PART 35

6K 222 6
                                    

Still hopeful
~~~~~~~~

Di ujung jalan yang panjang ini, akankah kutemukan siapa dirimu sebenarnya? Di akhir cerita yang kutulis bersamamu, akankah masih ada namamu?

_____****_____

Satu minggu berlalu setelah kecelakaan itu dan disinilah sekarang Tobias berada. Langit terus menjatuhkan air hujan tanpa henti sejak pagi. Pemakaman yang siang tadi ramai kini telah sepi, mengisahkan Tobias yang menatap nanar dua pusara didepannya.

Ia tidak memungkiri kesedihan yang mendera hatinya. Penyesalan dan kehilangan, itulah yang memenuhi hatinya.

Ada rasa marah dan kecewa. Namun rasa sedih lebih dominan dalam hatinya.

Semua orang telah pulang, bahkan keluarga mereka. Menyisahkan dirinya yang masih ingin menatap pusara itu. Wanita yang Ia cintai.

Tobias menangis didepan pusara itu.

"Mengapa begini? Kau sungguh bodoh! Mengorbankan hidupmu hanya untuk rasa iri. Diperbudak oleh dendammu sendiri. Padahal aku masih berharap dapat bersamamu lagi, melangkah bersama melewati hari - hari kita kedepan."

Seakan mengerti kesedihannya saat itu, tetesan hujan dari sang langit semakin deras membasahi bumi. Menemani Tobias yang masih setia ditempatnya. Menatap sendu nama yang tertera di nisan itu. Pupus sudah harapannya untuk memulai semuanya dari awal dan hidup bahagia.

Stevan, Vanya, Diandra dan Adam mengalami kecelakaan dengan sebuah truk yang mengakibatkan keadaan keempatnya kritis. Mereka kehilangan banyak darah dan keempatnya mengalami koma. Sedikit lebih beruntung dari Stevan, Vanya, Adam dan Diandra telah sadar lima hari setelah melewati masa kritis mereka dan kini keduanya dalam masa pemulihan.

Keadaan Stevan lebih parah dari yang lain. Karena luka dalam akibat perkelahian hari itu dan ditambah benturan keras dibagian kepala saat kecelakaan karena usahanya melindungi Vanya membuat dirinya harus terbaring lebih lama dengan diagnosa dokter yang mengatakan bahwa pasien mungkin saja akan mengalami geger otak, kelumpuhan bahkan amnesia akibat benturan keras pada otak kecilnya. Hal itu jelas membuat Vanya mengalami shyok dan sedikit mengguncang batinnya. Itu membuat keadaannya tidak stabil sehingga tidak dapat hadir hari ini pada pemakaman Laura.

Harry, ayah dari Stevan meninggal sehari setelah kecelakaan itu akibat serangan jantung yang menyerangnya. Shyok karena mendengar berita kecelakaan anaknya.

Sementara Laura yang berusaha melarikan diri justru mengalami kecelakaan yang merenggut hidupnya. Tobias yang ingin memulai hidup baru dengan Laura harus mengubur harapannya itu. Ia tahu Laura hanya diliputi perasaan kesal karena merasa disaingi oleh Vanya hingga rasa iri menutup akal sehatnya.

Apapun yang terjadi dalam keadaan marah memang memberi dampak buruk dan hanya menyisahkan penyesalan. Harus kuat menatap kedepan, Tobias semakin menderita rasanya. Namun bagaimanapun, Life must go on dan Tobias harus menjalankannya.

Dengan langkah berat dan hati yang masih terasa sesak, Tobias bangkit dari tempatnya dan meninggalkan makam Laura sebelum menatap sejenak makam Harry - ayah Stevan - yang telah dia anggap seperti orang tuanya sendiri.

##

Kierr, Lucas, Hendry dan Tobias kini berada di ruangan Stevan. Vanya yang berada disana sejak semalam enggan meninggalkan kekasihnya yang masih terbaring lemah tanpa adanya tanda akan sadar. Menatap sendu keadaan Stevan, Vanya menyesali perbuatan dia sebelumnya. Ia tidak perduli dengan keadaannya sendiri yang harus berbaring untuk pemulihan. 'Seharusnya aku mendengar penjelasanmu terlebih dulu. Harusnya aku mau mendengar alasanmu menyembunyikan semua ini dariku. Jika saja aku tidak menuruti egoku, pasti sekarang semua baik - baik saja. Seharusnya aku mengingat kembali setiap kata - katamu agar aku tetap percaya padammu apapun yang terjadi. Harusnya aku mengingat dan melakukan semua itu'. Batin Vanya menyesal.

I Want You, Just You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang