XXX : Not a Sleeping Beauty in the Cage

582 101 30
                                    

Setelah melumpuhkan Death, dan entah bagaimana Keith menghilangkan sosok itu dalam sekejap, mereka terus berjalan di bawah purnama masih saja bersinar terang, Mungkin sesaat lagi mereka akan sampai.

Tanpa adanya perlawanan dari musuh lagi. Lagipula, menurut perhitungan Naito, seharusnya mereka semua telah dikalahkan. Ya, entahlah.

Kini, tinggal berjalan sedikitlagi-menuju pusat hutan. Maka mereka akan segera sampai, bahkan tanpa disadari mereka sudah sampai.

"Itu!" pekik Naito saat melihat sebuah sangkar yang diletakkan tinggi begitu saja. Sejenak, mereka memandang sangkar itu cukup lama. Tak bisa dibayangkan kalau selama ini ada yang terlelap di atas sana.

Menyakitkan bukan kala kebebasan kita seolah direnggut. Terlebih, direnggut oleh ilusi di tengah kegelapan. Seolah tak ada lagi jalan keluar. Akan tetapi, ada saatnya tiba, mereka akan mengakhirinya malam ini.

"Tak usah buang waktu lagi. Ayo cep-"

Sret.

Sebuah panah tiba-tiba melesat cepat, Gray yang menjadi sasaran panah itu untungnya segera menghindar. Namun mereka sadar, tak ada siapapun selain mereka di sini, dan bisa dipastikan kalau ada jebakkan di tempat ini. Ya, sepertinya mereka meningkatkan pengamanan di tempat ini. Tak ada habisnya, bak sebuah ilu-

"Jangan terlalu serius menanggapi perintahnya."

Ia masih mengingat ucapan sosok itu saat ia masih menjadi sebuah boneka. Boneka yang terikat tali namun bisa leluasa bergerak. Sosoknya terlalu hebat.

"Lagipula orang-orang akan langsung pergi meskipun sebatas ilusi."

"Pada dasarnya kejahatan bukan tujuan kita."

Sudut pandangnya masih murni. Meski yang orang lain tahu itu hal yang buruk. Tapi mereka tak pernah melihat sisi lainnya.

"Lagipula kalau tujuan makhluk itu tercapai, mereka yang menganggap kita musuh pun akan selamat. Mereka hanya tidak mengerti."

Seperti itu.

"Semua ada batasan, dan mungkin akan sedikit menegang, namun ... gunakan ilusi saja."

Clik.

"Semua diam," kata Naito tiba-tiba. Sementara yang lain langsung mengikuti apa yang Naito katakan. "Semuanya telah dimulai," ucap Naito membuat yang lain kebingungan.

Apa yang sebenarnya telah dimulai?

"Izu-sama, mohon bantuannya," ucap Naito membuat Keith menyadari sesuatu.

"Ah, itu, pantas saja suasananya setegang ini," balas Keith kemudian bersikap seperti biasanya. "Yosh, Naito."

Keith tiba-tiba melangkahkan kakinya menuju sebuah pohon di mana sangkar itu ditinggikan, sampai....

Sret.

Sret.

Set.

Jean melompat ke arah Keith begitu kumpulan panah kembali melesat. Berusaha melindungi sang kakak namun Jean menyadari sesuatu di sini, semuanya hanyalah ilusi. Panah-panah itu tidak benar-benar ada.

2.5 Dimension [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang