Adu Mulut

11 0 0
                                    

Di sini yang biasanya saya nulis Rara saya ubah menjadi nama aslinya Diandra.

Beberapa cerita yang Saya baca walaupun panggilannya Tata atau Rara nulisnya tetep nama aslinya. Author minta maaf karena membingungkan kalian para readers.

Selamat membaca dan memahami.

*****


"Apa sih lo?!" Kaget Silvi Saat tangannya yang menahan dagunya di segol oleh Intan sampai terlepas.

"Lo yang apa. Ngelamun terus dari tadi. Gue bukan pajangan Kali." Sewot Intan pada Silvi yang melamun.

"Ye maap y." Ucap Silvi lalu menyedot minuman di depannya.

Karena sudah waktunya pulang sekolah, Silvi dan Intan nongkrong di cafe yang arah nya berlawanan sama rumahnya dari sekolah.

"Mbak, mbak." Panggil Intan Pada waitress.

"Kenapa? Ada yang bisa saya bantu?"

"Pesen minum lagi dong, Mbak. Float rasa tropical satu. Lo mau nggak, Sil?" Silvi menggelengkan kepala dan melanjutkan melamunnya.

"Silahkan menunggu pesanan."

Setelah waitress tersebut meninggalkan mereka berdua, Intan menoleh pada teman yang duduk dihadapannya bingung.

"Sejak kenapa lo suka ngelamun?"

"Lagi mikirin ulangan besok gue." Dusta Silvi.

"Nggak usah boong deh, Sil. Gue ngerti apa yang lo rasain. Gara-gara yang kemarin kan lo baper sama Farrel."

"Jangan SOK tau." Cibir Silvi dengan menekan kata sok.

"Ini pesanannya, silahkan dinikmati." Ujar waitress meletakan pesanan Intan.

"Terimakasih, mbak." Ucap Intan pada waitress tersebut.

"Tan." Panggil Silvi padanya. Sedangkan Intan yang merasa namanya dipanggil mendongak dan menaikkan kedua alisnya secara bersamaan.

"Lo punya kisi-Kisi Fisika nggak?" Intan melihat SilvI dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Nggak."

"Tumben lo tanya kisi-kisi. Biasanya aja ulangan apa aja cuek." Ujar Intan.

"Ya gue kan pingin berubah." Tutur Silvi.

"Berubah jadi apa? Power rangers? Yang bener aja lo." Sarkas Intan.

"Lo nggak suka ya gue berubah?" Tuduh Silvi.

"Bukan gitu,Sil. Tapi lo aneh. Gue seneng lo berubah jadi baek. Tapi nggak gara-gara cowok kan?"

"Ya Enggak lah, tan. Gue dulu main-main kelas sepuluh sebelas. Sekarang kita udah tetua, kelas duabelas, tan." Jelas Silvi pada Intan.

"Ya masak kita masih main-main. Mau lanjut kemana Kalo lo main-main terus." Lanjut Silvi menceramahi Intan.

"Wah, lo Tambah dewasa sedikit ternyata." Ejek Intan.

"Emang dulu gue kayak anak kecil ya? Kok omongan lo kayak gitu." Ujar Silvi datar.

"Benahi juga tu Otak. Biar nggak lemot juga." Ejek Intan yang membawa float nya pergi meninggalkan cafe.

"Lo main pergi aja, tanpa pamit." Cibir Silvi yang mengikutinya dari belakang.

*****

"Lo ngapain ngajak ketemuan gue?" Selidik Diandra pada Fajar.

"Nggak usah kayak gitu lah, Ra. Gue bukan Farrel ataupun Galen. Jadi, santai aja."

"Gue cuma bosen nggak punya kegiatan di rumah. Temen-temen gue juga lagi pada sibuk. Dan karena lo temen sekelas gue, Jadi apa salah nya ngajak lo nongkrong." Jelas Fajar panjang lebar.

"Lo nggak akan ngapa-ngapain gue kan?" Selidik Diandra lagi.

"Yah, lo gila. Gue kan udah terangin tadi pangjang kali lebar. Masak lo masih nggak percaya." Tanya Fajar.

"Gue percaya kok. Kalian cuman nongkrong kan." Ucap Diandra cuek.

"Pesenin minum dong. Masak gue cuman disuruh duduk doang. Yang bener aja lo." Sungut Diandra

"Ye ye, Sabar napa. Tadi aja main Selidik-selidikan, sekarang main minta-mintaan." Sebal Fajar.

"Mbak." Panggil Diandra pada waitress mengacuhkan omel Fajar.

"Kentang goreng jumbo 1, float macca 1. Lo apa?" Tanyanya pada Fajar yang sibuk dengan hpnya.

"Float mocha 1 sama burger beef 1." Ucap Fajar tanpa melepas pandangan nya dari Hp.

"Silahkan menunggu pesanan." Ujar waitress tersebut.

Sepeninggalan waitress, Diandra dan Fajar sama-sama sibuk dengan hpnya masing-masing. Sampai pesanannya datang pun mereka masih sibuk dengan dunianya masing-masing.

"Ehm."

"Lo ngajak gue nongkrong cuma buat nemenin lo main game doang?" Tanya Diandra tidak percaya pada Fajar.

"Lo juga main hp tadi." Jawab Fajar cuek.

"Kalo lo nggak duluan yang mulai. Gue juga nggak buka hp tadi." Ujar Diandra tak terima.

"Ye Maap y." Fajar menutup aplikasi gamenya dan meletakkan hpnya di meja. Lalu Ia mengambil pesenannya dan memakanan nya.

"Di makan tu, habisin. Jangan cemberut terus." Ujar Fajar dengan Mulut yang dipenuhi dengan potongan burger yang digigit nya.

Lantas Diandra meminum float nya dan memakan Kentang goreng jumbo nya. "Jar, Lo pacaran sama adik kelas Niel el el itu ya?"

"Niella kalik, Ra. Iya mang npa?" Diandra menggeleng dan menguyah kentang gorengnya.

"Nggak, gue cuman denger. Baru berjalan?" Fajar mengangguk sambil menguyah gigitan burgernya.

"Dia Anak apa sih? Gue kayak pernah denger namanya, tapi lupa sama wajahnya. Kurang tenar sih Pacar lo."

"Anak fotografi. Wah, lo kalo ngomong jujur banget ya, Ra." Puji Fajar pada Diandra .

"Karena kejujuran yang utama." Diandra tersenyum setelah melontarkan kalimat tersebut.

"Tapi kejujuran lo nyakitin tau nggak." Sewot Fajar.

"Kok lo yang sewot ya?"

"Iya gue kan mbelain pacar gue." Ujar Fajar Tak terima.

"Gue kan nggak jelek-jelekin. Lo aja yang berlebihan." Sewot Diandra

"Yah, ternyata nongkrong sama lo Seru ya. Ngocehin pacar gue." Sarkas Fajar.

Diandra tertawa mendengar nada sebal Fajar dan melanjutkan kembali makanannya.

Masa Terakhir  #1stTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang