Part 16

27.1K 1.3K 8
                                    

Max bermalam di kamar emily hingga menjelang pagi max keluar mengendap endap. Max hampir berhasil menutup pintu kamar ketika tiba tiba sarah muncul di hadapannya. Kamar sarah tepat bersebrangan dengan kamar emily. Dan sarah kebetulan keluar dan melihat max keluar dari kamar kakak iparnya itu.

"Max!" Sarah memelototi max yang beetelanjang dada, hanya tersisa jeans yang dikenakannya. "Apa yang kau lakukan disana?" Sarah melipat tangannya.

Max nyengir dan merona bahagia. "Adik. Sebaiknya kau masuk dan langsung tanyakan saja dengan kakak iparmu."

"Aku ingin mendengar penjelasanmu juga." Sarah mengeraskan suaranya.

Max membekap mulut sarah dengan tangan nya. "Sssttt jangan berisik. Aku harus pergi sekarang. Aku ada urusan. Ingat, jangan katakan yang aneh aneh tentang aku."

Max mendorong adiknya hingga masuk ke dalam kamar emily dan menutup pintunya. "Dasar anak kecil." Gerutu max dan bergegas pergi dari sana.

Sementara itu emily yang baru saja selesai mandi dan mengenakan pakaian nya terkejut melihat sarah yang tiba tiba masuk ke dalam kamar nya. Emily sempat melihat max yang mendorongnya masuk.

"Hi Sarah. Aku senang melihatmu disini." Emily tersenyum kepada gadis itu. Emily duduk sambil menyisir rambut nya yang masih lembab.

Sarah memandang ke sekeliling kamar itu. Sprei tempat tidurnya masih kusut, dan sarah melihat sebuah kaos yang telah sobek di lantai tak jauh dari kaki ranjang. Ya ampun itu kan kaos max.

"Kakak ipar. Kau akan menikah dengan fitz atau max?"

Emily membisu.

"Kalian tidur bersama kan! Maksudku, kau dan max. Aku hanya tidak mengerti permainan apa ini kak. Aku tidak bisa membayangkan jika fitz mengetahui hal ini." Sarah berdiri menghadap emily. Menanti jawaban dari emily.

"Sarah." Emily akhirnya membuka mulutnya. "Aku dan max dulunya sepasang kekasih." Emily menarik nafasnya dalam dalam. "Tapi terjadi konflik dan kami berpisah. Namun sekarang kesalahpahaman itu sudah di selesaikan. Max ingin kembali padaku."

"Daddy pasti sangat marah." Sarah berjalan mondar mandir di dalam ruangan. "Dia tidak suka jika ada anak nya yang berselisih."

"fitz pasti akan berkelahi mempertahankanmu kak." Lanjutnya lagi.

"Entahlah sarah, aku tidak tahu harus bagaimana ." Emily berdiri dan dengan gugup merapikan tempat tidurnya yang kusut. Emily memungut kaos max yang disobek nya semalam. "Aku mencintai max." Bibir emily bergetar. "Tapi dia tidak pernah mengatakan cinta padaku."

"Max is a player. He will always be." Sarah akhirnya mengucapkannya juga.

"Dua minggu sebelum kakak ipar tiba disini, max membawa seorang wanita, dia bilang kalau wanita itu adalah kekasih nya. Sejujurnya, max sudah sering membawa wanita yang berbeda ke rumah."

Emily menggelengkan kepala tidak percaya. "Sarah, please. Kau membuat aku bingung."

"Hubungan max dan wanita itu sudah terdengar sampai ke media, apa kakak tidak membaca berita? Max cukup popular di New York. Wanita itu seorang model."

Pandangan emily mengabur, kedua kakinya lemas seakan mati rasa. Emily terduduk di pinggir ranjangnya. Wajahnya pucat dan matanya merah menahan agar air matanya tidak tumpah. Oh tuhan, hukuman apa lagi untukku.

The Billionaire and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang