Christ memulai hari nya seperti biasa, dan hari ini mungkin sangat penting baginya, setelah seminggu berfikir keras, akhirnya ia mengambil pilihan untuk menjawab video Damian...
jam 4 nanti ia akan menemui Damian di jembatan cinta di atas kanal Venecia, kalian tau, itu jembatan legendaris yang mampu menyatukan ikatan cinta siapapun hingga akhir hayat, begitu mitosnya,
Christ melangkah riang dan cepat memasuki gedung Dan's Organizer, memutar-mutar Hand Clutch di tangannya, bahkan saking cerianya, ia tidak menghiraukan panggilan Stephanie sejak di parkiran tadi,
"Ya Tuhan...!" Stephanie menepuk pundaknya,
Christ terlonjak menoleh, dan menatap Stephanie dengan memiringkan kepalanya "ada apa?"
"Aku memanggilmu sejak di parkiran tadi, kau tuli...?" Stephanie terengah mengatur nafasnya
"Oh... Benarkah.. Maaf.. Aku hanya terlalu senang..."
"Kenapa?"
Christ mengerlingkan matanya, melanjutkan langkah menuju meja kerjanya, dan menghempaskan bokong di kursi kesayangannya, sementara tangannya menjatuhkan Handclutch dengan cantik di meja
"Oh... Aku tau..." Stephanie berdiri menopang tubuh di atas meja Christ "kau akan bertemu Dokter muda itu kan?"
Christ mengangkat wajahnya "apa kau bilang?, tentu saja bukan..." terkekeh mengibas-ngibaskan tangannya
"Kemarin dia mencarimu, saat kau pergi testfood dengan Daniella..."
"Siapa?"
"Dokter muda itu, dia tampan sekali yaaa.... aku bilang kau bisa bertemu dengannya hari ini..."
"Apa.., kau suka..?, ambil saja... aku tidak bisa menemuinya hari ini... Ada janji..."
"Aku sudah mengatakannya, dia bilang akan menjemputmu nanti"
"Aku bawa mobil..." Christ mengacungkan kunci MiniCooper nya
"Terserah.." Stephanie melenggang anggun menuju ruangannya, Christ menepuk dahi nya sendiri gemas
Benar saja, sore itu Mikaela sudah melangkah di lorong kantor yang dapat dilihat Christ dalam tatapan lurusnya, Christ menarik nafas dalam-dalam
"Ok Christ... Sebentar saja.. Jangan buat dia kecewa karena merasa diberi harapan palsu olehmu"
Mika mengulas senyumnya saat sampai di depan meja Christ
"Siap pulang?" tanyanya
Christ mengangguk, menggigiti bibirnya, mengetuk-ngetuk meja "mobilku?"
"Aku minta orang mengambilnya nanti, dan mengantarnya ke apartment mu"
Christ berfikir sejenak "bagaimana kalau.. Kau.. Dan aku... Di mobil masing-masing..." ingin sekali Christ mengatakan soal rencana nya menemui Damian, tapi satu sisi lain bilang Mika mungkin akan sakit hati saat dia menolaknya, dan lebih memilih Damian
"Itu bukan kencan namanya.."
"Kau bilang kita kencan...?" tanya Christ dengan kening mengkerut
"Lalu, menurutmu apa.."
Christ membasahi bibirnya, dia sudah melakukan sejauh itu pada Mika, sampai lelaki ini berfikir menjadikannya teman kencan,
"Maaf Mika.. Tapi aku..."
"Christ, tidak ada penolakan, setelah kemarin aku kalah dari Damian, jangan buat aku kalah untuk kali ini saja.. Oke??" Mika menarik lengan Christ dan menggiringnya menuju pintu utama gedung Dan's organizer,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Planer 2
RomanceChristie, gadis 25 tahun yang dulu pernah terpuruk dalam keadaan terdalam di hidupnya, dan Damian Alexander, seorang Pria berkulit pucat, bermata sendu.. Mampu kembali membuat hidupnya berwarna.. Tapi apa yang terjadi saat Damian membuatnya kembali...