"Kim Taehyung?"•••
Sepertinya hari ini jalanan sangat ramai, mungkin saja karena akhir pekan. Berbagai jenis mobil berlalu-lalang sesuai dengan tujuan pengendaranya membawa. Bulan bersinar terang malam ini walaupun bentuknya seperti pisang.
Sambil bergumam dengan bingung dan kesal, Taehyung sedang mengutak-atik ponselnya kala itu, ia duduk sendiri di jok belakang taksi yang sudah cukup lama ia tumpangi.
"Si bontot ngapain yah nelepon gue tiba-tiba? Mana rusuh banget lagi kek dikejar cabe-cabean."
Yah, baru saja Jungkook mengakhiri teleponnya secara sepihak. Dan Taehyung sama sekali tidak mengerti apapun yang Jungkook katakan tadi.
"Paman, jadinya ke Cheongdam saja yah."
•••
Sebuah mobil hitam melaju dengan pelan disebuah jalanan yang dikanan-kirinya berderet sejumlah rumah-rumah dengan gaya berbeda. Semakin lama kecepatannya semakin lambat, dan pada akhirnya berhenti di depan sebuah gerbang bercat abu tua yang cukup besar, yang kemudian dibukakan oleh seorang lelaki yang terus memamerkan senyumnya dengan celana selutut robek-robek, kaos belel abu dan sandal jepit swallow yang berwarna hijau.Setelah terparkir dengan rapih di halaman, seseorang yang ternyata Jungkook keluar dengan wajah lelah yang berbanding terbalik dengan lelaki lain yang menyambutnya dengan bahagia.
Wajah bahagia lelaki itu berubah menjadi kusut saat melihat Jungkook yang berlalu masuk kedalam rumah dengan cuek tanpa mengucapkan terima Kasih telah membukakan gerbangnya atau sepatah kata lainnya. Persisnya dia diabaikan.
"Hadeuhhh.." seru Jungkook dengan lelah. Sembari duduk, ia melentangkan tangannya seraya menengadahkan matanya yang tertutup, di sofa merah marun di ruang tengah.
Lelaki yang sekarang sudah tidak memakai sendal swallow-nya berderap ke arah Jungkook dengan wajah lurus.
"Napa lu? Dateng-dateng langsung cape gituh?" ujarnya dengan nada sebal lalu ia duduk di karpet sambil menghadap Jungkook.
"Elah. Gue bener-bener cape bang." ujarnya cuek masih dengan posisi seperti tadi. Kemudian ia duduk sambil menatap Lelaki yang duduk di lantai. "Bang Jimin, masa gue niatnya mau berbuat baik eh jadinya sial gini."
Sementara di luar gerbang, Taehyung turun dari taksi setelah membayar ongkosnya.
"Kamsahamnida!"
Ia berterima kasih sambil membungkukkan badannya dengan sopan pada pria berusia sekitar 40 tahunan yang notabenenya supir taksi tersebut. Dan setelah tersenyum, supir itu melajukan taksi. Taehyung memperhatikan taksi itu sampai menghilang dari pandangannya lalu matanya berputar, mengitari lingkungan rumah Jungkook yang masih sama seperti terakhir kali ia kesini, sekitar seminggu sebelum ia kecelakaan.
"Napa emang?" tanya lelaki itu yang ternyata Jimin sambil memainkan jari kakinya yang sama bantetnya.
"Nape nape! SPJ banget jawaban lu bang! Noh gegara si bang alien!" Jungkook langsung menunjuk Taehyung yang baru saja datang dengan celingukan seperti orang bloon.
"Nape?" tanya Taehyung sambil berjalan ke ruang tengah dan menggaruk rambutnya yang tiba-tiba gatal.
"Tuh kan! Gak bang Jimin ngga bang Taetae bilang nape mulu.. SPJ. Ah au ah gue mau bocan dulu." gerutu Jungkook dengan suara tinggi dan cepat. Lalu ia naik ke kamarnya di lantai dua.
"Kook! Mana roti yang gue pesen?" tanya Jimin. Jungkook yang sudah sampai di depan pintu kamarnya berkata dengan kesal, "au ah.." dan 'brak', pintu kamarnya tertutup.
![](https://img.wattpad.com/cover/95368026-288-k416207.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Just A Ghost For You (난 너한테 귀신만입니까요?) [Taehyung - Lisa]
FanfictionKim TaeHyung adalah namanya. Ia adalah seorang lelaki berumur 17 tahun dengan kepribadian ceria, lucu, dan masih banyak hal-hal lain tentangnya yang membuat orang-orang menyukainya. Suatu hari ia bertemu dengan seorang gadis tinggi nan cantik. Dan...