4

1K 127 11
                                    

***

Appa dengar apartementmu bersebrangan dengan apartement Eunha. Bukankah lebih baik kalian pulang bersama? Supaya menghilangkan kecanggungan kalian juga" ayahku menyuruh kami untuk pulang bareng. Dan aku tidak bisa menolak.

.....

*Jungkook POV*

Aku benar-benar tidak tau apa yang harus kubicarakan dengannya. Hanya berdua seperti ini sangat canggung, apa lagi menginggat kita akan menikah.

"Kalau boleh kutahu, kenapa kau mau dijodohkan? Dan kenapa kau dijodohkan? Apa kau tidak mempunyai kekasih Jungkook-ssi?" Seketika Eunha mengagetkanku dengan memulai percakapan kami dengan pertanyaan yang beruntut. 

"Hmmm, aku tidak bisa menolak keinginan ayahku. Anak-anaknya tidak ada yang bisa menolaknya. Begitu kami sejak kecil"

"Dan aku memang tidak memiliki kekasih, dia sudah pergi"

Seketika aku merasakan sesak menginggat hal itu, setiap aku menginggat Mina selalu seperti ini.

"Lalu kau sendiri kenapa mau menerima perjodohan ini? Apa kau juga tidak memiliki kekasih?"

"Hmm entahlah, aku hanya ingin membahagiakan appaku, dan aku memang tidak tertarik dengan pacaran. Aku selalu mendengar keluh kesah teman-temanku yang berpacaran membuatku sedikit tidak percaya dengan pria"

Aku tidak tahu kalau gadis secantik dia tidak tertarik dengan pacaran. Bahkan menurutku, diluar sana banyak laki-laki yang mengejarnya.

...

"Apa mau ku antar sampai depan pintumu?" Tanyaku menawarkan diri setelah kami sudah sampai di depan bangunan apart kami. 

"Ahh tidak perlu, aku bisa sendiri" senyumnya sangat menenangkan bahkan di tempat yang cukup gelap ini.

"Baiklah, sampai jumpa besok"

Aku menunggu dia sampai memasuki gedung apartementnya.

"Ahh lampunya sudah menyala, dia sudah ada di dalam" ucapku saat melihat lampu apartement Eunha sudah menyala.

Aku sedang mencari angin di depan balkon apartementku. Sambil memandangi langit, bertanya-tanya bagaimana nanti dia akan menjalankan kehidupan rumah tangganya bersama Eunha ketika dihatiku saja masih ada Mina.

....



TING TONG TING TONG

"Ohh, Eunha-ssi? Ada apa kemari?" Eunha yang ada dibalik pintu apartementku. Dengan membawa box makanan di tangannya.

Saat perjalanan pulang pertemuan keluarga kemarin aku dan Eunha bertukar nomor telpon dan kita sama-sama memberi tahu nomor apartement kita.

"Ini, eommaku tadi datang dan dia membawakan makanan ini untukmu" langsung ku ambil box yang ada di tangan mungil Eunha.

"O-eh kamsahamnida tolong sampaikan pada eomonim"

"Nee, kalau begitu aku pergi dulu"

*Eunha POV*

Aku heran kenapa eommaku tidak memberikannya langsung saja, membuatku malu saja mendatangi Jungkook untuk memberikan ini. Aku memasuki gedung apart Jungkook, aku tidak yakin apa dia sudah tidur atau belum mengingat ini sudah pukul 11 malam dan eomma memaksaku untuk memberikannya sekarang. Benar-benar merepotkan.

Syukurlah ternyata Jungkook belum tidur. Aku langsung memberikan makanan itu dan berniat langsung kembali ke apartementku.

"O-eh kamsahamnida tolong sampaikan pada eomonim"

"Nee, kalau begitu aku pergi dulu"

GREBBB

"Apa ini heungggg ada apa ini" ucapku dalam hati. Jungkook tiba-tiba menahan pergelangan tangaku. Dan aku langsung membalikkan badanku menghadapnya.

"Aku belum makan, Eunha-ssi mau temani aku makan?"

Entah apa yang harus ku jawab saat itu. Tangannya menahanku membuat otakku berhenti bekerja. Bagaimana tidak, ini pertemuan keduaku dengan Jungkook tapi ia sudah melakukan kontak fisik denganku. 

"Ahh, b-baiklah"

Ini pertama kalinya aku masuk ke apart Jungkook. Ruangannya sama sepertiku, hanya beda di interiornya. Aku tidak menyangka anak dari konglomerat seperti Jungkook bisa tinggal di tempat seperti ini.

"Apa kamu mau makan juga? Biar ku ambilkan sekalian" Jungkook menawariku makan.

"Anniyo, gwaenchanha-yo. Aku sudah makan tadi"

Aku banyak berbincang dengan Jungkook saat dia sedang makan. Jungkook menceritakan tentang kekasihnya yang telah meninggal saat malam ingin dikenalkan ke orang tuanya. Dan aku sadar, dia begitu mencintai kekasihnya dulu. Dan mungkin sampai sekarangpun masih. 

Kupikir Jungkook akan tertutup mengenai masalah itu kepadaku, tetapi tidak ia justru menceritakan masa lalunya kepadaku. 

Malam sudah menunjukkan pukul 12.25, Jungkook sudah menyelesaikan makannya dan aku sedang bersiap-siap pulang ke apartku.

*Author POV*

"Ayo, kuantar kau sampai gedungmu" ajak Jungkook.

"Ah tidak usah, lagi pula hanya di depan aku bisa sendiri" tolak Eunha.

"Baiklah, tapi ijinkan aku mengantarkanmu sampai depan gedung apartmu"

Jungkook bersikap seperti layaknya pria yang ingin melindungi, apa lagi perempuan ini adalah calon istrinya. Mereka berjalan menuju gedung Eunha. Setelah sampai di depan gedung Jungkook dan Eunha berpisah. Jungkook berjalan kembali ke apartnya. Tetapi saat Eunha ingin masuk ke dalam gedung tiba-tiba ada seseorang laki-laki lari dan menabrak Eunha sampai jatuh dan membuat Jungkook reflek memutar badannya. 

"Aahhh" rintih Eunha yang membuat Jungkook seketika menoleh ke belakang

"Eunha-ssi!!" Jungkook langsung berlari menuju Eunha

Seseorang yang menabrak Eunha langsung berlari menjauh.

"Gwenchanha?" Tanya Jungkook

Eunha masih diam mematung terduduk di lantai. Jungkook berusaha menyadarkan Eunha dari lamunannya.

"Juuu..jung..kookkk-ssi, itu da...da..rah"

Jungkook langsung melihat ke arah yang ditunjuk Eunha.

GREBBB

Seketika Jungkook langsung menarik Eunha ke dalam pelukannya, Jungkook sadar Eunha sangat ketakutan melihat darah yang menyetak dari sebuah sepatu, tangan Eunha terlihat gemetar.

....

JANGAN LUPA VOMMENT YA! Berharga bgt buat aku lanjutin nulisnyaa. Jd semangat kalo ada yg commnet dan liat yg vote nambah banyakk😍😍 THANKYOUU💙💙💙

The LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang