"Kak, dicariin temen lo tuh di bawah." Ujar Valenio adik sepupu Diandra dari balik pintu kamar Diandra yang sedang duduk di atas ranjang sambil memainkan handphonenya.
"Siapa?" Tanya Diandra cuek yang tetap memainkan handphonenya.
"Lah mereka kan temen lo mana gue tau namanya." Sewot Valenio pada kakak sepupunya.
"Mereka?" Diandra menaikan sebelah alisnya dan beranjak dari kamarnya.
"Nah, gitu lho dari tadi." Cibir Valenio di belakang Diandra.
Diandra turun ke lantai dasar menggunakan tangga kayu untuk melihat temannya yang bertamu di kediamannya.
"Kalian?" Kaget Diandra saat ia melihat temannya yang bertamu dari tangga.
"Hai, Ra." Sapa Kiky sambil menampilkan senyumannya.
"Ngapain ke sini?" Tanya Diandra sambil berjalan menuju ruang tamu.
"Pasti mau ngapelin kak Nissa y?"
"Mamah! Kak Nisaa mau pacaran nih. Potong uang sakunya." Teriak Valenio pada Mamah Diandra. Kiky dan Fajar terkekeh mendengar gurauan Valenio.
"Valen!" Diandra berbalik menghadap Valenio kesal lalu berjalan mendekati Valenio.
Sebelum Diandra mendekat, Valenio langsung berlari ke dapur dimana ada Mamah Diandra yang sedang menyiapkan minuman untuk tamunya.
Diandra berbalik dan berjalan mendekati sofa ruang tamu. "Tumben pada main ke sini."
"Kita bored di rumah, terus si Fajar ngajakin gue main ke rumah lo. Ya udah sampek sini juga." Jelas Kiky tersenyum. Diandra menganggukan kepala mengerti.
"Terus di sini mau ngapain? Gue juga bingung biasanya gue main hp doang di kamar." Tutur Diandra.
Mereka bertiga terdiam saat Mamah Diandra datang dengan membawa nampan yang berisi tiga kelas dan sebuah teko berisi es sirup jeruk. Dan tidak lupa Valenio yang berjalan di belakangnya dengan memegang baju Mamah Diandra.
"Ayo, diminum. Tidak usah sungkan." Ucap Mamah.
"Iya, tante. Terimakasih." Ucap Kiky dan Fajar. Mamah Diandra pergi ke kamar dengan menggandeng Valenio.
"Itu tadi adik lo, Ra?" Tanya Kiky sambil menatap Valenio menjauh.
"Enggak, adik sepupu." Jawab Diandra cuek.
"Lo anak tunggal?" Tanya Kiky lagi.
"Enggak, gue tiga bersaudara. Kakak gue kerja di Sydney dari dua tahun yang lalu. Yang satunya udah nikah, sekarang tinggal di Qatar." Jelas Diandra.
Kiky dan Fajar mengangguk dan ber-oh mendengar ucapan Diandra.
"Lo pada suka buah kan?" Tanya Diandra mengganti topik pembicaraan. Keduanya mengangguk.
"Gimana kalo kita rujakan aja?" Ajak Diandra.
"Wah, setuju tu." Ujar Fajar menyetujui Diandra.
"Tapi kita ke kebun dulu, gimana?" Tanya Diandra pada temannya.
"Kebunnya dimana? Jauh nggak?" Tanya Kiky.
"Deket kok. Kalo Naik motor 5-10 menit lah. Gue ganti baju bentar." Diandra beranjak dari duduknya dan berjalan ke lantai atas.
****
"Valen! Tangkep buahnya ni." Teriak Diandra dari atas pohon Jambu yang berada di Kebun milik Neneknya.
Valenio menangkap buah dengan tepat dan memasukkan ke keranjang buah yang sempat Diandra bawa dari rumah.
"Yang itu, Kik."
"Yang Mana?!" Teriak Kiky pada Fajar yang di bawah
"Sedikit lagi, maju dikit, geser Kiri dikit. Ayok, Kik." Teriak Fajar pada Kiky yang sedang memanjat pohon bersama Diandra.
Diandra memanjat dan mengambil buah di sebelah kiri pohon, sedangkan Kiky di sebelah kanan pohon.
Dari tadi mereka memanjat beberapa pohon di antaranya mangga, apel, anggur ungu, pepaya dan jambu. Dan seperti buah bengkuang, nanas, dan semangka mereka membeli di pinggir jalan sebelum menuju ke kebun.
Dugh.
Diandra dan Kiky turun dari pohon secara bersamaan. "Dah semuakan? Yok, duduk di gazebo itu."
Mereka berjalan beriringan dengan Kiky dan Fajar membawa keranjang, Valenio berjalan di depan mereka. Sedangkan Diandra berjalan di belakang mereka bertiga.
"Gue capek, lo yang ngupas ya." Ujar Diandra pada Fajar.
"Aku bantuin, Kak." Sahut Valenio pada Fajar yang ditanggapi dengan anggukan.
"Wah, keknya seger." Ujar Kiky berjalan mendekati buah semangka yang sudah dikupas.
"Main comot aja. Cuci tangan dulu." Gerutu Diandra memukul tangan Kiky yang hendak menyerbu buah tersebut.
"Gue haus, Ra." Kiky memelas.
"Kalo haus ya minum."
"Semangka banyak airnya. Liat deh, kalo lo amati pasti seger. Airnya meresap di daging buahnya. Kalo disedot,uh airnya, seger banget." Ucap Kiky sambil menggigit bibir bawahnya.
Fajar tidak sengaja menyenggol lengan kanan Kiky. Diandra memukul bahu kiri Kiky. "Nggak usah ambigu deh lo."
"Waduh, lo mikirnya sampek ke sana." Sahut Kiky menatap intens Diandra.
Diandra memalingkan wajahnya sambil memutar kedua bola matanya.
"Dah, selesai. Tinggal ditata di atas piring, nih." Ujar Valenio meletakkan buah-buahan dan pisau di tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Terakhir #1st
Teen FictionPart cerita masih lengkap, tapi sayang tidak bisa dilanjutkan lagi;(