BAGIAN IX --- MAMA

16.1K 1.1K 99
                                    

"....aku membencimu, kau meninggalkanku Tapi aku tidak pernah berhenti memikirkanmu bahkan seharipun... Jujur aku merindukanmu tapi aku harus menghapusmu Karena itu akan lebih sakit daripada menyalahkanmu." --Suga's part-- (Spring Day)



~~~~~~

BAGIAN IX -- MAMA


           BRAKK.

          Jeon Jungkook membanting pintu kamarnya dengan keras kemudian mengunci cepat pintu itu. Dia tidak ingin semua kakaknya berada dikamarnya, kali ini dia ingin sendiri. Didalam kamar yang selalu sepi lima tahun belakangan ini. Jungkok menyandarkan punggungnya didepan pintu, tidak bisa disembunyikan lagi, pemuda itu terisak kencang. Air mata hangat dari pelupuk matanya tidak berhenti menetes. Sekarang, dia tidak tahu bagaimana agar hatinya lebih baik. Apa yang harus dia lakukan?

          Namun tiba-tiba fikiran itu terlintas. Seorang wanita yang sangat jelas menginginkannya pergi dulu. Pergi untuk keselamatannya hingga ia bisa berada dikeluarga ini. Keluarga Minhwo. Wanita yang meskipun ia tidak ingat kenangan mereka tapi tentu saja wanita itu mengisi masa kanak-kanaknya. Tanpa berfikir lama lagi, Jungkook berjalan cepat menghampiri meja belajarnya. Mencari sebuah buku lama yang ia ingat berada ditumpukkan buku tebal lainnya. Setelah menjatuhkan beberapa bukunya –yang tidak lagi ia pedulikan untuk dibereskan- akhirnya apa yang dicarinya ketemu. Jungkook membuka buku lusuh dengan cover hitam itu. Dan sederet alamat ia temukan.


           04.00am

          Jeon Jungkook meramas plastic berisi obat-obatan ditangan kanannya. Ia memejamkan matanya menimbang-nimbang keputusan yang diambilnya apakah benar? Dan akhirnya ia memasukkan obat-obatan itu pada tas punggung yang sudah siap sejak tadi. Setelah memantapkan hatinya untuk terakhir kali, pemuda itu segera berdiri dan berjalan mendekati pintu kamarnya. Celana hitam dipadukan dengan sweater putih dan mantel hitam menjadi fashion andalannya. Ia tahu udara pagi ini pasti terasa dingin, maka sweater dengan kerah tinggi menutup lehernya ia rapihkan agar bisa sedikit menutup mulutnya.


          Suasana rumah pagi itu sangat sepi, bahkan lampu-lampu masih dimatikan dan Jungkook hanya bisa melihat remang-remang ketika ia menuruni tangga. Pengawal yang tak sengaja lewat dan melihat Jungkook sudah melangkah di anak tangga paling bawah langsung terdiam dan membungkuk. "Tuan muda mau kemana pagi-pagi seperti ini?" Tanya pria yang selalu berpakaian rapih.

         "Bisakah kau menyiapkan mobil? Tolong antarkan aku ke station kereta api." Ujar Jungkook. Tanpa banyak bertanya, pengawal itu mengangguk dan membungkuk sebelum berbalik pergi. Pemuda itu menghela nafas pelan, lega karena pria itu tidak banyak bertanya. Hendak Jungkook kembali melangkah namun langkahnya terhenti ketika melihat seorang pria dengan pakaian piyama biru tuanya baru saja keluar dari dapur. Keduanya diam saling pandang untuk beberapa detik, Jungkook menduga jika kakaknya –Jin- pasti baru saja meneguk air putih dari dapur.

          "Kau mau kemana??" Tanya Jin datar tanpa ekspresi. Jungkook hanya menatap pria itu kemudian segera melanjutkan langkahnya tanpa menjawab pertanyaan Jin. Bukan tidak ingin menjawab, tapi Jungkook harus berusaha meyakinkan sikap tidak pedulinya pada mereka semua.

          "YAK!! KAU TIDAK MENDENGARKU??" Tanya Jin sedikit berteriak dan itu membuat Jungkook menghentikan langkahnya. Tanpa berbalik untuk menghadap kakak tertuanya, Jungkook sedikit meringis. Ia tahu sikapnya benar-benar kurang ajar. "Kau tidak usah peduli padaku. Yang jelas aku tidak akan menganggumu beberapa hari ini." Jawab Jungkook seadanya. Jin mengepalkan tangannya kesal. "LIHAT AKU JIKA SEDANG BERBICARA!!"

SPEND TIME || FF BTS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang