PART 21

5.3K 231 2
                                    

Sorry for typo--

Tahiti adalah pulau terbesar di Polinesia Perancis, terletak di Kepulauan Society, bagian selatan samudera pasifik. Hari ini, Vanya dan Stevan tiba di Bandar Udara Internasional Faa'a. Proyek pembangunan hotel berbintang yang telah berjalan selama dua tahun akhirnya rampung dan besok malam mereka akan menghadiri peresmiannya.

Stevan dan Vanya menginap di lantai 30 dari hotel tersebut. Dari kamar mereka, Vanya dapat menikmati pantai di sana dengan leluasa sepanjang mata memandang. Tempat yang tepat untuk menikmati Sunrise dan Sunset.

"Apa kau senang sayang?"

Stevan memeluk Vanya dari belakang dan menenggelamkan dagunya pada tengkuk leher Vanya. Hal romantis yang selalu Stevan lakukan dan selalu sukses membuat Vanya blushing.

"Ini indah Stev"

"Aku senang kau suka"

Cup!

Stevan mengecup leher Vanya dan terus menyerangnya. Sudah satu jam mereka tiba di hotel tersebut dan Stevan tidak pernah melepaskan Vanya. Ciuman demi ciuman selalu dia berikan bagi wanita yang sudah dua minggu menjadi kekasihnya itu. Stevan sangat bahagia karena Vanya selalu membuatnya bahagia dengan hal hal kecil yang mereka lakukan, dan mencium Vanya adalah hal yang paling dia suka. Sudah seperti kegiatan rutin yang tak akan pernah menjadi bosan bagi Stevan. Dan Vanya selalu nyaman dengan setiap sentuhan yang Stevan berikan padanya.

"Sudah Stev, mandilah"

"Kau mau kemana malam ini? Kita bisa berkeliling melihat lihat kota jika kau mau"

"Ide yang bagus, Stev. Tapi apa hanya kita berdua?"

"Tentu saja. Aku ingin menghabiskan waktu bersama denganmu honey" Stevan memeluk pinggang Vanya dan menarik gadis itu dalam pelukannya tapi Vanya tidak menyandarkan kepalanya pada dada Stevan, melainkan menatap wajah pria itu dengan lekat.

Jari jari lentiknya menyapu pelan wajah Stevan.

Mata, hidung, bibir, dagu dan pipinya. Hal yang sangat Vanya sukai dari kekasihnya itu.

"Kau tahu, aku sangat menyukai dagumu ini" goda Vanya sambil memegang dagu Stevan.

"Hanya daguku saja?" Stevan mengangkat satu alisnya.

Vanya tersenyum mendengar nada bicara Stevan. "Mata, hidung, bibir, dan matamu. Dan aku sangat suka saat kau menatapku seperti ini. Membuatku meleleh rasanya" ucap Vanya tulus sambil memegang pipi Stevan dengan kedua tangannya dan menatap lurus pada mata abu abu itu.

"Senyum, mata cokelat dan bibirmu. Aku sangat suka" balas Stevan dengan tatapan nakalnya.

Vanya memutar bola matanya dengan tingkah Stevan yang selalu bermanja manja padanya.

Stevan mendekat hendak mencium Vanya namun gagal karena ada yang tiba tiba masuk ke kamar.

"Shit!" Umpat Stevan.

"Oh maafkan aku kawan"

Stevan tahu benar suara siapa itu.

"Adam" Vanya menyambut Adam yang menghampiri mereka dan dari belakang tampak ada seorang wanita, dan betapa terkejutnya Vanya saat mengetahui ternyata itu Diandra.

"Diandra" teriak Vanya bahagia saat melihat sahabatnya itu ada di tempat yang sama.

Vanya langsung berlari dan memeluk Diandra. Vanya sangat merindukan sahabatnya itu. Entah sudah berapa lama mereka tidak bertemu dan Vanya bahkan belum sempat menceritakan tentang hubungannya dengan Stevan.

I Want You, Just You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang