Deril Krank

23.9K 1K 101
                                    

Hey heyyy ketemu lagiiiiii...

Tumben nih ya author update cepet kek gini, gpp lah ya mumpung weekend juga. Biar kalian ada kegiatan juga 😂..

Apa ada yang nunggu cerita ini? Coba acungkan tangannya😂😂😂
Makasih ya buat kalian yang masih mau stay di bdp season 3 ini. Semangat kalian luar biasa banget, sampe aku pengen terus lanjutin cerita ini. Hihi makasih guys😙😘😍

Dan satu lagi, aku mau bilang makasih ya buat kalian yang udah /masih/mau ngevoteee cerita ini bahkan komen juga. Dukungan kalian jadi motivasi buat akuu😄😄😄 thankyouu all, ich liebe dich😘 eh ko jadi kaya deril ya😂😂. Makasih juga yang sering kontek aku buat nyemangatin aku di via sosmed aku😘😘😘 makasih yaa kalian semuaa😘😍😍😍😍

Dan satu lagi yang terakhir. Buat kalian yang mau sharing bdp atau mau nanya apapun kalian bisa lewat kontak yang ada di bio aku ya.
Kalau lewat branda atau inbox aku ga bisa bales😧 maaf banget bukan sombong atau apapun itu beneran deh gada niatan buat ga bales chat kalian. Mendingan lewat akun sosmed pribadi aku aja ya. Cek bio okeeyy👌

Budayakan vote terlebih dahulu😄😄
Cek Purpose juga yaa👉 rava dan vivi menunggu di cerita sampingg hehe😄😄

Cekidottt
Maaf ya kalau ada typo typo manja.

Buat yang ga suka sama alurnya dan pemainnya mending jangan di baca ya👌 dari pada nantinya malah ngebully ceritanya mendingan jangan😊.

Maaf ya kalau part ini agar nguras emosi karena ada masalah lagi antara deril dan vivi nya. Maklumi ya😢 kalian tau kan gimana hubungan vivi dan deril? Selalu aja ada rintangan ya ga? Ywdah langsung aja....






























19.00 wib.

Vivi sudah sedikit tenang, hanya saja ia masih menatap deril sinis dan penuh kebencian.

Ia tengah duduk di tepi ranjang, deril mulai mendekat. Pintu kamar telah tertutup sempurna, davi stand bye menunggu di bawah. Ia di tugaskan deril untuk berjaga di bawah, ia tak ingin jika vivi akan melakukan aksi kaburnya lagi seperti tadi.

" aku salah" deril mulai buka suara, siap untuk kembali menjelaskan semuanya kepada vivi.

Vivi terdiam, ia melipat kedua tangannya di atas dadanya. Menatap deril sinis, penuh kebencian, penuh amarah, dan banyaknya lagi.

" tapi aku beneran gatau apa-apa soal dia meluk aku. Aku ga ngapa-ngapain dia bahkan belum sempat ngobrol pas saat itu. Dia datang ke ruangan aku dan dia langsung meluk aku gitu aja, sambil nangis entah kenapa. Kamu datang pas banget dia baru meluk aku rineyka. Kamu jangan salah paham, aku ga ada hubungan apa-apa sama dia" ucap Deril kembali menjelaskan semuanya dengn perlahan. Tak ingin dengan kekerasan yang akhirnya akan melihat vivi membrontak kembali seperti tadi.

"Kenapa nomor kamu ga aktif?" Tanya vivi dengan suara seraknya. Ini adalah pertanyaan vivi yang bernada super dingin. Tak biasanya vivi sedingin seperti ini.

" handphone aku low rineyka, aku lupa bawa cassan. Ada yang bawa cassan tapi lagi di pake, kamu bisa liat sendiri" deril mengeluarkan ponselnya dari saku celana hitamnya. Memberikan ponsel miliknya kepada vivi, berharap jika vivi percaya dengan dirinya kali ini.

Vivi menatap sekilas ponsel deril yang tengah di otak atik oleh deril. Ponselnya memang dalam posisi mati total.
" kemarin masalah vanessa,sekarang masalah vania. Aku gatau besok masalah siapa dan apa lagi. Hubungan kita tuh selalu di uji sama orang ketiga, dan itu selalu ada di pihak kamu deril"

Berawal Dari Pertunangan 3 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang