Langit senja berwarna jingga menyambutnya saat keluar dari pintu utama dari kaca besar dan tebal sekolahnya. Langkahnya nampak terburu, seperti sedang mengejar sesuatu. Lelaki dengan tas abu bergambar rusa betina di tengahnya itu mengendap-endap, bersembunyi di balik semak-semak, mengintip seorang gadis yang membelakanginya tengah melangkahkan kakinya menuju gerbang dengan semangat. Dari tempatnya, lelaki itu, Xi Luhan, bisa menebak kalau gadis itu tengah tersenyum lebar sekarang.
Luhan mengerutkan dahinya bingung. "Si Nenek lampir kenapa sih sebenernya?" celetuknya saat dia duduk diatas motor ninjanya. Luhan menggaruk rambutnya putus asa.
Setelah itu, dia menghidupkan motornya dengan tergesa, takut kehilangan jejak gadis itu. Tak lama, Luhan sudah memberhentikan motornya di halte bus dekat sekolah. Luhan melihatnya, seorang gadis yang sedikit terhalangi oleh siswa-siswi lain sekolahnya tengah menatap sekelilingnya dengan mata berbinar kagum. Luhan terus mengawasi gerak-gerik gadis itu. Hingga gadis itu dengan linglungnya masuk ke dalam bus yang baru saja tiba saat orang lain berbondong-bondong memasukinya, Luhan langsung menghidupkan kembali motornya.
Motor Luhan melesat hingga berada tepat di samping kanan bus dengan gambar Lee Minho yang tengah memegang sebuah obat tetes mata. Gadis itu, Im Yoona, duduk di kursi sebelah kaca. Matanya menelisik pemandangan di luar bus : Gedung-gedung pencakar langit dengan warna yang hampir seragam, orang-orang yang menghabiskan senja hari mereka dengan berjalan kaki di trotoar dan mengunjungi toko-toko, bermain di taman, dan masih banyak lagi.
Saat bus tersebut berhenti di sebuah halte dengan taman bermain anak di belakangnya, Luhan jadi teringat kenangan dirinya dengan Winwin dahulu ketika menginjak bangku sekolah dasar. Dimana mereka acap kali bermain layang-layang, sepakbola tanpa kipper, dan masih banyak lagi.
Yoona keluar bersama dengan beberapa orang. Kaki jenjangnya melangkah berbelok ke arah kanan dan itu membuat Luhan mengernyit bingung. Apa yang akan diperbuat gadis itu?
Luhan mengerem motornya sehingga terdengar decitan yang memilukan telinga. Ia lantas menghidupkan kembali motornya, memarkirkan di halaman parkir, melepas helmnya, dan segera berlari ke dalam Apartment yang Yoona masuki. Masih berlari, matanya menangkap gadis itu tengah memasuki lift. Luhan berlari dan sialnya liftnya sudah tertutup dan naik. Ia melihat lift itu menuju lantai 34.
Sambil berlari mengitari lobby dengan tergesa untuk menaiki lift lainnya, Luhan bergelut dengan pikirannya sendiri. Bertanya-tanya apa urusan gadis itu hingga datang kesini. Sebut saja Luhan berlebihan atau terlalu ikut campur dengan urusan orang, tapi entah mengapa rasanya sekarang ia harus memastikan sesuatu.
Ngapain dia dateng ke apartmentnya si Taeetae? Emangnya mereka udah saling kenal?
Sampai di lantai 34, Luhan menemukan gadis itu tengah berbicara sendiri di depan sebuah pintu. Luhan memasang wajah datarnya. Ternyata Yoona lebih tak normal dari kelihatannya. Tapi tunggu, bukankah itu pintu apartment Taehyung?
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Just A Ghost For You (난 너한테 귀신만입니까요?) [Taehyung - Lisa]
FanfictionKim TaeHyung adalah namanya. Ia adalah seorang lelaki berumur 17 tahun dengan kepribadian ceria, lucu, dan masih banyak hal-hal lain tentangnya yang membuat orang-orang menyukainya. Suatu hari ia bertemu dengan seorang gadis tinggi nan cantik. Dan...