PART 14

5.7K 313 2
                                    

Selamat membaca☺
Sorry for Typo---

Stevan POV

Laura!!

Untuk apa dia kembali. Dia tidak seharusnya ada di sini.

Jujur aku senang karena akhirnya dapat melihat dia kembali setelah dua tahun. Dia yang sangat aku cintai. Dia wanita yang sempat aku inginkan menjadi pendampingku selamanya. Tapi dia juga yang menghancurkan semua harapan dan cintaku.

Kenapa dia kembali ke sini. Aku hanya dapat diam saat dia memelukku. Meski hati ini ingin sekali membalas pelukannya. Mendengarnya mengatakan sendiri jika ia merindukan diriku, dan ciumannya membuatku ingin mencium bibirya saat ini juga.

Namun Vanya yang ada di sini melihatku tidak percaya. Ekspresinya membuat hatiku tidak bisa melakukan semua itu.

Matanya berkaca-kaca. Mengapa dia akan menangis? Apakah dia cemburu?

Vanyaaa...

Hatiku meneriaki namanya saat dia pergi begitu saja dari ruanganku. Namun nama itu tidak berhasil lolos dari bibirku. Punggungnya menghilang bersamaan dengan pintu yang tertutup. Sudut hatiku seperti di cubit melihat dia pergi begitu saja, apa lagi sebelumnya dia terlihat kesal.

"Lepaskan Laura!"

Tubuhnya yang langsing itu ku dorong agar menjauh dariku.

"Ada apa sayang? Apa kau tidak merindukan aku?"

Aku sangat merindukanmu. Aku merana tanpa dirimu selama ini. Tapi kau justru pergi saat aku sangat membutuhkan dirimu.

"Tidak" aku berbohong.

"Aku tidak percaya, Stev" dia mendekatiku dan berusaha merayuku lagi. Dia tahu aku sangat tidak tahan dengan gayanya ini.

"Kau sangat merindukan aku. Dan lebih dari itu, kau membutuhkan aku" Laura berbisik lembut di telingaku. Desahannya membuatku ingin meraihnya dalam pelukanku dan mencium habis dirinya.

Kini tangannya menjarah dadaku. Memaksaku membuka kemeja yang tengah aku kenakan.

Sebelum kancing ketiga terbuka, dengan cepat aku meraih tangannya dan mendekatkan wajahnya padaku.

Mata birunya adalah hal yang tidak pernah aku lupakan. Namun dari tatapannya, terlihat jelas tidak ada lagi cinta untukku. Tatapannya padaku sudah berubah. Tak sama seperti dulu.

Mata itu terpejam, berfikir aku akan menciumnya.

Aku mendekat seolah akan menciumnya, namun wajah Vanya yang pergi dengan kesal serta air mata yang hampir jatuh tadi menghentikanku.

Aku melepaskan tangan Laura dan mendorongnya lagi agar menjauh dariku. Pakaianku yang hampir berantakan karena wanita ini kembali ku rapihkan.

"Kenapa kau membohongi dirimu sendiri, Stev"

Dia masih tidak menyerah rupanya.

"Pergilah. Semua yang kau katakan itu salah"

"Janganlah kau bohongi dirimu Stevan. Kau itu sangat mencintaiku"

Rasa percaya dirinya membuatku kesal. Bisa-bisanya dia datang padaku seperti ini setelah dua tahun lalu dia meninggalkan aku dengan cara yang tak akan pernah aku lupakan itu. Lalu sekarang dia kembali untuk masuk lagi dalam hidupku masih dengan sikap angkuhnya? Oh tidak! Aku takan tertipu lagi.

"Pergilah. Aku sedang tidak ingin berdebat Laura" suaraku datar berusaha menahan emosi.

"Aku datang padamu. Aku kembali sayang. Apa kau tidak bahagia untukku?"

I Want You, Just You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang