Part 9

3.2K 248 29
                                    

Haaiii... Aku Yook Sungjae... Aku kembali khaann?? Hahaha...

Kali ini aku tidak mau sekadar vote.... Comment laahhh.. Walaupun cuka sekadar.. Haii thor... Atau.. Haii cyinn.. Atau.. Lanjut thor... Hahaha

Ngarep yaa.. Gpp kan.. Aku tau kalian murah hati, 😂😂😂

----------------- 👇👇👇👇👇👇

Damian melangkah masuk tergesa kedalam sebuah rumah sakit besar, dan berhenti di depan meja bernama "Informasi" bercetak besar dan tebal menggantung di atasnya,

"Permisi... Dokter Mikaela ada?" tanyanya pada salah satu gadis berseragam rumah sakit di depannya

Semua penghuni meja menoleh, karena suara maskulin, sedikit serak itu mengalihkan perhatian mereka, tatapan kagum dan menelisik di dapati Damian dari semua wanita berpakaian sewarna itu,

Damian tidak terlihat sakit atau patah tulang, malah lebih segar dengan kemeja cokelat bergaris dan rambut tertata apik, khas tampilan seorang Eks-Mud kawakan di kantor para CEO

"Anda pasiennya?" tanya salah satu dari mereka

"Bukan..."

"Lalu.. Apa ada yang terluka?" tanya yang lain

"Tidak juga.."

"Sudah ada janji?"

Damian menimbang sebentar, kemudian tersenyum, pandangan menelisik padanya seketika berubah berbinar, dan senyum-senyum tidak karuan

"Aku.. Mau mengambil hasil Lab ibuku..." ucapnya pelan, dengan mata berkedip perlahan, beberapa melongo, bahkan menganga tidak percaya dengan pemandangan di depan mereka

Salah satu dari penjaga meja informasi gelagapan dan mulai menjawab "oh.. Ya.. Itu.. Dia ada di lantai 3 ruang lab ada setelah lorong ke dua, belok kiri.. Mau diantar?" tanyanya setengah berharap

Damian menggeleng perlahan "Tidak perlu, terimakasih.." ucapnya tersenyum semanis mungkin, perlahan, ia berbalik, sayup-sayup ribut kagum dan berkali-kali pujian akan dirinya yang berlebihan terdengar di meja Informasi setelah kepergiannya,

Ia mengikuti intruksi sang informan, dan menemukan ruangan itu, di ketuknya perlahan

Tidak ada jawaban, di ketuk lagi setengah kencang, hingga pintu terbuka, seorang suster berdiri disana, sedikit terpana melihat penampakan, eh... Maksudnya pemandangan segar di depannya, sedikit kikuk, mencoba tersenyum, tapi di urungkan.. Karena pria berwajah mempesona di depannya ini tidak ada ramah-ramahnya sama sekali, terlihat dari tatapan lurus tanpa ekspresi dan bibir sedikit penuh itu terkatup,

"Maaf.. Anda cari siapa?" tanya sang suster perlahan,

"Dokter Mikaela ada di dalam?" tanya Damian sedikit tergesa, ia sudah tidak ingin dihalangi siapapun untuk bertegur bogem dengan sang Dokter yang berani membawa kabur wanita nya

Suster itu mengangguk "ia di dalam.." jawabnya, lalu keluar dengan masih membukakan pintu, sedikit menarik nafas menghirup aroma mint nan menyegarkan otak yang menguar dari tubuh pria tampan yang baru saja melewatinya,

Damian memutarkan pandangannya mencari sosok yang ia cari, Mika ada, sedang membelakanginya, menganalisa hasil rontgen yang baru saja di dapatnya,

"Suster.. Tolong bawakan padaku data pasien di faviliun Matahari, aku ingin melihatnya sekali lagi.." ucap Pria berkemeja biru dongker itu, masih membelakangi Damian

The Wedding Planer 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang