PART 28

4.1K 207 6
                                    

"Kau alasanku bersyukur untuk hidup yang hampir hancur ini."

~ Stevan Charlie

---------------------------

Authoor POV

Kebahagiaan yang tak dapat diurai dalam kata membungkus suasana hangat malam itu. Stevan akhirnya melamar Vanya, wanita yang telah mengalihkan dunianya di depan keluarga dan sahabat mereka.

Kini Vanya telah menjadi tunangan Stevan dan sebentar lagi wanita itu akan menjadi Istrinya. Stevan tidak akan menunggu lama untuk hal itu, karena setelah menikah, barulah Stevan akan mengatakan rahasia besar yang ia simpan selama ini dari wanitanya itu. Stevan berharap dengan memberitahu Vanya setelah mereka menikah akan lebih baik dari pada saat mereka belum menikah.

Semoga nanti kamu akan mengerti, sweetheart. ~Batin Stevan.

"Aku tidak menyangka kamu bisa menyiapkan semua ini. Sejak kapan kau merencanakannya?"

Vanya dan Stevan sedang berada di balkon. Menyendiri dari kerumunan keluarga, menikmati indahnya langit malam yang bagi keduanya tidak lebih indah dari momen malam itu.

"Kamu tidak akan pernah bisa menebak apapun yang akan aku lakukan, sweetheart"

"Mengapa begitu?" Vanya berbalik menghadap Stevan.

"Karena apapun yang aku lakukan padamu adalah bukti cintaku. Dan cintaku itu tidak tertandingi jadi takkan pernah terduga"

Stevan memeluk Vanya. Menatap lurus kedepan dari belakang kepala wanitanya itu.

Vanya mendengus pelan membalas pelukan Stevan, Vanya tersenyum menghirup aroma tubuh lelakinya.

Ya, Vanya bebas menyebut Stevan lelakinya karena dia baru saja di lamar oleh lelaki itu. Jadi tidak salah kan jika dia menganggap Stevan lelakinya. Hanya mikiknya!

"Thank you, My boy" bisik Vanya.

Stevan menarik tunangannya itu dan menatap lekat sepasang mata cokelatnya. Ada cinta di sana. Kasih sayang yang selalu berbinar di mata itu memancarkan kebahagiaan yang luar biasa.

Stevan mendekatkan wajahnya pada Vanya, menepis jarak dan menarik dagu wanita itu.

Stevan mendaratkan ciuman lembut pada Vanya-nya. Tidak ada nafsu di sana, hanya rasa rindu dan cinta yang tulus. Vanya mengalungkan tangannya pada leher Stevan dan Stevan menangkup wajah Vanya dengan kedua tangannya. Memperdalam ciuman mereka namun berusaha keras menahan nafsu yang mulai membuncah.

Tangan Vanya turun ke dada Stevan, diam di sana beberapa saat untuk mendengar detak jantung Stevan, kemudian turun ke pinggangnya dan memeluk lelaki itu. Memangkas jarak, membuat tubuh keduanya seolah menempel.

Stevan terus mencecap rasa manis dari pagutannya. Mereka benar-benar hanyut dalam cinta malam itu.

"Auuw.. auuw"

Pekikan rasa bersalah dari Adam menginterupsi Vanya dan Stevan agar menghentikan aktivitas mereka.

Vanya merona malu karena dilihat senyum nakal dari Adam dan senyuman nakal dari Diandra yang melihat keduanya.

"Damn! Kau selalu memilih waktu yang buruk." geram Stevan pada Adam.

"Heeei.. kalian akan punya banyak waktu untuk hal itu. Tapi sekarang bisakah kita kembali kedalam? Para tamu menunggu kalian" seru Diandra.

"Memang ada acara apa lagi?"

"Kita akan pulang Vanya. Apakah kau akan menghabiskan malammu disini?" Diandra mengejek sahabatnya itu dengan seringaian nakalnya. Membuat Vanya merona dan memalingkan wajahnya.

I Want You, Just You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang