Setelah adegan perdebatan tadi, Anna meminta tolong kepada Bi Ijah, salah satu asisten rumah tangganya untuk membersihkan kamar tamu. Awalnya Bi Ijah bingung karena mendadak Anna memintanya untuk membersihkan kamar tersebut. Namun ketika melihat seorang laki-laki yang tengah duduk di ruang tamu, Bi Ijah langsung paham.
"Kamarnya sudah rapi, Non." Bi Ijah keluar dari kamar tamu sambil membawa seprei lama.
Anna pun tersenyum sambil menganggukkan kepala. "Makasih ya, Bi."
"Kalau gitu, Bibi ijin pamit ke belakang buat nyuci baju lagi, ya."
Anna kembali mengangguk dan Bi Ijah berjalan meninggalkannya. Kemudian, Anna beranjak dari pintu kamar sambil melangkahkan kaki menuju ruang tamu. Melihat Vino yang sedari tadi memainkan ponselnya membuat Anna sedikit geram. Cowok itu tidak memiliki berekspresi sama sekali. Pembawaannya juga dingin dan cuek. Hal yang tidak Anna sukai.
"Kamarnya udah beres."
Vino hanya diam dengan tangan yang menari-nari di atas layar dan mata yang tak berkedip. Merasa tidak mendapat respon, Anna memutuskan untuk langsung mendekat dan hap. Ponsel Vino berpidah ke tangan Anna dengan cepat.
Vino membelalak kala ponselnya hilang dari genggaman tangan. Anna yang memegang ponselnya pun merasa senang dan tertawa jahat
"Bawa sini handphone gue!"
"Ogah," katanya sambil menjulurkan lidahnya ke arah Vino. Tangannya yang usil perlahan mulai mengotak-atik semua aplikasi yang ada di ponsel milik Vino.
Melihat ponselnya dalam keadaan genting, Vino bangkit dari duduknya dan langsung mengambil paksa ketika Anna tengah sibuk mengoperasikan ponselnya. Anna yang tersadar ponsel tersebut hilang segera mendongakkan kepala dan tak sengaja manik mata mereka bertemu.
Vino hanya menatap Anna tajam sedangkan Anna menatap Vino diam. Lama mereka bertatapan hingga Anna memutuskan tatapan tersebut.
"Kalau di ajak bicara itu di respon. Bukannya diem aja." Anna lalu berlalu meninggalkan Vino yang masih sibuk membenarkan ponselnya.
***
Selesai membersihkan diri, Anna keluar kamar untuk pergi ke dapur--mengambil satu toples keripik serta minuman kaleng yang berada di dalam kulkas.
Hari ini, jadwal Anna adalah menonton film terbaru yang baru saja ia download.
Setelah itu, Anna masuk ke dalam kamar. Langkah kakinya membawa dia ke arah laptopnya yang berada di meja belajar.
Saat akan menyalakan laptop, ponsel yang letaknya tak jauh darinya menyala. Anna menatap layar ponselnya beberapa saat sebelum menekan tombol hijau. Sayangnya, belum sampai ia menekan tombol tersebut, telepon sudah mati terlebih dahulu. Anna mengerutkan dahi ketika layar ponselnya mati.
"Siapa yang telepon," gumamnya kemudian menaruh ponselnya kembali.
Pandangan matanya kembali fokus dengan laptopnya yang mulai menyala. Tangannya mulai membuka salah satu file yang berisikan film terbaru.
Kemudian, dia memilih salah satu film dan memutarnya. Tapi sebelum dimulai, Anna memilih untuk mengunci pintu serta menutup tirai kamarnya. Dengan maksud agar pada saat film terputar, tidak ada yang mengganggunya.
Dalam hitungan menit, Anna mulai masuk ke dalam film tersebut dengan setoples keripik. Saat sedang tegang-tegangnya, tiba-tiba ponsel Anna kembali menyala. Membuat Anna seketika menghentikan film tersebut dan meraih ponselnya. Lagi-lagi ketika ingin menerima, telepon itu mati mendadak.
"Sebenarnya orang ini minta apa sih!" Anna menggerutu dengan kesal. Dia paling malas meladeni telepon iseng seperti ini. Bukannya sombong atau semacamnya, namun telepon seperti ini sangat mengganggu aktivitasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time ✔
Roman pour AdolescentsSemua tentang waktu. Waktu untuk bertemu. Waktu untuk bersama. Waktu untuk berpisah. Waktu untuk melupakan. Dan waktu untuk memulai hal baru. Dua sejoli yang dipertemukan kembali oleh waktu. Pertemuan yang tidak pernah mereka rencanakan. Pertemuan...