***Yhaaa! Jungkook-ah! Kau tuli?" Teriak Taehyung membuyarkan lamunannya
.
.
.
.
.
.*Jungkook POV*
"Ohh, wae ?" Tanyaku sambil menyadarkanku dari lamunan.
"Barang-barangmu sudah ku taruh di ruang tamu semua. Aku dan Jimin harus pergi, aku orang sibuk tau, yang mau-maunya memindahkan barang-barangmu ini. Cihh" jawab Taehyung ketus.
"Ohh, gomawo Taehyung-ah, Jimin-a. Hubungi aku kalau kalian tidak sibuk, aku akan mentraktir kalian" jawabku sambil mengantar mereka menuju pintu keluar.
"Hmm, arraseo"
.......
Setelah mengantar mereka keluar, aku berjalan menuju balkon apartementku, berencana mencari udara, setelah lamunanku tadi sedikit menyesakkan.
Aku duduk di kursi santaiku. Saat aku sedang melihat ke sekeliling, tiba-tiba jendela balkon seberang apartementku terbuka, aku sedikit kaget.
Seorang perempuan keluar, dia hanya mengenakan dress putih di atas lutut, rambutnya terurai sebahu.
Aku melihatinya terus. Seperti terhipnotis begitu saja, melihatnya tanpa berkedip. Membuatku seperti orang mesum yang menemukan mangsa baru.
*Eunha POV*
"Kenapa siang ini panas sekali?" Tanyaku pada diri sendiri sambil jalan menuju balkon.
"Ooo, apart itu sekarang sudah ada penghuninya. Syukurlah aku tidak perlu takut lagi keluar ke balkon kalau malam"
Aku tidak suka gelap, aku takut akan gelap. Takut tiba-tiba ada sesuatu yang muncul dari mana entah asalnya. Aku terlalu sering menonton drama. Hmmm tidak baik aku terlalu banyak nonton drama.
"Kenapa dia melihat ke arahku terus?" Tanyaku lirih pada diri sendiri sambil pura-pura melihat ke arah lain.
Tapi dia masih terus melihat ke arahku, aku mulai berpikir yang tidak-tidak jangan-jangan dia pembunuh, tapi sangat jarang ada pembunuh setampan dia. Aku masih bermonolog di pikiranku. Sampai akhirnya kuberanikan bertanya.
"Annyeonghaseo, Apa kau baru pindah ke apartement itu?" Sapaku sedikit berteriak karena jarak kita cukup jauh.
"O...ohh iyaa a-aku baru pindah kesini" jawabnya gugup.
"Hmm, bangawoyeo" jawabku singkat sambil masuk ke dalam. (Senang bertemu denganmu)
*Jungkook POV*
"Whaa, bahkan dari jauh matanya begitu cantik" aku memegangi jantungku yang berdegup kencang sehabis diajak bicara olehnya.
"Ahh, kita belum kenalan"
....
08.30 KST
TING TONG TING TONG
Aku terbangun setelah mendengar bunyi bel, aku langsung berjalan menuju pintu melihat siapa yang datang.
"Kim ahjussi, kenapa kemari?" Tanyaku pada sekertaris ayahku.
"Tuan Jeon pulang, dan meminta tuan muda untuk pulang makan malam nanti" jelasnya singkat.
"Hmmm, arraseo aku akan pulang ke rumah nanti. Terimakasih Kim ahjussi" tutupku.
....
"Aboji, eomma, aku pulang" seruku saat memasuki ruang makan.
Kedua hyungku juga sudah ada disana bersama istri dan anaknya. Aku langsung duduk di kursi makan yang masih kosong dekat ayahku.
Kita menikmati makanan sambil berbincang-bincang mengenai perusahaan kedua hyungku dan perusahaan di AS. Setelah selesai makan, ayahku tiba-tiba merubah raut wajahnya menjadi serius. Dan aku juga ikut membenarkan posisi dudukku.
"Jeon Jungkook, kau sudah menyelesaikan studimu. Sudah saatnya kamu menikah dan memegang salah satu perusahaan kita. Ayah sudah menentukan siapa yang akan menjadi istrimu" jelasnya membuatku terperangah mendengarnya.
"Aboji, tap-" omonganku terpotong.
"Jangan sela omongan ayah, dan ayah tidak menerima penolakan" ucapnya dengan menekan kata penolakan.
"Ayah akan ada disini selama 2 minggu. Maka selesaikan itu dalam waktu 2 minggu. Mengeri?"
Aku tidak bisa berkata apa-apa, bahkan aku baru saja mau meminta izin untukku berlibur mengelilingi penjuru dunia. Tapi sekarang kupikir itu akan sirna. Impianku.
...
"Jungkook-ah, boleh eomma masuk?" Izin ibuku sambil melangkah masuk ke kamarku.
Mungkin aku akan tinggal disini sampai hari pernikahanku yang akan dilangsungkan dalam 2 minggu ini. Gila sendiri aku membayangkannya.
"Jungkook-ah, kamu tidak perlu khawatir perempuan ini anak dari sahabat ayahmu. Dia juga dari keluarga terhormat. Dan anak-anaknya pun diajarkan tata krama dengan baik" jelas eommaku.
"Bukan itu masalahnya eomma, aku belum ingin menikah. Apa lagi eomma tau Mina pergi baru 1 tahun. Bagaimana bisa eomma???"
Eomma memelukku dalam.
"Tapi kamu juga tahu kan, ayahmu tidak menerima penolakan Jungkook-ah"
"Besok malam kita akan bertemu dengan keluarganya. Untuk langsung membicarakan pernikahanmu. Eomma harap kamu bisa mengerti ayahmu dan ini juga untuk kebaikanmu Jungkook-ah".
....
*Author POV*
"Appaaaaaa!!! Kenapa begituu? Aku belum mau menikah appa. Aku masih 23 tahun. Masih banyak yang belum kuselesaikan!!" Rengek Eunha pada appanya.
"Aigoo, apa yang mau diselesaikan putri appa ini? Huhh?" Balas ayah Eunha dengan meledek
"Appaaaaa....."
"Eunha-ya, appamu ini sudah tua. Lagipula sahabat appa itu bukan sembarang orang. Dia seseorang yang sangat baik, dan appa yakin pun dengan anak-anaknya. Ini juga demi masa depanmu, appa ingin melihatmu bahagia dan menemukan pendamping hidupmu yang terbaik" jawab ayah Eunha sedikit memelas pada anaknya.
"Hwaaaaaa, appaaa jangan begituuu" tangis Eunha sambil memeluk appa tersayangnya.
***
Kali ini lumayan panjang, tapi maaf ya kalo ngebosenin. Aku pengen ceritanya dapat tersalurkan dengan baik. Dan mungkin ini akan memakan banyak part.
Tolong kasih masukan yaa, karena aku baru jd butuh masukan atau kritik. Jgn lupa comment ya! Yeyyyy
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last
FanfictionKehidupan Jungkook Eunha sebelum dan setelah menikah!! Mendengar kata dijodohkan bukan hal yang tabu lagi untuk anak-anak keluarga Jeon. Ayahnya akan selalu memastikan pasangan dari anak-anaknya merupakan anak yang juga terpandang. "Wahh, matanya...