PART 2

10.4K 493 27
                                    

Dan bersamamu adalah
Awal dari semua kebahagian,
Sekaligus kepedihan.

---

Aktivitasnya di kantor tak pernah berkurang, justru semakin bertambah. CEO muda yang tampan ini selalu saja berkutat dengan berkas-berkas yang menuntut waktunya untuk diperhatikan.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu.

"Masuk"

"Excuesme sir, jam 2 nanti akan ada rapat mengenai proyek di pulau Tahiti . Namun dari pihak SS GROUP mengatakan kalau CEO-nya tidak dapat hadir karena sedang berada di jepang, sir".

Terang sekretaris pada Stevan yang dari tadi sibuk dengan semua berkas yang harus ia periksa itu. "Baiklah Evelyn. Ingatkan aku lagi jika ruangannya telah siap" Jawab Stevan tanpa menatap sekretaris itu.

"Baik, sir" Evelyn berbalik dan menuju pintu hendak meninggalkan ruangan CEO namun langkahnya terhenti saat Stevan kembali memanggilnya.

"Evelyn, apakah hari ini ada telepon dari rumah sakit?" Evelyn berbalik, "Maaf pak, tapi dari pagi tidak ada telvon sama sekali dari rumah sakit" jawabnya.

"Baiklah. Kau boleh pergi". Stevan termenung sesaat lalu menatap kembali pekerjaannya tadi, dan melanjutkannya.

***

Sudah pukul 10 malam, Stevan baru pulang dari rumah sakit dan langsung menuju club langganannya. Saat ia hendak masuk, seorang wanita menabraknya.

"Maaf"

Wanita itu langsung pergi begitu saja. Seolah Stevan lah yang salah.

"Oh, maafkan temanku. Dia sedang pusing, tolong maafkan sikapnya itu" .

Belum hilang kerutan di dahinya karena ulah wanita itu, kini kerutan itu semakin jelas dengan seorang wanita lagi yang mengaku teman wanita tadi.

Oke! Mereka sama sama gila. Pikir Stevan setelah wanita itu pergi menyusul teman gilanya.

Di dalam club Stevan meminum beberapa gelas sambil menunggu temannya datang. "Hei brother..." sapa suara itu.

Stevan melirik, itu temannya. Adam. "Mengapa kau lama sekali? Aku sedang kesal". Seru stevan.

"Ouh maafkan aku kawan. Tadi aku bertemu teman lama didepan". Jawab Adam mengacungkan jari telunjuknya pada bartender , mengisyaratkan satu gelas minuman untuknya.

"Haha. Teman lama..." , Stevan terkekeh sinis.

"Perempuan maksudmu?". Ucapnya dingin.

Adam meneguk minumannya. "Ayolah kawan. Apa salahnya dengan itu? Kau tau, hal seperti itu bisa membantu kita melupakan semua masalah-masalah kita setelah sibuk bekerja" .

Adam meminta segelas wine lagi.

"Lagi pula nikmatilah masa muda ini brother. Kau takan tau akan mendapat istri seperti apa nantinya? Dan selagi kau masih bisa bermain dengan wanita-wanita ini, nikmatilah" . Adam menepuk pundak sahabatnya itu dan menengguk habis isi gelas keduanya.

Hah! Mereka hanya kaum yang merepotkan dan menyebalkan! Jangan sampai aku terikat dengan salah satu dari mereka!!

Stevan tidak begitu suka terikat dengan wanita. Ia membenci mereka, karena setiap melihat wanita penggoda ia akan teringat pada pengkhianatan yang di lakukan ibunya terhadap dirinya dan ayahnya.

I Want You, Just You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang