part 4

156 6 0
                                    

 
 
  Afika pun langsung  mengambil teleponnya yg ada di dalam saku roknya dan memeriksa siapa yg meneleponnya dan ternyata itu adalah sekertaris dari perusahaan David.

"Eh.. eh Aldo Nana coba kalian diam dulu sebentar" kata Afika memperingati kami.
"Emangnya ada apa sih Fik nyuruh kami diam,lagi seru nih" kataku santai.
"Iihhh lo kalau dibilangin bandel amat sih lo Na,ini telpon dari sekertaris perusahaan David tahu" katanya sedikit kesal.
"APA,kok lo gak bilang dari tadi sih Fik" kataku sedikit kaget.
"Yaelah uda dari tadi gue omongin lo baru nyambungnya sekarang" katanya sambil memutarkan matanya malas.
"Sorry sorry" kataku.
"Udah udah kok kalian malah bertengkar sih bukannya menjawab teleponnya dulu kalian malah asik bertengkar di sini,udah Fika kau angkat aja dulu teleponnya mana tahu ada yg penting dan mendadak gitu" kata Aldo melerai pertengkaran kami.
"Iya do"kata Fika mengiyakan perintah Aldo.

  Afika akhirnya mengangkat telepon dari sekertaris perusahaan David.

"Hallo"kata Fika menjawab telepon itu dengan sopan.

**********

"Iya dengan saya sendiri" jawab Fika kembali.

**********

"APA" kata Fika yg mendadak mengagetkan kami.

**********

"Baiklah akan saya kasih tahu kepada bos saya"katanya yg kembali tenang.

**********

"Iya sama-sama" katanya dengan tersenyum dan mematikan teleponnya.

   Setelah Afika mematikan teleponnya wajahnya pun seketika berubah menjadi layu dan tak bersemangat lagi,kami yg melihat perubahan itu langsung khawatir dan menanyakan apa yg baru saja di katakan oleh sekertaris perusahaan David.

"Afika apa yg tadi di katakan oleh sekertaris itu?" tanya Aldo secara perlahan.
"Iya Fik ada apa sebenarnya ini dan kenapa muka lo berubah drastis?" tanyaku.

  Dia pun mengelus wajahnya dengan kasar dan menarik nafas yg panjang lalu dia memulai perkataannya.

"Tadi kata sekertaris perusahaan David... Katanya... Katanya..."jawabnya.
"Iya Fik katanya apa" kataku lagi.
"Katanya meetingnya diundur" katanya lagi dengan pelan.
"Apa diundur" kata Aldo yg sedikit kaget.
"Iya dan katanya..."kata Fika terputus karna ku potong.
"Yaela yg undur doang kok segitu amatbya sih kagetnya" kataku santai.
"Iya Na,tapi diundur sampai 1 bulan lagi" katanya pelan.
"APA,sa..satu bu..bulan Fik" kataku kaget dan terbata-bata.
"Iya Na" katanya pelan.
"Gila tuh perusahaan lama amat ya diundur" kataku lagi.
"Hmm" hanya deheman yg di jawab Fika.
"Dan katanya bosnya lagi ada urusan yg penting sehingga harus keluar kota secara mendadak"kata Fika lagi.
"O ya Na,apa lo satu bulan lagi ada waktu di sini" tanyanya.
"Gak tahu Fik,tapi nanti gue coba ingat-ingat lagi deh" kataku.

  Setelah itu aku pun berpikir kalau satu bulan lagi apa aku ada waktu gak ya dan aku baru teringat bahwa kalau sebulan lagi aku bakalan keluar kota untuk mengurusi bisnisku yg lainnya.

"Ya ampun gue hampir aja lupa" kataku sambil memegang kepalaku.
"Kenapa emangnya Na" tanya Aldo dan Afika.
"Bulan depan gue gak bisa karna gue harus keluar kota untuk mengurusin bisnis gue yg lain" kataku menerangkan kepada mereka.
"Ya ampun Na kok bisa ketepatan banget sih" kata Aldo.
"Emang harus ya Na kau keluar kota" kata Fika.
"Ya haruslah Fik,lo tahukan rutinitas gue kayak mana" kataku lagi.
"Sampai kapan" tanya Fika.
"Gak tahu Fik,biasanya gue di sana hampir setengah bulanan" kataku lagi.
"Ya baiklah,nanti akan gue akan kasih tahu sekertaris perusahan David mana tahu meetingnya bisa di percepat" kata Fika.
"Baiklah,Aldo Afika gue tinggal dulu ya,gue mau keluar dulu" kataku.
"Iya" kata mereka serentak.
"Na" kata Aldo.
"Ya" kataku sambil berbalik.
"Hati-hati ya" katanya.
"Ih apaan sih lo,iya-iya gue bakalan hati-hati kok" jawabku dan meninggal kan mereka berdua.

  Aku pun meninggalkan mereka berdua di ruangan ku dan langsung menuju mobilku.Beberapa menit kamudian aku pun uda ada di mobilku dan langsung melajukan mobilku meninggalkan kantorku.

Di perjalanan

"Gila hari ini gue sial banget,pertama gue nabrak Aldo,dicium Aldo,di gelitikin Afika,nabrak Aldo lagi,dan akhirnya meeting pun diundur" gerutuku.

  Tapi gerutuku berhenti di saat aku mengingat kembali waktu aku dicium Aldo terus bertatapan mata dengan matanya dan terakhir disaat Aldo mengasih tahuku untuk berhati-hati.Dan entah kenapa tiba-tiba saja aku tersenyum dan tersipu malu.

"Ihh.. Apaan sih gue kok senyum-senyum sendiri sih,sadar Na sadar lo mikirin apaan sih" kataku malu-malu.
"Lebih baik gue lanjutin aja perjalanan gue" kataku cuek.

****************

Sampai di sini dulu ya ceritanya

Jangan lupa votenya

Happy reading

Hati yg terluka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang