chapter 10

2K 258 6
                                    

Detik berganti menjadi menit dan menit berganti menjadi jam. Sudah 1 minggu al berada di London namun sayang, al masih belum menemukan yuki. Apalagi mualnya sekarang tambah parah dengan keinginannya yang semakin tak masuk akal.

Al sudah pernah mencari yuki ke tempat waktu bunda maya bertemu yuki tapi al tidak menemukannya. Hampir saja al nyerah namun semakin al nyerah semakin besar pula dorongan hatinya untuk menemukan yuki.

"Bun kapan aku ketemu al, aku kangen bun", tanya al sambil menatap bunda maya

"Kamu yang sabar aja saya, ingat berdo'a juga"

"Tapi bun ....." al langsung lari ke kamar mandi.

Hueks hueks

"Sayang kata bunda apa, minum obatnya biar kamu gak terlalu merasakan mual", ucap bunda maya sambil memijit tengkuk al

"Al gak mau obat bun, al mau yuki hiks", tangis al dengan suara lemahnya.

Satu hari ini al memang milual parah, jadi tidak ada waktu untuk al mencari yuki

"Lebih baik kamu tidur dan minum obatnya, biar kamu besok bisa mencari yuki", ucap bunda maya lalu memapah al ke kamarnya

----------
"Gimana kabarnya, apakah dia baik-baik saja?", tanya si penelfon

"Dia baik-baik saja, hanya mualnya semakin parah. Apalagi sekatang dia suka minta yang aneh-aneh",

"Aku kangen sama dia, tapi kalau sekarang sia-sia pengorbanan aku", gerutu si penelfon

"Kamu yunggu sebentar lagi semuanya akan selesai. Bagaimana kabarnya apakah dia baik-baik saja?"

"Dia selalu sehat, bahkan dia kayaknya mulai merindukannya", balas si penelfon

"Yaudah sekarang kamu mending tidur, gak baik buat kamu kalau tidur malam",

"Iya. Assalamualaikum. Aku titip dia"

"Waalaikumsalam".klik.

********
Sudah 3 bulan aku berada di London. Aku suka dengan suasana London apalagi orang-orangnya pada ramah. Setelah sebulan aku tinggal di rumah Gio, Gio melamarku. Awalnya aku ingin menolaknya tapi aku tidak tega, dia terlalu banyak berkorban untukku, jadi aku menerima lamarannya.

Semua berjalan semestinya, tapi sebulan kemudian aku merasakan mual-mual, pusing dan demam. Awalnya aku mengira itu penyakit biasa tapi setelah aku pingsan di kamar mandi, gio membawa aku ke rumah sakit dan betapa bahagianya aku ketika aku dinyatakan positif hamil.

"Aku berada dimana?", tanya ku ketika aku mulai membuka mataku

"Nyonya berada di rumah sakit", jawab seorang suster.

"Selamat nyonya, Anda sekarang tidak sendiri, di perut Anda kini ada kehidupan baru", ucap dokter

"Maksudnya... Dok", tanya ku karna belum yakin.

"Kamu hamil sayang", jelas Gio. Ku lihat mata Gio kosong ketika mengucapkan aku hamil. Aku tau ini berita buruk untuk Gio karna aku tunangannya sedang hamil anak orang lain.

"Gi...o maafkan aku", terbata yuki

"Mmmm permisi nyonya", lalu suster dan dokter pergi meninggalkan kamar rawat yuki.

"Gio hiks kamu boleh memutuskan ku kalau kamu mau", tangis ku karna aku tak tega jika Gio harus merawat aku dan anakku.

"Tidak, aku tidak akan melepaskan kamu lagi. Lebih bail kamu sekarang tidur", ucap gio lalu mulai mengusap rambutku.

Flashback off

"Kamu lagi mikirin apa sayang?", tanya Gio sambil memeluk yuki dari belakang.

"Kamu kebiasaan sukanya ngagetin aku", ucap yuki dengan bibir mengerucut

"Hey beby lihatlah ibu mu dia sudah siap untuk daddy cium", ucap Gio yang kini telah berada di perut yuki

"Yyaaaak mesum",

"Tuhkan apa kata daddy, ibu mu itu terlalu semangat ketika daddy membahas ciuman. Lihatlah pipinya sungguh manis karna merah merona", ledek Gio

"Ah Gio, hentikan ucapan vulgar mu itu. Nanti anakku ikutan mesum seperti mu", ucap yuki sambil membaringkan kepalanya di dada Gio karna sekarang Gio berada di samping yuki.

"Gimana kabar baby, sehat?", tanya Gio sambil mengusap perut yuki

"Sehat dong daddy", jawab yuki dengan nada anak kecil

"Haha sekarang biarkan ibu mu tidur di pelukan daddy ok sayang".

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang