Terpukau

3.9K 218 14
                                    

Udara yang terasa lembab menebar membawa wangi embun dan tanah basah hingga menimbulkan kesejukkan bagi mereka yang mendamba turunnya hujan. Tak banyak dari sebagian orang yang berlari mencari tempat berteduh, sebagian lainnya memilih acuh tak acuh meski suara gemuruh menggelegar sebagai suatu pertanda.

Kyuhyun mempercepat laju sepedanya. Mengabaikan jika napasnya nyaris putus karena kehabisan tenaga. Ia harus cepat sampai sebelum hujan turun dan membuat keadaan hatinya memburuk. Kyuhyun membenci jalanan basah, serta daun-daun kering yang jatuh membuat segalanya terlihat kotor. Namun karena sesuatu telah menarik perhatian Kyuhyun lebih dalam, tubuhnya berkhianat memenuhi keinginannya agar lekas sampai di rumah. Kyuhyun berhenti di sisi jalan, merelakan daun-daun kering— yang terlihat jorok itu terjatuh menyirami tubuhnya. Ia lebih memilih terpekur, tenggelam dalam pesona indah yang ia temukan dari sepasang mata seorang gadis. Sepasang mata yang terlihat kesepian, sepasang mata yang tengah mendambakan satu hal. Satu tetes terjatuh membasahi jendela, mengundang kesenduan di wajah gadis itu. Jika dilihat, ada sebuah rindu dan juga kesedihan di saat yang sama dari pancaran matanya ketika tetesan hujan telah menjadikan kaca jendela di hadapannya berembun. Meskipun terlihat samar dari jarak Kyuhyun yang mendambanya kini, sosok itu semakin terlihat mempesona dengan sisi melankolis yang tercipta. Wajah dingin serta pandangan kosong, sedang punggung bersandar ke dinding, semakin menarik perhatian Kyuhyun. Membuatnya menerka-nerka ; akan secantik dan semempesona apa sosok itu ketika wajah dinginnya berubah mengukir seulas senyum?

"Dia pasti terlihat jauh lebih cantik dari biasanya." Suara hatinya berbisik, dan Kyuhyun menerimanya dengan mudah.

Atau, mungkin saja Kyuhyun yang berlebihan. Karena sepanjang hidupnya sebagai seorang pria yang diimpikan oleh kebanyakan para gadis, Kyuhyun tak pernah menemukan wajah dingin dengan tatapan kesepian yang dipenuhi rindu seperti yang dimiliki sosok itu. Dan rasa penasaran yang hadir karena rasa kagumnya, kini berubah menjadi ketertarikan yang dalam.

Kyuhyun tak menyangka, jika di tengah hujan lembut seperti ini ia bisa menemukan hal yang-- ia sendiri akan mengatakannya sebagai sebuah ketakjuban. Hanya karena seonggok daging yang tak menyadari kehadirannya. Membuatnya terpaku untuk beberapa waktu lamanya, tanpa menyadari bahwa sosok itu merasa terganggu oleh perbuatannya.

"Bodoh!."

Sosok itu menghilang di balik kelambu putih. Memudarkan segaris senyum yang semula lalu terbentuk di sudut bibir Kyuhyun.

"Lihatlah, di balik sikap dinginmu-- kau memiliki tatapan yang terbuka seperti padang rumput yang luas. Aku bisa membacanya. Dan kau tahu? Kau membuat dirimu terlihat sangat mempesona dengan berada di depan kaca saat hujan turun seperti saat ini."

Kyuhyun kembali mengayuh sepedanya dengan pelan. Melupakan bagaimana tetesan lembut yang membasahi wajahnya kini mengaburkan pandangan. Tidak bagi Kyuhyun. Di pelupuk matanya tersimpan dengan baik ekspresi wajah gadis itu, membuatnya menemukan cara untuk tersenyum dengan mudah.

~¤♡¤~

Seohyun meringkuk di balik selimut tebal, membawa dirinya hangat dalam pembaringan setelah kegiatannya memandang hujan dari kaca jendela terganggu karena kehadiran orang lain. Bersama itu, Seohyun mencari kehangatan lainnya. Kehangatan yang dapat membalut dingin hatinya. Seohyun mencoba memejamkan mata. Suara hujan serta wangi basah yang dihirup membawanya terjatuh dalam setumpuk kenangan.

Kenangan tentang hangat pelukan sang ayah yang menyambut tubuh kecilnya dalam guyuran hujan. Tentang sosok ibu yang selalu berada di tengah mereka, tersenyum hangat menyambut kedatangannya.

Hujan bisa membawanya kembali merasakan kebersamaan itu, dan hujan pula yang membuatnya sadar betapa kebahagiaan itu hanya sampai seujung kuku. Semua hancur karena penghianatan.

Annoying BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang