BAGIAN VI

16K 1K 97
                                    

"Alasan kopi mencegah kantuk yaitu kafein memblokir komunikasi antara hormon adenosin dan otak. Hormon tersebut merupakan hormon relaksasi."


~~~~~

Bagian VI


         "Hm, Namjoon-ah?" Jung Hoseok menutup pintu dibelakangnya ketika panggilan masuk menggetarkan ponselnya. Pagi itu tampak koridor rumah sakit sudah mulai ramai dengan suster dan petugas kebersihan. Semalaman Hoseok tidur disamping Jungkook, tidak ingin meninggalkan adik bungsunya sampai ia lupa memberi kabar. "Kau dimana? Yak! Kau sudah gila tidak pulang semalaman? Bersama Jungkook pula?" Tanya Namjoon disebrang sana. Hoseok mengusap wajahnya karena posisi tidurnya semalam tidak nyaman. "Maaf, bisakah kau beritahu ayah. Aku dan Jungkook tidak kemana-mana, kita hanya ingin mencari udara segar. Kami tidak melakukan apa-apa. Kau bisa percaya padaku." Jawabnya sedikit serak.

         "Oo.. Dan kau tidur dimana?" pertanyaan Namjoon seolah menyadarkan Hoseok dari rasa kantuknya. Ia tidak mungkin mengatakan pada pria itu jika mereka sedang dirumah sakit. Ia tahu Jungkook pasti semakin stress jika ia sekarang mengatakan yang sebenarnya. Tapi bukankah berkata jujur adalah yang terbaik? "Namjoon, kau sedang sendirian kan sekarang?"

         "Apa yang kau katakan?" Tanya Namjoon disebrang sana, tidak mengerti maksud pertanyaan saudaranya itu. Hoseok terdiam, bingung harus menjawab apa. Tiba-tiba ia teringat Namjoon pernah mengatakan ini, "Alasan kopi mencegah kantuk yaitu kafein memblokir komunikasi antara hormon adenosin dan otak. Hormon tersebut merupakan hormon relaksasi."

         Namjoon tertawa keras disebrang sana. "Yakk.. Hoseok! bicaramu semakin aneh. Kau masih ingat apa yang aku katakan beberapa tahun yang lalu? Gezz.. sulit dipercaya" Jung Hoseok ikut tertawa, setidaknya mungkin itu yang bisa ia katakan sekarang. "Pikirkan saja apa maksud perkataanku tadi. Yang jelas, aku dan Jungkook baik-baik saja dan kami sedang berada diluar. Kami akan segera kembali." Jawab Hoseok lebih santai sekarang.

         "Oke.. Cepatlah pulang. Cepat atau lambat ayah pasti akan marah pada kalian berdua."

         "Yaa, aku tahu.. Baiklah, sampai jumpa."

         "Oh Jung Hoseok..." panggilan Namjoon menghentikan gerakan tangan pria itu yang hendak mematikan sambungan, ia kembali mendekatkan ponselnya kedekat telinga. "Hmm?"

          Kim Namjoon terdengar berdehem sebentar sebelum menjawab. "Kau harus pulang dengan Jungkook, huh? Jangan tinggalkan dia." Meskipun terdengar ragu-ragu dan berbisik tapi cukup membuat Hoseok tersenyum kecil. Ia tahu, semua saudaranya sangat menyayangi adik bungsu mereka. "Ne., Aku pasti membawanya pulang." Setelah medengar jawaban itu, keduanya memutuskan sambungan telpon dengan perasaan yang campur aduk. Jauh disebrang sana Kim Namjoon sangat mengkhawatirkan adiknya, melihat pemuda itu menangis bahkan dibentak oleh ayahnya membuat hatinya ikut terasa sesak. Sedangkan Jung Hoseok dia merasa sangat senang, setidaknya ia dapat melihat bahwa salah satu saudaranya begitu mengkhawatirkan adik mereka.

          Pria itu kembali melangkahkan kakinya menjauhi pintu kamar inap adiknya. Ia berencana ingin ke kantin membeli sarapan karena perutnya minta diisi sejak semalam.

          Jung Hoseok berjalan dengan langkah santai setelah perutnya kenyang dikantin rumah sakit. Koridor menuju tempat adiknya dirawat sekarang lebih ramai. Banyak yang berlalu lalang bahkan menunggu. Ia segera membuka pintu kamar inap Jungkook, berharap adiknya telah bangun. Namun matanya langsung melotot melihat dugaannya terkabul bahkan terlalu cepat. Ia melihat tubuh tegap adiknya sedang memakai mantel yang semalam dipakai. Bahkan pemuda itu telah berganti pakaian dan sudah siap dengan sepatunya.

SPEND TIME || FF BTS (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang