antara bahagia dan kecewa

89 1 0
                                    

Jujur aja, aku pernah menghayal kalau saat foto buku tahunan nanti aku sekelompok sama rino. Kayanya itu bakal jadi kebahagiaan tersendiri buat aku.

Ah tapi itu cuma hayalan. Gamungkin juga kejadian. Secara kita sekarang udah jauh bahkan hampir bener bener jauh.

Sampai hari dimana kita semua sibuk mempersiapkan buku tahunan. Apalagi disaat menentukan kelompok. Disitu aku udah ga berharap banyak. Udah gamau nyesek lagi.

Tapi kebetulan aja aku ngambil nomor yang sama dengan rino, yang nantinya akan dijadikan satu kelompok. Itu diluar dugaan ku. Sungguh, itu padahal secara acak.

Aku gatau harus gimana nyikapin nya. Harusnya si bahagia ya. Karena itu yang aku inginkan. Tapi kalo keadaan nya udah jauh kaya gini kaya nya semua siasia. Percuma juga toh dia ga akan bisa kaya dulu.

I hate you. But i love you

---

Menuju hari bahagia untuk foto buku tahunan. Aku diberi cobaan oleh tuhan. Aku harus menangis dikala malam pergantian tahun. Dimana hari itu, hari dimana papa ninggalin aku untuk selamanya.

Disaat semua orang bersorak gembira merayakan pergantian tahun. Dimalam itu aku terus menangis hingga tak sanggup bicara.

Aku sangat sedih, aku harus kehilangan sosok pelindung yang aku sayangi di usia 17 tahun. Tapi aku bahagia karena diumur penting tersebut papa masih bisa bersama ku. Dan menemaniku di acara ulangtahun ku waktu itu.

Aku tau saat itu papa udah sakit. Udah berjuang buat sembuh demi keluarga dan anak anak nya maupun mama. Aku ikhlas papa pergi , untuk istirahat selamanya. Karena aku liat sendiri gimana perjuangan papa buat ngelawan peyakit itu. Dari dibawa ke pengobatan alternatif, bolak balik masuk rumah sakit, bahkan harus minum obat tradisional ini itu.

Tapi papa ga nyerah buat usaha sembuh. Walau kadang papa kesal dengan keadaan seperti itu. Tapi saat itu aku percaya papa bakal sembuh dan terus nemenin aku sampai sukses. Tapi tuhan berkata lain. Mungkin ini yang terbaik buat aku maupun papa. I miss you pa.

Deru air mata ku terus mengalir. Tapi aku terus diberi semangat dari orang orang yang ada disekelilingku yang menyayangiku. Sampai suatu hari setelah kepergian papa. Aku sangat berharap kamu hadir untuk memberikan support untuk ku. Atau sekedar lewat social media. Karena aku merasa saat itu aku butuh kamu no gatau kenapa. Kamu yang dulu sering buat aku ketawa , buat aku happy, selalu buat aku ngerasa spesial dengan kata kata rayuan kamu walau itu hanya candaan bagi kamu tapi aku suka. Tapi disaat kaya gini juga kamu ga hadir sedetikpun. Aku percaya kamu tau soal papa , tapi kenapa kamu mengindar dari semua ini.

Setelah papa pergi aku mempertimbangkan sekali untuk melakukan foto buku tahunan. Karena hanya selisih beberapa hari setelah kejadian itu. Tapi kata mama aku boleh mengikuti kegiatan tersebut. Yaudah aku ijn pergi walau hati ku masih pilu.

Kau tau ? Di hari itu aku benar benar makin sedih menjadi jadi. Ketika aku bertemu rino untuk pertama kalinya setelah libur dan satu bis bersamanya.
Kalian mungkin berpikir dia akan mengucapkan bela sungkawa sekiranya untuk support ku dihari itu.

Tapi itu semua nihil. Dia malah sama sekali tak menyapa ku. Padahal kita akan satu frame nantinya. Jangan kan menyapa untuk melihatku, ku kira dia ga lakuin itu.

Aku merasa itu adalah hari buruk untuk ku. Aku seperti tak bersemangat untuk berfoto seperti yang lain nya. Parahnya lagi udah satu frame sama rino, aku harus disandingkan dengannya disatu sofa layaknya seorang kekasih. Teman teman ku pun meledek ku yang katanya kita cocok saat foto tersebut. Yatuhan itu sakit. Hati udah ga karu karuan rasanya gimana. Mau nangis juga ga akan bisa ngeluarin air mata. Kaya udah mati rasa sama dia.

Saat diperjalanan pulang menuju rumah. Aku terus saja memandangi jendela dan kudengarkan musik kesukaan ku. Terus ku tatap jendela karena aku benar merasa sedih dan kehilangan orang yang kusayang saat ini.

Aku merasa saat itu rino berjalan mendekat dan berdiri di sebelah bangku teman ku. Aku sadar dia tertawa sembari bercanda dan makan beberapa cemilan. Tapi aku memilih untuk terus memandang jendela. Sampai akhirnya aku tiba disekolah dan menuju rumah. Sekata pun tak keluar dari mulut mu dihari itu untuk ku. Disaat itu aku benar merasa harus melupakan mu saat itu juga.

Ps : sabar ya nunggu endingnya. Soalnya aku masih harus berjuang buat unbk dan graduation. Di graduation nanti itu yang akan jadi ending dari cerita ini 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Hate You I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang