutnya, lalu tidur sambil ngusap perutnya", ucapan al semakin ngelantur

"Sudah ah sekarang mendingan kamu makan, bukannya kamu ingin mencari yuki lagi"

"Al mau makan di luar ah bun, bunda sana pergi al mau mandi", usir al

**********

Kini al sudah berada di tempat es cream langganan yuki. Ntah kenapa al ingin ke tempat es cream ini padahal kata bundanya tempat es cream di dekat rumahnya juga ada. Tapi hati al mengatakan al harus kesini.

"Mau pesan apa mas?",

"Es cream rasa vanilla", jawab al

Sambil menunggu pesanannya al muali mengedarkan pandangannya dan pandangannya tepat jatuh di mata yuki yang kebetulan mampir ke aini untuk membeli es cream juga.

"Loh bukannya itu al?", gumam yuki lalu mulai beranjak dari kursinya sambil menunda uang di mejanya

"Yuki help me", teriak al sambil mengejar yuki

"Loh loh mas uang nya belum", teriak pelayan itu

(Oh ya guys mereka pakek bahasa inggris ya)

"Security ikuti dia"

Al terus mengejar yuki dan kini al berhenti di dekat mobil berwarna merah yang kebetulan tempat persembunyian yuki.

"God, help me", batin yuki

"Mas bayar dulu", ucap security ketika al hampir saja tepat di dekat yuki

"Aaahhh si**, ini "

Lalu security itu pun pergi setelah menerima uang dari al

"Aaaaa yuki kenapa kamu lari", teriak al seperti orang gila bahkan orang yang berlalu lalang mulai membicarakannya.

"Apa loe lihat-lihat"

"Crazy"

"Al loe apaan sih", teriak beril. Ya dia mengikuti al karna takut al nekat lagi

"Ril tadi gue ketemu yuki. Tapi dia berhasil lari", fruatasi al sambil menjambak rambutnya

"Sabar sob, lebih baik kita pulang. Loe tenangin dulu fikiran loe", ucap beril lalu memapah al

"Maafkan aku al", gumam yuki ketika melihat al seperti orang gila lalu pergi.

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang