Menjadi Supir

5 1 0
                                    

"Hei! Seharusnya kalian berdua ini saling menyapa dan berpelukan karena sudah lama tidak bertemu. Terakhir bertemu bukankah 8 bulan yang lalu? Bukannya seperti orang asing yang berdiam dan saling melirik."

Oceh Sulistya pada cucu kembarnya. Karena pekerjaan Ayah Farrel yang tidak bisa ditinggalkan, Ayah dan Lia terakhir berkunjung ke rumahnya 245 hari yang lalu.

"Ingat kalian berdua sedarah. Kalau kalian saling melirik terus-terusan yang ada kalian berdua saling suka." Lanjut Sulistya dengan membawa toples isi cemilan ke ruang tamu.

Eni yang melihat Farrel dan Lia seperti itu hanya tersenyum. "Mereka masih canggung, Bu. Biarkan saja. Kalau sudah terbiasa kan bisa seperti Tom & Jerry."

Sulistya meninggalkan mereka bertiga di ruang tamu dan pergi ke halaman belakang mengangkat jemuran.

*****

"Mah..."
Setelah 2 jam saling berdiam diri akhirnya Lia memulai percakapan.

"Ada apa?" Eni menoleh menatap wajah putri bungsunya.

"Bolehkah aku ke kamar? 20 menit lagi aku akan pergi ke birthday party temanku."

"Naik lah dan pergilah. Perlu Mama bantu berdandan?" Tawar Eni.

"Tidak usah, ma. Terimakasih." Lia berdiri dan lari ke lantai atas tempat kamarnya berada.

"Dasar sok dewasa pergi ke pesta.." cibir Farrel.

"Kau iri? Ikutlah pergi dengannya. Dengan begitu kau bisa menjaganya dari cowok-cowok nakal." Ujar Eni pada Farrel.

"Dia bisa menjaga dirinya. Tidak perlu ku temani!" Farrel meninggalkan mama nya sendiri dan berjalan menuju kamarnya yang terletak di sebelah kiri Lia.

"Dasar tukang iri!" Cibir Eni pada putra sulungnya.

*****

Farrel berjalan di depan kamar Lia dan melewati nya. Ia berhenti ketika mendengar suara benda jatuh.

Ia memutar kenop pintu kamar Lia membuka dan memasukkan kepala nya ke dalam untuk melihat apa yang dilakukan oleh kembarannya.

1 detik..

2 detik..

3 detik..

4 detik..

5 detik...

"Ehem."

"Ya! Kau mengagetiku!" Pekik Lia.

"sedang apa? Ribut sekali. Perlu bantuan?" Tawar Farrel yang melangkah maju ke dalam kamar biru Lia.

"Tidak, ini urusan cewek keluarlah." Lia memerintah Farrel untuk keluar dari kamarnya.

"No."

"Pergilah. Gue sedang tergesa-gesa." Seru Lia.

"Dandanlah, gue disini. Gue bisa menilai seberapa jelek dan cantik apa yang lo kenakan." Ujar Farrel dengan sombong.

"Ah, terserah lah."

*****

"Jangan berdandan saja, cepatlah berangkat. Bukankah tadi kau bilang 20 menit lagi?!" Seru Farrel.

Lia berdiri dan bercermin apa yang dia lakukan pada tubuhnya selama 20 menit. "Gotcha!" Lia tersenyum melihat hasil jerih payahnya.

"Ayo!"

"Lo ngajak?" Kening Farrel berkerut.

"Tidak, antarkan aku. Kau tega membiarkanku naik taksi di senja ini."

Masa Terakhir  #1stTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang