Part 7

32.3K 1.7K 7
                                    

Berita kabar Carl dipromosikan naik jabatan menjadi kepala kantor cabang Singapura beredar begitu cepat.
Emily menghubungi carl untuk meminta penjelasan. Emily sudah dapat menebak siapa dalang dibalik kejadian ini. Emily dapat mendengar suara carl begitu riang dan bahagia ketika menceritakan bagaimana kronologi sang CEO memintanya untuk menjadi perwakilan nya disana.

Emily mencium ada hal yang mencurigakan dibalik semua ini. Setelah emily memutuskan panggilan ponsel nya dengan carl, emily menaiki lift dan langsung menuju ruangan kerja sang CEO, kekasih rahasia nya itu.

"Mr.Walter. Aku ingin penjelasan mengenai Carl Jason" ungkap emily ketika dia telah berada di dalam ruangan max. Max tidak menyukai emily membahas mengenai pria lain. Wanita itu berdiri di depan meja kerjanya dengan amarah yang tertahan.

Max meraih tangan emily dan membimbing wanita itu untuk duduk di pangkuan nya. Emily menerima dan menurutinya. Telunjuk max menahan bibir emily untuk tidak berbicara lagi. "Kemarilah. Aku suka melihatmu marah, sangat berapi api membuatku bergairah."

Emily merasakan tangan max telah berada di balik rok nya dan bermain main disana. Sedangkan tangan satunya max membuka satu persatu deretan kancing mutiara emily. Nafas emily tercekat di tenggorokan nya. Sentuhan max selalu membuatnya terlena, dia bahkan melupakan hal yang ingin dibicarakan nya bersama max. Dengan terampil max membuka ikatan bra emily dengan satu tangan. Dengan tak sabaran max membenamkan diri ke dada emily dan menghirup manisnya emily di kulit tangan , hidung dan bibir max. "Emily, aroma mu sangat manis."

Dan yang terdengar berikutnya adalah suara teriakan dan erangan max dan emily ketika melebur menjadi satu. Mereka bercinta dengan liar di kursi max. Mereka melakukan nya dengan cepat dan meledak ledak. Emily orgasme hingga berkali kali membuat kedua kakinya lemas. Emily membenci dirinya yang selalu lemah ketika berhadapan dengan pria itu. Emily tidak dapat menolak pesona sang CEO. Wanita mana yang sanggup menolak sentuhannya. Pikir emily.

Emily merapikan pakaian nya kemudian duduk kembali di sofa panjang max, dia masih menunggu jawaban max atas carl. "Max aku menunggu jawaban."

Max pun telah menaikkan retsleting bawahan setelan jas nya. Max kembali ke meja kerja nya dan mengerjakan apa yang tadi sempat tertunda. "Aku hanya membantunya, dia terlihat bahagia. Dimana letak kesalahanku." Max menjawab seadanya tanpa mengalihkan pandangan nya dari laptop nya.

"Mr.Walter..."

"Max...Cukup Max, mulai sekarang."

"Jawab saja pertanyaanku. Kau sengaja menyingkirkan nya kan. Dasar bodoh. Aku membencimu."

"Emily kau berani berkata tidak sopan dengan atasanmu, sekarang patuhi perintahku. Diamlah dan kembali ke mejamu sekarang." Max sangat kesal karena emily selalu ingin membantah apapun yang diputuskan max.

"Kau selalu mengintimidasiku. Asal tahu saja, aku bukan budak yang bisa kau suruh." Emily berdiri dari sofa dan mendekati max.

Max bangkit dari tempat duduk nya dan telah berada di depan emily, sangat dekat hingga mereka dapat menghirup aroma tubuh masing masing. "Kau hanya wanita simpananku, apa bedanya itu dengan istilah yang kau sebutkan tadi. Sedangkan kau menerima uangku atas kompensasi aku memiliki tubuh mu."

Plakkk!!!

Tamparan yang amat keras mendarat di pipi max. Emily tidak pernah diperlakukan serendah ini sebelumnya.

Max membalas nya dengan menangkap tangan emily dan mencengkramnya erat. Emily memberontak namun malah meringis kesakitan. "Kau menyakitiku max."

"Mulai sekarang, jangan pernah mencoba untuk tidak patuh. Aku bisa sangat kejam jika aku marah. Jangan coba ulangi perbuatan itu lagi." Max kemudian menunjuk pintu keluar.

Emily berlari ketakutan dan berlalu keluar.

***

Satu jam kemudian, ruangan sang CEO.

Max merasa menyesal telah berbuat kasar dengan emily. Max masih terbawa suasana, orang sewaan max tiba tiba memberikan informasi bahwa di perusahaan nya ini terdapar satu orang karyawan yang masih merupakan keluarga dari musuh keluarga Walter.
Max telah meminta untuk segera mencari tahu siapa sebenarnya orang tersebut. Max sangat tidak sabar untuk segera menghancurkan musuh nya itu. Dendam max tidak akan pernah pudar sampai kapan pun.

Evander Gregory Walter adalah kakek butut max. Evander kala itu memiliki perkebunan dan pertambangan yang nilainya sangat besar dan berlimpah hasilnya di sebuah Kota kecil di Inggris. Namun seorang pria yang sangat dipercaya evander ternyata berbalik menghianatinya. Pria itu adalah Samuel Michelli, berdarah Italia namun telah lama menetap di inggris bersama Evander. Evander kala itu telah memasuki usia senja dan meminta Samuel untuk mengawasi semua usaha nya itu. Namun apa yang didapatkan keluarga Walter, samuel malah merubah nama kepemilikan lahan perkebunan dan pertambangan menjadi miliknya. Setelah Evander tiada, samuel mewarisi semua kekayaan kaket buyut max.

Keparat itu telah menghancurkan keluarga Walter. Keluarga Walter jatuh miskin tak bersisa. Max kecil bahkan hidup sulit dan kurang layak. Ayah max menjadi pedagang kecil yang menjual kain dan pakaian di pasar, sedangkan ibunya menjadi penjahit kecil yang menerima pesanan dari kaum menengah ke bawah.
Max adalah anak tunggal mereka, kemiskinan membuat kedua orang tua max tidak menginginkan terlalu banyak darah daging nya hidup menderita.
Ketika usia max menginjak 10 tahun, kedua orang tua max meninggal dunia karena kecelakaan kereta kuda. Seorang pria bangsawan pemilik kereta kuda yang disewa kedua orang tua max merasa bersalah dan membawa max untuk dibesarkan bersama keluarga itu. Max memiliki satu orang kakak angkat laki laki dan satu adik angkat perempuan. Mr. dan Mrs. Carlton sangat baik dan tidak membedakan max dalam membesarkan anak anak mereka. Ketika mulai beranjak remaja Max dipercaya mengelola keuangan dan dilepaskan untuk mendirikan perusahaan nya sendiri. Max remaja sangat ambisius dan tekun. Di balik itu, dia telah berjanji suatu hari akan menemukan keluarga Michelli dan menghancurkannya satu persatu keturunannya.

Max terbangun dari lamunan dan meraih ponselnya.
"Emily, dengarkan aku. Temui aku satu jam lagi di lobi utama."
Max telah menyiapkan penebusan dosa nya. Dia yakin emily pasti akan menyukainya.

***

Satu jam kemudian di lobi utama. Emily telah duduk menanti hampir setengah jam namun max belum juga muncul. Tak lama kemudian max turun dari dalam mobil yang berhenti di depan pintu utama dan menghampiri emily.

"Kita mau kemana.." Suara emily tampak getir ketika mobil sudah melaju kencang dan jauh. Max yang duduk di samping emily menggenggam tangan emily dan membawa emily pada bibir max dan mengecup nya hangat.

"Jangan takut kepadaku sayang. Aku minta maaf, tindakanku tadi sangat buruk. Aku pasti sudah menyakiti hatimu. Aku tidak ingin kehilanganmu. Jangan menjauh dariku."

"Aku memang wanita bayaran, aku yang terlalu sensitif. Kau benar dengan semua ucapan mu."

Max mengeluarkan sebuah kotak kecil lapis beludru berwarna hitam dari balik kantong jas nya. Dia membukanya dan nampaklah sebuah cincin putih bermata satu berlian yang sangat besar dan indah. Max meraih tangan emily dan menyematkan nya di jari manis itu. "Suatu hari aku akan mengenalkanmu dengan keluargaku."

Emily tertawa mendengar lelucon max. "Jangan memaksakan diri membuat aku senang. Aku sudah cukup puas dengan cincin ini. Ya ampun indah sekali..." Emily mengerjapkan matanya, sangat berkilauan. "Aku tidak siap mendengar harganya. Pasti sangat mahal."

"Apapun untukmu sayang. Emily ku sayang."

Emily merangkul leher max dan mengecup ringan pipi max. "Terima kasih, max, kau sangat mahir menyenangkan wanita."

"Hanya kau emily, wanitaku."

The Billionaire and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang