Di part ini akan ada kata - kata kasar dan adegan yang mungkin tidak kalian sukai. Tapi tetaplah menjadi smart reader dan nikmati ceritanya.
Semoga kalian suka :*Happy reading--
Vanya POV
Kepalaku rasanya sakit dan sedikit pusing. Perlahan tapi pasti aku mencoba membuka mataku dan mendapati sebuah ruangan yang sepertinya adalah sebuah kamar.
Astaga!
Tanganku diikat dikedua sisi ranjang dan juga kakiku. Sementara tubuhku hanya berbalut pakaian dalamku saja.
Bikini hitam yang memang milikku.
Ada apa ini? Apa yang terjadi padaku? Mulutku bahkan ditutup dengan sebuah kain dan ikatannya sungguh kencang. Ya tuhan apa yang harus aku lakukan? Tolong aku, aku benar - benar takut.
Ceklek!
Pintu terbuka dan seorang pria bertubuh tinggi dan tegap melangkah dengan gagah mendekatiku.
Maxime. Dia sepupu Diandra. Ya, benar! Aku ingat siapa dia.
Oh tuhan terima kasih karena kau telah mengirim seseorang yang akan menolongku.
Aku meronta ditempatku berusaha melepaskan diri. Dengan tatapan sayu dan memohon pada Max agar dia cepat melepaskan ikatanku. Air mataku sudah mengalir sejadi - jadinya karena ketidak berdayaanku dan rasa malu karena kini seorang pria dewasa sedang melihat tubuhku.
Max mendekat kearahku dan duduk ditepi ranjang. Tangannya menyapu halus pipiku dan Ia tersenyum miring. Tatapan matanya terlihat berbeda dan menakutkan bagiku.
Ada apa dengannya kini? Mengapa dia menatapku begini? Tatapan seolah ingin memakanku.
Satu sudut bibir Max tertarik keatas, membuat seringaian misterius yang sulit aku artikan. Tak lama dia melepaskan ikatan dimulutku, lalu mendekat dan mencium bibirku.
Maxime mencium BIBIRKU!!
Apa dia gila! Sebisa mungkin aku menolak ciumannya. Aku menutup bibirku dengan rapat, serapat - rapatnya agar dia tidak bisa masuk dan menjelajahi mulutku.
Aku menangis saat dia menggigit kasar bibirku sehingga terpaksa aku membuka mulut.
Tepat saat itu dia memasukan lidahnya dan mencecap semua rasa dirongga mulutku. Saat dia bertemu dengan lidahku, aku tidak membalasnya. Aku benar - benar jijik melihat tingkahnya ini. Aku tidak menyangka dia akan memperlakukanku seperti pelacur begini.
Tangannya tidak diam saja. Dengan kasar dia meremas payudaraku bergantian dan itu benar - benar sakit. Dia meremasnya dengan sangat kuat. Apa yang dapat aku lakukan selain menangis mendapat perlakuan kasar darinya. Dalam pikiranku saat ini, aku membayangkan wajah Stevan yang selalu memperlakukan aku dengan lembut. Tidak pernah dia marah dan berbuat kasar padaku. Walaupun dia menyembunyikan fakta yang membuatku kecewa, namun aku tidak bisa membohongi hati kecilku yang merindukan dan berharap dia akan datang dan menolongku dari bajingan ini.
Tuhan jika boleh aku berharap, aku hanya ingin Stevan saat. Aku ingin bertemu dengannya, aku janji aku akan mendengar semua penjelasannya.
Aku merindukannya...
"Mamphhhh... xime lepmphhhh"
Astaga. Untuk berbicara saja aku kesulitan karena tangan Maxime yang menopang kepalaku untuk memperdalam ciumannya sangat menyiksa. Aku tidak kuat lagi, dia sangat kasar. Dia bahkan tidak segan mencubit putingku dengan tenaganya, and for god sake! Itu sangat menyakitkan.
Merasa aku tidak menggubris ciumannya, dia turun dari bibir keleherku. Disana dia mencium, menjilat dan menghisap kulit leherku dengan kencang. Dia sangat kasar, membuatku menangis karena perlakuannya. Permukaan kulitku rasanya perih. Aku juga tidak tahu kapan dia melepas bra hitam milikku, hingga sekarang dia sedang menyusu dipayudaraku. Dia seperti bayi kelaparan dan sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You, Just You ✔
Roman d'amourSebelum baca, akan lebih baik jika di follow dulu untuk memudahkan kalian. Karena akan ada part - part yang aku private secara acak. - Stevan Zaerd Charlie seorang CEO muda yang tampan dan sangat dingin terhadap wanita. Menanggung sendiri beban di h...