U.J.I.A.N

8 0 0
                                    

Bulan Desember pun tiba. Dimana bulan yang melaksanakan Ujian Akhir Semester, liburan semester dan pergantian tahun.

Murid SMA Angkasa Jaya menyibukkan diri dengan belajar. Karena pada tanggal 4 Desember 2018 akan dilaksanakan UAS 1. Hampir sepertiga murid SMA sibuk mencari kisi-kisi setiap mapel.

"Lo mau kemana?!" Teriak Diandra pada Keysa yang setengah berlari.

"Gue mau liat kelas gue dulu." Keysa kembali berlari menuju ke kelas Ujiannya.

"Lo udh tau kelas lo dimana?" Diandra mengangguk menjawab pertanyaan Keysa.

"Duduk lo gimana?" Tanya Keysa sambil berjalan ke gerbang sekolah.

"Di kursi lah. Masak di atas meja." Ketus Rara. Keysa menatap Diandra datar dan menghela nafas pelan.

"Lo siap menghadapi UAS besok senin?"

"Ya mau gimana lagi, emang kalo gue belum siap bakal diundur ya?" Tanya Diandra menaikkan sebelah alisnya menatap Keysa. Keysa menggeleng bak boneka.

"Plis deh key, pertanyaan lo yang beramanat sedikit dong." Ketus Diandra pada Keysa.

Mereka berbelok ke area parkir motor untuk mengambil motor Keysa. Seperti Fajar, rumah Keysa dekat dengan rumah Rara hanya berjarak 3 rumah. Jadi, daripada Diandra di antarjemput lebih baik Ia pulang pergi dengan Keysa.

Sedangkan Keysa selalu breakfast dan lunch di rumah Diandra . Kalo urusan makan malam, Keysa selalu makan malam sendirian di rumah. Karena orang tua nya selalu kerja lembur dan kakak angkatnya bekerja di luar kota.

"Entar belajar bareng aja, di kamar gue." Pinta Diandra . Keysa menoleh pada Diandra dengan mata berbinar.

"Seriusan lo?!" Keysa menatap Diandra tak percaya.

Diandra memutar bola matanya dan mencari alasan. "Ya berhubung mau UAS, kita harus belajar bareng."

Keysa menyelidiki Diandra dengan menyipitkan kedua matanya. "Lo kesambet apa sih, tumben banget. Biasanya aja setiap ada manusia masuk ke dalam kamar lo, selalu lo usir." Ketus Keysa.

"Setiap ada manusia masuk ke dalam kamar gue? Lo pikir gue apa?!" Sewot Diandra dengan mendelik.

"Oh Iya deng, gue kan malaikat." Diandra memuji dirinya sendiri.

"Iya lo emang malaikat, malaikat berjubah merah." Ketus Keysa lalu tertawa. "Jahat banget sih lo." Sebal Diandra .

Keysa menstater motor beatnya dengan Diandra duduk di belakangnya. Keysa menjalankan motornya keluar meninggalkan sekolah.

*****

Tuk. Tuk.

Mamah Diandra berjalan ke kamar Diandra dengan membawa nampan yang berisi es Teh seteko, dua gelas, dan dua toples makanan ringan.

"Panas-panas sueger kalo minum es, apalagi es Teh buatan tante Tambah suegerr." Ucap Mamah Diandra pada Keysa.

"Belajar yang bener ya. Jangan main-main dapetin nilai 10 semua Kalo bisa." Lanjut Mamah sambil menyindir melirik Diandra yang sedang berdiri mengambil buku latihannya.

"10 gampang asal nggak seratus." Cetus Rara tanpa melirik mamahnya.

"Maksud Mamah y seratus. Gimana sih kamu." Sewot Mamah.

"Nilai 10 sama 100 ya bedalah Mah. 100 nolnya dua, Kalo 10 nol nya satu, Kalo satu nggak punya nol. Gimana sih si Mamah." Gerutu Diandra .

"Ya ka---"

"Jaman sekarang nilai delapan puluh, sembilan puluh, seratus. Bukan delapan, sembilan, sepuluh." Ketus Diandra memotong ucapan mamahnya.

"Ya deh, Terserah kamu. Yang penting Naik." Ceplos mamahnya.

"Kalo Naik mah gampang mah."

"Enggak, harus sepuluh besar dong." Ucap Mamah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kita bakal dapat nilai seratus kok, Tante. Bahkan bisa dapat 110 kalo tante mau, 120 juga boleh." Mamah menggelengkan dan terkekeh mendengar ucapan Keysa.

Diandra menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabat dan tetangganya ini. Dasar, nggak waras.

Mamah berjalan keluar kamar dan menutup pintu kamar Diandra .
"Dasar gila!" Sewot Diandra saat ia mendudukkan diri di lantai menghadap Keysa.

Keysa terkekeh mendengar nada sewot dari bibir Diandra . "Gue tau kalo gue gila. Tapi lo masih betah di sisi gue."

"Jangan lesbi gitu deh, key. Nakutin gue tau nggak." Ucap Diandra dengan ekspresi takut. Keysa tertawa terbahak-bahak dan mendekati Diandra sambil menggoda.

Diandra berlari menghindari Keysa dan Keysa mengejarnya sambil menggoda. Akhirnya terjadilah aksi kejar-mengejar. Semua yang diciptakan oleh Pikiran, tidak akan terjadi dengan tindakan. Karena setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda dan mengakibatkan kenyataan yang berbeda.

*****

Hari senin pun tiba. Hari pertama Ujian Akhir Semester dimulai dan hari pertama yang menempuh pelajaran Bahasa Indonesia dan Sejarah Indonesia.

"Buku, HP, dan disgrip dimasukkan ke dalam tas. Yang di atas meja hanya kartu Ujian, bolpen, alas, label, dan penggaris.

     Tas taruh di depan, HP di silent atau di matikan. Tidak ada yang berbicara semua sutupp!" Tegas pengawas di ruang 21.

Semua murid yang berada di ruang 21 menyiapkan alat yang di perlukan dan maju kedepan untuk meletakan tasnya dengan hening.

"Bisa dimulai?"

"Bisa." Jawab murid serempak.

Kringg!

Bel yang menandakan Ujian pun berbunyi. Semua tegang membaca soal-soal yang tertera di kertas keramat tersebut.

Ada yang santai mengerjakan, ada yang paham, setengah paham, bingung maksud dari soal, lupa, dan mengantuk.

Selama 2 jam mengerjakan Ujian Bahasa Indonesia, diberi waktu untuk belajar satu jam dan di lanjutkan ujian Sejarah Indonesia.

Masa Terakhir  #1stTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang