Chapter 14

552 43 18
                                        

Sena POV

UAS berlalu begitu cepat. Buku rapor dibagikan. Seperti biasa, appa yang mengambil raporku. Sambil menunggu, aku dan Soomi beserta Taehyung –yang ternyata mereka berdua sudah berbaikan- pun menyibukkan diri di rooftop. Taehyung membawa banyak sekali susu pisang, susu pisang itu berasal dari toko ibunya. Sebenarnya aku tidak suka susu pisang tapi mereka memaksaku untuk ikut menghabiskan. Ya sudah, kuhabiskan saja. Lumayan, gratis.

"Ah! Aku baru ingat sesuatu."

Seruan Soomi langsung membuatku menoleh. Begitu juga dengan pacarnya.

Soomi menatapku lamat-lamat. "Aku baru ingat sesuatu tentang susu pisang."

Aku memutar bola mata. Pasti dia akan mendongeng tentang kisah cintanya dengan Taehyung.

"Kau tahu? Waktu itu, di hari pertama UAS, aku menangis karena orang ini."

Kulirik Taehyung yang hanya cengar-cengir seperti orang bodoh. Ralat! Dia memang orang bodoh.

"Rencananya aku mau pergi ke rooftop, tapi pintunya dikunci jadi aku tidak bisa masuk. Jadi, aku menangis di depan pintunya."

"Ah ... jadi waktu itu rooftop-nya dikunci?" tanya Taehyung. Soomi mengangguk semangat.

"Dan saat aku menangis, seseorang datang."

Ingin sekali aku mencubit pipi Soomi karena setiap dia cerita dia selalu cara berhenti di saat-saat paling menegangkan. Mungkin itu taktiknya agar orang yang diajaknya bicara makin penasaran dengan jalan ceritanya.

"Dan kau tahu siapa itu?"

Aku menggeleng.

"Min Yoongi!"

"Uhuk!" Sial Lee Soomi. Seruannya itu jauh lebih mengejutkan daripada kemunculan hantu wanita dalam film-film horor.

"Dia memberiku susu pisang ini. Lalu aku tanya, 'kenapa kau bisa ada di sini?'."

"Lalu apa jawabannya?" tanyaku. Sepertinya Soomi berhasil memasukkanku ke dalam perangkapnya.

"Cepat ambil atau kubuang."

Aku dan Taehyung pun otomatis tertawa. Itu khas Yoongi sekali.

"Lalu aku memarahinya dan memaksanya untuk menjawab. Kalian tahu apa jawabannya?"

Dia benar-benar membuatku penasaran setengah mati.

"Kupikir kau Sena jadi aku mengikutimu."

.

.

.

"Dia bicara begitu?!!" teriakku. Aku tidak tahu kenapa aku harus berteriak.

"Tapi ada yang lebih mengejutkan dari itu, Sena. Saat kutanya kenapa dia berpikir kalau aku adalah kau, dia bilang kalau kita itu mirip. Dan lagi, saat kutanya 'kalau seandainya aku adalah Sena, kenapa kau mengikutiku?', dia justru bilang 'memang tidak boleh?'. Oh astaga, rasanya darahku sudah mendidih saja."

"Kau yakin dia bicara begitu?" tanyaku memastikan.

"Lagi pula kenapa juga aku berbohong?" Soomi kembali menyesap susu pisangnya.

Ya, Soomi tidak pernah berbohong padaku. Tapi, benarkah apa yang dikatakannya barusan?

"Aku bilang padanya untuk berbohong dengan cara apa pun tapi aku tidak tahu kalau dia akan menyebut namamu. Kurasa kalian jauh lebih dekat dari yang kubayangkan."

Stereotype (BTS & Monsta X) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang