I Want a Baby.

44.1K 1.5K 80
                                    

Firstttt firstttttt😄😄😄

Apa ada yang nunggu cerita iniiii? Coba yang udah lama nungguuu angkattt suaranyaa😄😄😄

Terimakasih ya buat kalian yang sampe detik ini masih mauu baca cerita aku bahkan nuangin komentar semangat buat akuu😄😄
Makasih banyak yang setia sama bdp season 1 sampai season 3 ini. Kalian semua luar biasaa, dukungan kalian sangat aku hargai😘😍 tanpa kalian mungkin aku ga akan lanjutin cerita ini lagi😧tapi karena ada kaliannn aku jadi makin semangattt 😄😄terimakasih banyakk yaa😄😄😄😄

Oke langsung aja yaaaa...
cekidootttttzzz

Budayakan vote terlebih dahulu😘😘😘






































" Derill..." lirih seseorang membuat deril,vivi dan gerombolannya itu menoleh kearahnya.

Vivi melepaskan pelukannya saat melihat sosok wanita yang tengah berdiri di belakang gerombolan deril. Ia adalah sonia, gadis itu menatap deril dengan tatapan bergetar hebat.

Deril hanya menatap sonia dengan sebelah alis yang terangkat. Ia sama sekali tak tertarik dengan gadis itu.
" gua mau balikin jam tangan lo. Waktu pas lo di rawat ini ketinggalan" ucap sonia menyodorkan jam tangan hitam milik deril kearah deril.

Vivi mengusap air matanya, kesedihannya hilang saat melihat sonia yang kini tengah berdrama hebat.

" thanks" ucap Deril mengambil cepat jamnya dari tangan sonia, itu jam kesayangannya.

Sonia merasa senang bisa bertemu dengan deril sore ini, ia tak habis pikir jika ia akan di temukan lagi dengan deril. Ini takdir, ia percaya jika ia memang takdir deril. Ia tak peduli dengan status deril saat ini, baginya ia masih bisa merebut deril kapan saja.

Sonia tersenyum gugup, semua menatapnya dengan tatapan menyelidik. Sikap sonia sangat aneh sekali.

"Eum yawdah gue permisi dulu" ucap Sonia yang kikuk dan segera akan melangkah meninggalkan tempat itu.

" tunggu" vivi mencegah langkah sonia. ia mendekat kearah sonia dengan sekuat tenaga, tubuhnya terasa sudah tak tahan lagi menahan lelah yang ia rasakan.

Sonia menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menatap vivi.

" apa maksud lo nyuruh alvin nemuin gue tadi?!" Vivi menatap tajam sonia. Deril berdiri tepat di belakang vivi, ia takut jika gadisnya akan mencakar sonia saat ini juga.

Sonia terlihat salah tingkah, ia menatap deril dan vivi secara bergantian.
" eum guee...

" dia hampir ngelukain gue son!" Celah vivi saat mendengar sonia bertele-tele menyampaikan alasannya itu.

Deril menatap sonia dengan tatapan kedatarannya, pria itu memang dari awal tidak menyukai sonia. Baginya sonia hanyalah wanita yang biasa saja dan terkesan berbahaya.

"Ya gue.. guee..

" lo mau ngerusak hubungan gue sama deril?" Lagi-lagi vivi mencelah ucapaan sonia yang lambat itu. Kelakuan sonia sudah kelawatan batas, wanita itu sengaja ingin melukainya.

Rahang sonia mengeras, ia tak suka dengan ucapan vivi yang menyatakan jika mereka mempunyai hubungan yang mungkin tak bisa ia rusak.

Hening.
Vivi menunggu sonia angkat suara. Tapi nihil wanita itu hanya terdiam dan menatap vivi dengan tatapan kebingungan. Deril dan gerombolannya itu terdiam menyimak berdebatan antara vivi dan sonia saat ini. Mereka bukannya tak ingin ikut campur, tapi ini belum waktunya.

Berawal Dari Pertunangan 3 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang