Misunderstand

23.5K 1K 67
                                    


Hey heyyy ketemu lagiiiiii...

Apa ada yang rinduu sama cerita ini? Coba yang rinduuu serindu apa kalian sama ceritaaa ini? 😂😂
Maaf ya aga lama kaaya gini, ga kerasa aku ga ngelanjutin hampir 1 taun ya ckck😂 ehh ko gaje ya gue? Biarin ya kita temu kangen aja disini. Udah lama ga post ni cerita. Semoga kalian ga lupa sama alur deril sama vivinya yaa😄😄

Dan satu lagi, aku mau bilang makasih ya buat kalian yang udah /masih/mau ngevoteee cerita ini bahkan komen juga. Dukungan kalian jadi motivasi buat akuu😄😄😄 thankyouu all, ich liebe dich😘 eh ko jadi kaya deril ya😂😂.

Dan satu lagi yang terakhir. Buat kalian yang mau sharing bdp atau mau nanya apapun kalian bisa lewat kontak yang ada di bio aku ya.
Kalau lewat branda atau inbox aku ga bisa bales😧 maaf banget bukan sombong atau apapun itu beneran deh gada niatan buat ga bales chat kalian. Mendingan lewat akun sosmed pribadi aku aja ya. Cek bio okeeyy👌

Maaf ya kalau ceritanya gini-gini terus. Tapi semua aku lakuin buat ceritanya semakin kalian sukaiin lagi😄😄
Yawdah langsung aja yaaa.......

Budayakan vote terlebih dahulu😄😄
Cek Purpose juga yaa👉 rava dan vivi menunggu di cerita sampingg hehe😄😄

Cekidottt
Maaf ya kalau ada typo typo manja.

Warning ada adegan 18++. Mohon pengertiannya😂









































"maafin aku rineyka" ucap deril yang segera menarik vivi kedalam pelukkannya dan menyesali akan kesalahannya yang sudah membuat vivi menjadi cemas seperti ini.

Vivi memeluk deril dengan air mata yang berjatuhan. Ia tak bisa menahan rasa sakit di hatinya saat suaminya sendiri mengigau nama wanita lain selain dirinya.

Vivi mengangguk yakin di pelukan deril, ia tak bisa mengatakan kebenaran yang sebenarnya ia rasakan saat ini, lidahnya terasa kelu, bahkan bibirnya pun sulit untuk mengatakan apapun lagi.

"Aku nyesel, maafin aku. Aku semalem ga sadar kalau aku...

" gpp deril, aku tau" potong vivi yang tak ingin mendengar apapun dari deril.
Air matanya sangat deras mengalir di pipinya dengan mengingat kejadian semalam.

" aku minta maaf" lirih deril dengan penuh penyesalan dan mencium hangat kening vivi.

" jangan di ulangin lagi. Aku cape ngurusnya deril" ucap Vivi dengan anggukan samarnya, ia sudah memaafkan deril, bahkan vivi sama sekali tak pernah bisa marah kepada deril. Entahlah vivi juga merasa begitu tak adil, dirinya mudah sekali memaafkan deril. Sedangkan deril sulit sekali untuk memaafkannya bila dirinya melakukan kesalahan.

Vivi mengusap air matanya, ia menepis semua pemikiran aneh-anehnya yang sedari tadi malam memenuhi kepalanya.
" sarapan dulu, kamu harus isi perut kamu" ucap Vivi yang enggan untuk menatap deril dan segera melepas pelukkan suaminya dengan cepat.

Deril yang masih merasa bersalah pun tak bisa berhenti merutuki kebodohannya di dalam hatinya. Penyesalan yang ia rasakan, ia sudah melanggar janjinya kepada vivi kalau dirinya takkan pernah mabuk lagi. Tapi nyatanya, ia malah melakukan kelakuan buruknya lagi.

Dengan satu helaan nafas beratnya, deril dengan penuh kesalahannya menarik vivi kembali kedalam pelukkan.
" apa aku ngelukain kamu rineyka? Kenapa kamu bisa nangis kaya gini? Aku bener-bener ga sadar rineyka, aku takut semalem aku ngelukain kamu" ucap Deril dengan kecemasannya, ia takut jika semalam ia melukai vivi. Melihat vivi menangis seperti ini membuat deril terpukul akan perbuatannya.

Berawal Dari Pertunangan 3 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang