Sebagai ketua kelas aku hanya bisa duduk sambil meringis melihat satu-satunya anak bandel di kelas kami yang kini sedang mendapat hukuman berupa pukulan dari rotan secara bertubi-tubi. Itu pasti sakit. Aku bisa membayangkan bagaimana warna kemerah-merahan bahkan kebiruan akan menghiasi punggungnya. Ini bukan kali pertama. Yoongi memang suka sekali membuat ulah.
Aku tidak begitu tahu apa salahnya sekarang. Aku baru saja kembali dari toilet saat aku mendengar Min seonsaengnim memanggil namanya dengan marah dan langsung memukulinya dengan rotan. Ini sudah lima menit berlalu. Tapi Min seonsaengnim sama sekali belum berminat menyudahi hukumannya.
"Aku takut." Di sampingku ada Lee Soomi, teman sebangku sekaligus saudara sepupuku yang meringkuk ketakutan sambil merangkul lenganku. Dia setahun lebih tua dariku tapi kami berada di kelas yang sama. Tingkahnya jauh lebih kekanak-kanakkan dariku bahkan dia beberapa senti lebih pendek dariku. Ah, itu tidak penting untuk saat ini. Karena yang terpenting sekarang adalah nasib si bandel Min Yoongi. Aku khawatir kalau giginya akan rontok karena dia tampak sangat kuat mengatupkan bibir. Lihatlah urat-urat wajahnya bahkan kelihatan jelas sekali. Dia benar-benar menahan diri untuk tidak tampak kalah di depan Min seonsaengnim.
Bel pergantian jam berbunyi. Aku menghela napas begitu pula siswa lainnya. Aku tidak heran kenapa yang lain juga melakukannya. Intinya, selain jam pelajaran Sejarah berakhir, hukuman Min seonsaengnim juga otomatis berakhir. Guru pria berusia 40 tahun itu menghela napas lalu menyibakkan poninya ke belakang. Mungkin kalau wajahnya tidak banyak kerutan aku akan terpesona karena Min seonsaengnim memiliki rambut yang keren seperti idol.
"Kali ini kau kumaafkan, Min Yoongi. Di pertemuan selanjutnya, kalau aku mendengar lagi kata-kata kasarmu, aku tidak akan segan memukulmu dengan besi."
Nyaris semua siswa bergidik ngeri. Min seonsaengnim memang terkenal sebagai guru yang paling kejam. Beliau tidak akan segan memberi hukuman paling berat dan menyakitkan bagi siswa yang menurutnya telah melakukan kesalahan fatal. Itulah kenapa banyak siswa nakal yang akan dengan otomatis berubah menjadi anak anjing paling imut saat Min seonsaengnim mengajar di kelas mereka.
Tapi kurasa, kekejaman Min seonsaengnim sangat tidak berpengaruh pada kenakalan Yoongi. Yoongi tetaplah Min Yoongi.
Aku pun memimpin teman-temanku untuk mengucapkan salam sebelum Min seonsaengnim keluar. Begitu beliau keluar, sontak kelas pun riuh. Kebanyakan dari mereka menghela napas. Sebagian bercerita dengan teman lain bangku soal jantung mereka yang hampir copot ketika mendengar teriakan bersuara berat Min seonsaengnim. Dan sisanya menghampiri Yoongi untuk menanyakan seberapa sakit pukulan rotan itu. Dan aku, aku sedang tidak berada di sisi mana pun. Aku hanya duduk diam sambil menatap kosong bolpoin yang kuapit diantara telunjuk dan ibu jariku. Sementara telingaku terpasang baik mendengarkan suara kakak sepupuku yang sedang berteriak dari sisiku, menanyakan kabar Yoongi.
"Aish, kau jangan ikut-ikutan bertanya," sahut Taehyung, teman sebangku Yoongi yang membalas pertanyaan Soomi. Ucapannya terdengar ketus tapi aku tahu dia menaburkan sedikit bumbu menggoda, karena yang diajaknya bicara sekarang adalah kakak sepupuku.
"Aku juga ingin tahu bagaimana kabarnya. Kenapa malah kau yang marah?" balas Soomi lebih ketus. Ck, mereka berdua ini tidak pernah membiarkan satu hari pun tanpa cerita Tom & Jerry mereka. Oh please guys.
"Kau ingin mendengarnya baik-baik saja? Yang benar saja. Bagaimana dia bisa baik-baik saja setelah dipukuli dengan kesetanan seperti itu?"
"Aku tidak bertanya padamu, Hidung Besar!"
"Hidung Besar? Hah, kau tidak lihat dirimu? Hidungmu juga besar. Masih bagus aku mancung, kau bahkan mancung ke dalam."
"Ah sudah sudah! Hentikan!" Aku pun berseru sambil bangkit. Harus ada seseorang yang menghentikan perdebatan tidak berguna mereka sebelum mereka makin meledak seperti gunung yang ada di selat Indonesia itu, dan orang itu adalah aku. Aku memandang mereka berdua secara bergantian. Kedua-duanya membuang pandangan dengan ekspresi benci. Sssh, menyusahkan saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stereotype (BTS & Monsta X) [Completed]
Fanfiction[SELESAI] [sudah ada sequel Name of Love] "We all use stereotype all the time, without knowing it...." Paul, 1998 RANK: #87 - taehyungbts, #47 - yookihyun (13/05/18)