Know You...

5 1 0
                                    

Bab 5
Hari ini sekolah Yomiko dibubarkan lebih awal. Entah karena apa, Yomiko sendiri tidak ambil pusing. Dia melenggang menuruni tangga sendirian. Wajahnya datar menatap layar ponselnya setelah berdering sekian lama.

"Ya, Ayah!"

"Sekolahmu sudah selesai?" tanya ayahnya di seberang, terdengar keriuhan jalanan di belakangnya.

"Hmm."

"Oke. Ayah jemput. Hari ini ayah mau nunjukin tempat les bahasa Jerman dan Korea kamu. Setelah itu setiap pulang sekolah kamu harus ke sana."
Sambungan di putus dari seberang. Yomiko mendesah. Meneruskan jalannya. Tidak menghiraukan teman-temannya yang dengan gaduhnya berusaha mendahului.

"Asakura!" panggilan dari belakangnya memaksanya menghentikan langkah dan menoleh. Benar! Ternyata seperti yang diduganya, Kenang berusaha mendekatinya di tengah keramaian anak-anak lain yang berusah secepat mungkin tiba di lantai satu.

"Kamu mau ikut ke basecamp?" tanyanya setelah tiba di sampingnya.

Yomiko menggeleng, "Ayah udah jemput. Lain kali aja!"

Kenang menjentikkan jarinya entah untuk apa. "Oke deh! Kapan pun tempat itu terbuka kok buat siapapun yang ingin dateng. Gak pernah dikunci malah!"

Yomiko tetap diam tidak ada antusiasme yang ditunjukkannya. Hanya menatapnya datar. Kenang tidak peduli dan mendahuluinya. "Aku duluan!"

*
Chevrolet Captiva yang dikendarai ayah Yomiko memasuki kawasan ruko di sudut kota. Sangat ramai oleh mobil-mobil mewah yang hilir-mudik meninggalkan ruko-ruko tersebut.
Kemudian mobil itu berhenti di salah satu ruko dengan desain arsitektur yang tampak nyaman untuk belajar.

"Memang sedikit jauh dari sekolahmu. Tapi, hanya tempat inilah yang paling bagus di kota ini. Kamu harus mulai beradaptasi. Ayah akan memberimu uang jajan lebih untukmu."

Dia tidak begitu mendengarkan penjelasan ayahnya. Memperhatikan  dengan sepenuh malas sekelilingnya.

Berani taruhan! Dia hanya akan datang untuk les paling banyak empat kali sebulan.

*
Kenang meletakkan rebana yang dipakainya untuk berlatih selama satu jam ini. Sejenak dia merasa ada siluet manusia, tapi dia sendiri tidak yakin. Dia beranjak keluar.
Tadi sepulang sekolah, teman-temannya hanya ikut berlatih sebentar kemudian pada pamit karena kesibukan masing-masing. Maklum saja, tiga orang personelnya sendiri adalah anak kelas sebelas dan kelas sepuluh yang sedang disibukkan oleh OSIS. Sedang yang kelas dua belas kebanyakan mengikuti bimbel untuk persiapan ujian nasional yang segera datang tiga bulan lagi.

Hari beranjak sore, sehingga cahaya matahari yang jatuh lewat jendela lebih redup membuat ruangan yang tidak begitu besar itu sedikit lebih gelap.

Seseorang  yang berdiri di balik daun pintu mengagetkannya.

"Ya Allah! Ngapain kamu?" tanyanya pada Yomiko yang sedang bersandar seperti kelelahan di balik daun pintu.

"Boleh kan? Aku numpang nongkrong sebentar?" tanyanya dengan suara yang teramat pelan seakan takut akan mendapat jawaban yang tidak diinginkannya.

"Tentu saja. Masuklah!" Kenang mengganjal pintu dengan sebongkah batu agar pintu tidak tertutup karena angin. Kemudian dia menyalakan lampu ruangan setidaknya ruangan itu tidak lagi segelap tadi.

Yomiko menjatuhkan ranselnya, sebelum diikuti tubuhnya sendiri. Seperti ketika pertama kali datang ke ruangan itu, dia selalu kagum dengan tata ruangnya.

Sebenarnya ruangan itu terlalu cozy untuk menjadi salah satu ruangan yang ada disekolahnya. Berbeda dari studio musik yang dulu biasa dilihatnya, ruangan itu malah lebih tepat disebut playhouse. Karpetnya yang terbentang lebar dengan bantal-bantal—bahkan ada boneka-boneka yang entah datang dari mana, berbagai warna dan bentuk memenuhi ruangan tersebut. Sebuah lemari kecil berisi alat-alat hadrah diletakkan di sudut ruang di sampingnya seperangkat komputer canggih diletakkan di atas meja kecil. Sebuah rak memanjang memenuhi ruangan berisi arsip, buku, dan piala-piala. Sangat rapi untuk dikatakan bahwa penghuni seluruhnya adalah cowok-cowok yang baru memasuki fase remaja akhir.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 11, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Being AsakuraWhere stories live. Discover now