BAGIAN II

14.6K 1.1K 28
                                    

Sebelumnya

          "Hyung!!" Teriak Jungkook masuk ke ruangan yang serba putih dengan nafas yang memburu, keringat membasahi kening Jungkook. Bukan karena ia berlari dari parkiran menuju ruang kesehatan, tapi sakit dikepalanya benar-benar tidak bisa ditahan. Jackson tersentak kaget dan mendengus begitu tahu siapa yang datang. "No aspirin today" Ujar Jackson lanjut memainkan poselnya tidak mempedulikan kehadiran Jungkook.

          "A—Ayolah Hyung.. Kepalaku sang—at sakit." Jungkook menjawab terpatah, pemuda itu sudah duduk dihadapan Jackson dengan bibir memutih. Jackson melirik Jungkook sekilas dan kembali memainkan ponselnya. "Wajahmu sangat pucat, jangan main-main denganku, Jeon Jungkook!"

~~~~

Bagian II

          "Bi-bisakah tuan mengantar saya ke rumah sakit terdekat?"

           "Tentu." Jawab supir pria paruh baya yang memakai seragam biru ketika Jungkook masuk kedalam taksi.

           "Terimakasih" Jungkook masih dapat membalas meskipun pandagannya sudah buyar. Ia memijat kepalanya, bersandar dan berdoa agar ia bisa lebih cepat sampai.

           Sebelum ia keluar dari dalam taksi, Jungkook menyerahkan beberapa lembar uang kepada supir tsb. Dihadapannya sudah berdiri bangunan besar dengan beberapa wanita-wanita berapakaian rapih keluar masuk kunci yang terbuka otomatis itu. Jungkook melangkah perlahan mendekati pintu, namun sebelum ia benar-benar melewati pintu kaca tersebut, kakinya tidak bisa lagi menopang tubuhnya dan kepalanya benar-benar sakit yang tidak bisa ia tahan lagi. Yang Jungkook ingat ia melihat beberapa orang berlari mendekatinya sebelum semuanya gelap.

           "hasil ronsen nya benar apa yang saya duga. Bagaimana bisa dia pingsan didepan rumah sakit. Apakah obatnya habis? Dia sebelumnya terdaftar dirumah sakit ini?"

           "Tidak dok. Dan lagi pula ponselnya dikunci, saya tidak bisa menghubungi keluarganya. Mungkin kita menunggunya sadar dulu." Samar-samar Jungkook mendengar suara seorang wanita dan pria sedang berbincang. Perlahan mata pemuda itu terbuka, kepalanya berdenyut hebat dan hal pertama yang ia lihat adalah langit-lagit sebuah ruangan berwarna hijau. Bau obat-obatan menyengat tercium olehnya. Setelah membiasakan matanya dengan cahaya diruangan itu, barulah Jungkook dapat melihat seorang dokter dan suster sedang mengobrol tidak jauh dari bangkar yang sedang ditempatinya. Pria berjas putih itu tengah memperhatikan hasil ronsen hitam putih sebuah kepala.

           "Ohh. Kau sudah sadar?" pekik sang suster reflesk mendekati Jungkook. Jeon Jungkook berusaha untuk bangkit duduk yang langsung dibantu oleh wanita itu. Pemuda itu terdiam memperhatikan tangan kanannya telah tertempel infus. "Halo, nama saya Dr. Alex. Apa yang kau rasakan sekarang?" Tanya Alex duduk disisi bangkar dan menatap wajah Jungkook.

            "Kepalaku masih terasa sakit." jawab Jungkook jujur. "Apakah baru-baru ini kau merasa sakit?"

            "Sudah hampir satu tahun belakang"

            "kau selalu pingsan?" Tanya Alex mengerutkan kening meneliti wajah pucat pemuda itu. "tidak. Baru kali ini saya pingsan karena kepala saya benar-benar sakit dok." Keluh Jungkook. "Biar aku Tanya sekali lagi, apa kau pernah mengalami kecelakaan?" Jungkook mengangguk dan itu membuat Dr. Alex dan sang suster saling pandang.

           "Apakah orang tuamu bisa kami hubungi?"

           "Ada apa dengan saya dok? Bisakah anda memberitahu saya? Biar nanti saya yang memberitahu orang tua saya." Tanya Jungkook mulai curiga. "Kondisi ini kau harus ditemani orang tuamu."

SPEND TIME || FF BTS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang