Part 19 .THE END.

41.9K 1.2K 23
                                    

Max bekerja terlalu lelah semalam hingga dia tertidur di meja kerja nya.

Max terbangun oleh mimpi buruk. Max bangkit dan tergesa gesa berjalan mencari emily di kamarnya. Namun sosok kekasihnya itu tidak kunjung ditemukan.

"Dimana Ms. Sanders?" Max setengah membentak menanyakan emily kepada salah satu pelayan di rumah nya.

Sang pelayan muda gemetaran ketakutan. "Miss Sanders pergi keluar sejak semalam dan belum kembali sampai saat ini, tuan."

"Mengapa tidak ada yang melaporkannya kepadaku?" Max membentak lebih keras lagi. "Damn!!! Kalian semua tidak berguna."

Max mengambil mantel dan kunci mobil. Dia segera melajukan mobilnya dengan kencang. Max mencoba menghubungi ponsel emily namun tidak aktif. Max mencari di sepanjang jalan berharap bisa menemukan wanita itu.

Max tidak berhenti mengumpat sepanjang dia melajukan mobilnya. Dia menyesal karena tidak menemani emily semalam. London sama seperti kota besar lainnya, banyak kejahatan yang bisa terjadi di malam hari.

Emily....dimana kau. Semoga tidak terjadi hal yang buruk.

***

Emily terbangun dipagi hari di kamar apartemen seorang pria asing. Emily merasa lebih baik. Namun luka dan memar di tubuh nya mulai terasa sakit.

Emily keluar kamar dan mencium aroma yang sedap. James sedang menyiapkan sarapan di meja makan. Pria itu tampak menyusun beberapa piring yang berisi makanan. Kentang goreng, telur dadar, tumisan sayuran hijau, dan salad buah.

"Hai. Selamat pagi." Sapa pria itu. "Aku tidak pintar memasak, aku jarang berada di rumah. Jadi semoga aku tidak membuatmu sakit perut pagi ini."

"Bagaimana memar nya. Apakah sangat sakit?"

Emily menggelengkan kepalanya. "Tidak james. Aku baik baik saja."

"Jadi, miss...."

"Emilia Sanders. Panggil saja emily."

"Emily. Sebaiknya kau segera makan untuk pemulihan luka mu."

"Terima kasih. Aku harap setelah ini kau bisa mengantarkan aku pulang." Ucap emily. Senyum james sungguh manis. Mengingatkan emily dengan max. Betapa dia sangat merindukan max saat ini.

"Aku akan mengembalikanmu dengan keluargamu. Aku berjanji. Tapi setelah kau memakan semua sarapan dan minum obat. Oke."

Emily menghabiskan bagian sarapannya dengan mudah. Perut nya memang sangat kelaparan.

"Aku hanya punya kekasih di London, namanya Maximillan Gregory Walter. Aku berasal dari New York." Emily menjelaskan pada james ketika mereka sudah duduk santai di sofa ruang tamu.

Maximillan. Ternyata dia. Tentu saja aku mengenalnya. Max pernah menjadi pasien nya beberapa tahun yang lalu. Max pernah terkena luka tembakan dan james yang menemukannya tergeletak di jalan. Max juga beberapa kali dalam perawatan james karena kasus perkelahian. Max bukanlah pria yang aman untuk emily. Max terlalu banyak musuh. Dia sering bermain wanita dan mencampakannya. Emily bukan wanita yang tepat untuk max.

"Kalian sudah kenal lama?" Tanya james.

"Kau mengenalnya kan? Antarkan aku sekarang james. Please...." Emily sangat yakin dari raut wajah james bahwa pria itu mengenal max.

"Pasti. Setelah kau menjawab pertanyaanku, miss Sanders."

Lagi lagi emily bertemu dengan pria yang menyebalkan. Hanya saja pria ini telah menyelamatkan hidup nya.

The Billionaire and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang