Part 19

425 36 21
                                    


.

.

Laki-laki itu terus berlari melewati beberapa ruangan. Setelah mendapat kabar dari sahabatnya, ia segera datang kerumah sakit. Pandangannya kesana-kemari, dan akhirnya manik matanya menemukan orang yang sedari tadi ia cari.

"Saeron-ah!" panggilnya lantas ia segera berlari kearah gadis itu.

Saeron menoleh, ia terlihat begitu kacau. Matanya sembab dan masih mengeluarkan air mata. "Yunhyeong-ah!" ia berdiri dan laki-laki itu segera mendekapnya.

Yunhyeong mengelus punggungnya pelan. Semuanya dalam keadaan khawatir untuk saat ini. "Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja."

Saeron masih terisak. Nafasnya tidak beraturan. Yunhyeong menuntunnya untuk duduk dan menenangkan diri.

"Ini semua salahku, dia seperti itu karenaku!" ucap gadis itu lirih.

Yunhyeong menarik kepalanya untuk bersender di pundaknya kemudian mengelusnya. "Tidak, ini bukan salahmu." ucapnya. "Tenanglah, aku akan mengabari ibu Junhoe." lanjutnya. Gadis itu hanya mengangguk pelan.

Setengah jam kemudian ibu Junhoe dan Jieun datang bersamaan dengan selesainya operasi yang dilakukan pada Junhoe.

Semua orang yang menunggu diruang tunggu segera menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi.

Ibu Junhoe sudah terlihat menangis. Semuanya terlihat khawatir.

"Bagaimana dokter? Apa anakku baik-baik saja? " tanya ibu Junhoe dengan tidak sabaran. Sedangkan, yang lain hanya terus memberi tatapan tajam pada dokter itu.

"Dia mengalami pendarahan dikepalanya. Mungkin jika terlambat sedikit saja, kita bisa kehilangan dia. Untunglah dia selamat. Dan juga, tangan kirinya patah. Mungkin butuh tiga minggu untuk pulih. Sekarang dia belum sadarkan diri mungkin untuk beberapa hari."

Saeron dan yang lainnya menghela nafas lega. Mendengar bahwa Junhoe selamat meskipun ia belum sadarkan diri.

"Baiklah, kalian bisa menemuinya saat dia sudah dipindahkan dari ruang operasi. Saya permisi." dokter itu segera melangkah pergi yang diikuti oleh susternya.

Saeron tersenyum. Air matanya tetap mengalir. Yunhyeong segera menghampirinya bersama Jieun.

"Ayo, kau akan ku antar pulang." lelaki itu lantas mengambil tas Saeron yang berada di kursi.

Saeron menggeleng. "Tidak, aku ingin disini."

"Tidak bisa. Kau harus pulang. Bibimu pasti mencemaskanmu." Yunhyeong segera memegang tangan gadis itu.

Jieun mengelus pundaknya. "Ya, Yunhyeong benar. Kau harus pulang. Biar Yunhyeong yang akan disini menemani Junhoe setelah mengantarmu pulang."

Saeron menghela nafasnya perlahan. "Baiklah, tapi jika terjadi sesuatu segera hubungi aku. Aku mohon."

Jieun tersenyum. "Tentu saja."

                                       ***

Matahari terlihat sedang cerah hari ini, namun tidak seperti pikiran dan perasaan seorang gadis yang sedari tadi menunggu bel pulang berbunyi. Dirinya duduk di dalam kelas, tetapi pikirannya hanya tetap pada Junhoe. Hanya terus menunggu waktu berlalu lebih cepat agar dia bisa menemuinya.

Ya, Saeron masih sangat khawatir karena dia belum mendapat kabar tentang Junhoe. Kecemasannya terus bertambah setiap detiknya. Gadis dengan rambut panjang itu masih bertanya-tanya apa maksud dari kecemasannya itu. Ia bahkan masih mencari alasannya. Ia masih belum mengerti dengan dirinya yang selalu memikirkan Junhoe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE Comeback | KjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang