Part 7

3.6K 222 32
                                    

Aku lanjut yaaa...yang di Mulmed itu Dr. Mikaella ☝☝☝☝

Jangan lupa vote and comment,.. Ingatkan aku kalo Typo...

-------------- 👇👇👇👇

Mika baru saja selesai menyiapkan sarapan untuk Christ, ia kembali ke kamar, dengan nampan berisi 3 potong sandwich dan segelas susu, ia taruh di atas nakas dan berjalan memutari tempat tidur untuk memastikan gadis itu sudah bangun atau belum, ia menarik gorden agar matahari pagi mampu memberikan kehangatan di kamarnya

Tiba-tiba Christ duduk di kasurnya,

Mika melonjak, mundur beberapa langkah kaget dengan gerakan tiba-tiba itu, ia melotot menatap Christ dalam mode begitu, memegang dada nya yang berdegub hebat, dan tanpa ia sadari, ia memeluk gorden dengan erat, ia takut Christ marah karena dengan lancang menyisakan underwear saja di balik kaus kebesaran yang ia kenakan

gadis itu menghentak-hentakkan tangannya ke kasur, dan mengacak rambut dengan kesal, tapi.. Matanya masih terpejam, bahkan masih sangat rapat untuk orang yang sudah bangun

"Christ...!" panggil Mika perlahan,

Tubuh Christ kembali menghempas ke tempat tidur dan memeluk apapun yang dapat diraihnya, gadis itu kembali terlelap

"Ya Tuhan.. Dia mengigau.." Mika menghela nafas lega dengan gelengan kepalanya, berfikir sesaat, kemudian tertawa sendiri mengingat aksi kaget nya tadi,

Ia mendekat ke samping Bed dan duduk di sebelah Christ yang sedang meringkuk, ia tatap wajah gadis itu, begitu polos, dan lugu.. Tangannya terangkat mengusap pipi mulus Christ, menghembuskan nafasnya perlahan

"Lupakan Damian Christ... Kau... Denganku saja.. Aku janji tidak akan menyakitimu..!!" gumamnya lirih, ia tau Christ tidak mendengarnya, tapi semoga saja Tuhan dengar dan mengabulkan do'anya,

Ia menulis Note kecil untuk dibaca Christ nanti dan ditaruhnya di atas nampan, kemudian kembali mendekati gadis itu dan mencium keningnya perlahan

"Aku pergi dulu..!" gumamnya, jadwalnya pagi ini membuat Mika tidak bisa menemani Christ ataupun menjelaskan tentang kondisi Christ semalam, biarlah nanti Christ ingat dengan sendirinya,

Ia keluar apartemen menuju parkiran dan memacu mobilnya menuju rumah sakit tempat ia praktek pagi ini,

Panas matahari yang membelai wajahnya, membuat Christ mengerjap, ia membuka mata dan mencoba duduk, kepalanya pening, pandangan mengabur, ia mengucek mata lagi mencoba menajamkan penglihatannya,

Kamar bernuansa hitam putih itu membuatnya sedikit bingung, ia ada dimana dan siapa yang membawanya kesini, matanya mengitari kamar mencoba mengenali, kamar siapa ini.. Tapi tidak berhasil, sang pemilik kamar pun tidak ada disana

Ia kembali mencoba mengingat-ingat, tangannya terangkat merapikan rambut

But.. Wait... Ini.. Kaus kebesaran siapa yang ia pakai, dan.. Ya Tuhan.. Dia tidak memakai apapun di dalamnya, ia bangun cepat dengan sedikit limbung menuju cermin besar di depan tempat tidur, membuka kaus melewati kepala dan membiarkannya terjatuh pasrah di lantai

Tidak ada tanda apapun disana, hanya buah dada yang menggantung lepas tanpa penutup, dan underwear hitamnya, tidak ada sakit atau pun ngilu yang ia rasakan, make up yang kemarin di kenakannya pun tidak memudar ataupun belepotan kesana kemari, itu tandanya.. Tidak ada yang terjadi dengannya semalam, ia menghembuskan nafas, meraih kaus di lantai dan memakainya kembali, memperhatikan dirinya dalam kaus polos itu dari cermin,

The Wedding Planer 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang