part 5

119 6 0
                                    

Skip 1 bulan kemudian

Hari ini aku bakalan berangkat keluar kota untuk mengecek keadaan perusahaan-perusahaanku yg ada di berbagai kota dan sekalian reflesing.

"Huh,akhirnya selesai juga persiapannya,selanjutnya tinggal berangkat aja deh"

Setelah selesai merapikannya ada telpon yg masuk.

Trrriiiiiinnngggg Trriiiiinnggggg

"Ya halo"
"Naaannaaaaaa"
"Ya ampun Fika lo ngapain sih teriak-teriak di telpon sih?"
"Yaela Na kalau enggak gue teriakin lo gak akan sadar kalau jadwal berangkat lo tinggal 30 menit lagi"
"Ya ampun Fik untung kan ingetin,kalau tidak...,oke oke gue ke sana,lo uda di bandarakan??
" iya gue ud.."

Belum sempat Afika menyelesaikan perkataannya aku langsung mematikan telponku.

"Eh buset nih anak main matiin aja"

Skip di perjalanan

"Mampus gue ini bentar lagi bakalan berangkat"
"Semoga aja masih sempet"

Skip bandara

"Ya ampun si Nana dia yg mau berangkat malah dia yg telat"
"Uda dong Fika gak usah sekhawatir itu ya sama Nana aku yakin pasti dia sampai sebentar lagi"
"Ya ampun Aldo lo bisa setenang ini"
"Fika kau itu repot amat ya,macam kau aja yg mau berangkat"
"Ya iyalah diakan sahabatku"
"Iya aku paham tapikan kalian juga sahabatku,jadi kau gak usah sekhawatir ini ya"
"Tapikan"
"Kalau kau kayak gini teruskan aku ikut jadi khawatir"
"Sama Nana?"
"Enggak samamu"

Deg

"Ya tuhan apa yg barusan dikatakan Aldo,dia khawatir sama gue,tapikan biasanya dia khawatirnya sama Nana aja,apa jangan-jangan sebenarnya dia..."

Lamunan Fika pun terpotong karna namanya di panggil seseorang.

"Fik,Fika... Kau baik-baik aja kan"
"E..Eh iya gue baik-baik aja kok"
"Oh syukurlah,aku kira.."
"Apa?"
"Gak ada,uda sini,duduk di sampingku"
"What duduk di samping Aldo,ini mimpi atau enggak sih"
"Hei,mau duduk gak?"
"E..eh i..iya"

Afika pun duduk di samping Aldo.

"Hmm Aldo"
"Ya"
"Gue boleh gak besandar di bahu lo?"
"Boleh,silahkan aja"

Afika pun menyanderkan kepalanya kebahu Aldo.

"Oh tuhan,rasanya nyaman sekali berada di dekat orang yg sangat gue cintai selama ini,berada di bahunya rasanya ingin sekali gue berhentiin waktunya di saat ini juga"
"Thank ya Aldo"
"Buat apa?"
"Buat nenangin gue"
"Is oke kitakan sahabat"
"Kata sahabat itu,gue ingin kata itu tidak ada lagi di antara kita berdua,gue ingin kata itu menjadi sepasang kekasih,tapi apakah kau juga mencintaiku Aldo"

Di lain pihak Nana sudah sampai di bandara dan menyaksikan betapa indahnya pemandangan di depannya itu.

"Huh,akhirnya sampai juga,mana ya Fika"
"Eh itukan Fika sama..."
"ALDO,hmm apa mereka pacaran,tapi kok di tempt yg seperti ini sih,gangguin ah"

Aku pun berjalan secara perlahan ke arah mereka.

"Ehem-ehem kayaknya ada yg lagi asik-asikan pacaran ya disini.
"Eh Nana"
"Gue ganggu ya,ya uda gue cabut aja ah"
"Eh enggak kok"
"Aldo menahan tangan Nana disaat dia mau pergi,rasanya aku tidak ingin melihat ini semua,rasanya sangat sakit untuk dipendam,tapi aku harus kuat agar merwka tidak menyadarinya"
"Na lo lama banget sih lihat tuh tinggal berapa menit lagi"
"Iya iya sorry"
"Uda cepat lo naik nanti gak keburu"
"Oke bye,oh ya Aldo tolong jagaiin Afika ya,jangan diapain dianya ya"
"Oke Na bakalan aku jagain kok,tenang aja"

Aku pun menghilang di balik eskalator itu.

"Tenang aja Na aku bakalan jagain Afika kayak aku jagain perasaanku ke kamu"


**************

Sorry ya baru bisa lanjut karna banyak alasan deh

Dan semoga part yg kali ini kalian semua suka

Selamat membaca

😁😁😁😁😁

Hati yg terluka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang