II : Perubahan

3.5K 443 70
                                    

Jean sudah menjelaskan apa yang harus mereka lakukan untuk masuk ke dimensi itu. Bukan hal yang sulit namun ... membutuhkan konsentrasi tinggi.

Sekarang Alice menarik napasnya panjang. Berusaha hanyut dalam buku yang tadi dipakai Jean untuk masuk terlebih dulu ke dimensinya. Buku berjudul “The Door of 2,5 Dimension.”

Ya, itu caranya. Kau hanya perlu membacanya. Terlarut dalam kisah yang disuguhkan. Hingga tanpa sadar jiwamu tertarik ke dalamnya.

Sebenarnya bukan hanya buku ini saja. Namun buku-buku lain juga mampu merenggut jiwa si pembaca. Menghanyutkannya pada salah satu tokoh. Hingga mereka tak menyadari kalau mereka sudah bertukar jiwa dengan si tokoh.

Bedanya, buku ini akan menarik jiwamu seutuhnya. Membawamu ke dimensi 2,5. Kalau buku biasa akan langsung menarikmu ke dimensi 2. Yang semata-mata mengisi jiwa si tokoh.

Pada zaman dahulu kala. Disebutkan sebuah pintu rahasia pembatas dimensi. Bukan sekadar dimensi antar ruang dan waktu. Atau dimensi tempat makhluk fantasi tinggal. Walau sepenuhnya mereka juga ada di dimensi ini.

Dimensi 2,5. Dimensi yang terletak antara dunia pembaca dan cerita. Dunia yang kala kau terhanyut ke dalamnya. Akan membuatmu....

Alice tak bisa melihat tulisan itu lagi. Cahaya terang tiba-tiba keluar. Membuyarkan segalanya, pandangannya, hingga ia sudah tak sadarkan diri sebelum melihat kata di bait ke-dua tadi.

Ia... tertarik ke dalam buku.

***

Alice merasakan cahaya yang begitu silau memaksa masuk ke dalam matanya. Ia mengerjapkan indra itu seraya menggeseknya dengan jemarinya.

Tanpa sadar ia sudah bangun. Alice ada di sebuah kamar yang mewah. Tunggu! Bukankah tadi ia ada di perpustakaan bersama....

Cklek

"Alice," panggil suara itu. Alice mengenalnya. "Kau sudah bangun?"

Ya, Alice sudah bangun dari tidurnya. Namun tubuhnya masih merebah di atas kasur yang sulit sekali ditinggalkan. Ah, empuk sekali.

Karena Alice tak mau dianggap sebagai gadis malas. Ia bangun dari posisinya saat ini. Lalu menemukan Jean yang sudah tersenyum lebar.

"Maaf atas kelancanganku mengganggu tidur nyenyakmu," kata Jean seolah-olah Alice adalah tuan putri. Padahal dirinya sedang memakai pakaian ... jelas sekali. Pakaian kerajaan.

Ugh, Jean terlihat sangat tampan. Alice bahkan mengakui itu. Berbeda dengan Jean yang ada di kelas biasanya.

"Oke ... pange―"

"Jangan pernah mengganti panggilanku di tempat ini. Aku Jean yang biasanya," kata Jean sekaligus titah bagi Alice. "Jangan berubah ya, Lice."

Untuk kalimat terakhir itu. Alice benar-benar tak mengerti. Di sisi lain itu adalah harapan milik Jean.

"Jean," panggil Alice. "Kenapa aku harus pakai baju seperti ini?" tanya Alice yang kebingungan.

Pada awalnya juga Jean sedikit kaget. Kenapa Alice bisa memakai gaun ini saat sampai di portal dimensi. Dia ... terlihat seperti tuan putri yang ia damba―oke Jean! Berhenti menghayal yang tidak-tidak.

"Entahlah." Jean menggelengkan kepalanya. "Kau sudah seperti itu saat sampai."

"Tapi kenapa?"

2.5 Dimension [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang